Kumpulangambar tentang surat al an am ayat 103 latin dan artinya, klik untuk melihat koleksi gambar lain di kibrispdr.org. 103, dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan dialah yang mahahalus, . Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala yang kelihatan; 2
- Berikut ini dijelaskan beberapa keutamaan Surah Al Asr yang perlu diketahui. Amalkan Surah Al Asr setiap hari mendatangkan ridho Allah. Berikut bacaan dan keutamaannya. Surat Al Asr berarti waktu sore merupakan surat ke-103 dari kitab suci Alquran. Surat Al Asr terdiri atas 3 ayat dan tergolong surah Makkiyah karena diturunkan di Mekkah. Baca juga 6 Keistimewaan Baca Surat An Nasr, Bermakna Pertolongan dan Kabar Gembira Kata Al Asr berarti waktu atau masa dan diambil dari ayat pertama surat ini. Surat AlAsr terletak setelah surah Al Kautsar dan sebelum surah Al Humazah. Isi surat Al-Asr mengabarkan bahwa sesungguhnya semua manusia itu berada dalam keadaan merugi kecuali dia termasuk mereka yang selalu beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Berikut keutamaan Surat Al-Asr dalam Bahasa Arab, Tulisan Latin dan Terjemahan. Baca juga Viral Orangtua Tak Tahu Terima Kasih, Padahal Anaknya Sudah Ditolong, Nyaris Mati Tenggelam Baca juga Amalan Agar Rezeki Melimpah, Berikut Cara Mengamalkan Surat Al Waqiah Berikut keutamaan Surat Al-Asr menurut Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dilansir melalui kanal YouTube iNews Religi. Ada empat kunci agar tidak rugi menurut Surat Al-Ashr yakni Jadi kita sama jatahnya 24 jam sehari, ada yang dengan 24 jam bisa mnengurus dunia, ada yang mengurus perusahaan besar. Tapi ada yang mengurus diri saja tidak sanggup, padahal waktunya sama.
103 Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, "Sesungguhnya Al-Qur'an itu hanya diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)." Bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa Muhammad belajar) kepadanya adalah bahasa 'Ajam, padahal ini (Al-Qur'an) adalah dalam bahasa Arab yang jelas.
وَلَا تَطْرُدِ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِم مِّن شَىْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِم مِّن شَىْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ Arab-Latin Wa lā taṭrudillażīna yad'ụna rabbahum bil-gadāti wal-'asyiyyi yurīdụna waj-hah, mā 'alaika min ḥisābihim min syai`iw wa mā min ḥisābika 'alaihim min syai`in fa taṭrudahum fa takụna minaẓ-ẓālimīnArtinya Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu berhak mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim. Al-An'am 51 ✵ Al-An'am 53 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Berharga Terkait Surat Al-An’am Ayat 52 Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 52 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan pelajaran berharga dari ayat ini. Didapatkan sekumpulan penjelasan dari banyak mufassirin berkaitan isi surat Al-An’am ayat 52, di antaranya sebagaimana termaktub📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan janganlah engkau wahai nabi, menjauhka dari majelismu orang-orang islam lemah yang menyembah tuhan mereka di pagi dan di petang hari, sedang mereka itu mengharapkan dengan amal-amal shalih yang mereka perbuat wajah Allah. Engkau tidak terkena tanggung jawab sedikitpun atas perbuatan-perbuatan orang-orang faqir itu. Allah lah yang memintai pertanggungjawaban kepada mereka. Dan merekapun tiadk memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu. Maka jika engkau mengusir mereka, niscaya engkau termasuk orang-orang yang melampaui batas rambu-rambu Allah yang meletakan sesuatu tidak pada tempatnya yang tepat.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram52. Janganlah kamu -wahai Rasul- menjauhkan dari majelismu orang-orang miskin dari kalangan muslimin yang senantiasa beribadah kepada Allah di waktu pagi dan petang hari secara ikhlas. Janganlah kamu mengusir mereka karena kamu ingin meluluhkan hati para pembesar orang-orang musyrik. Kamu sama sekali tidak bertanggung jawab atas perbuatan orang-orang miskin itu. Karena tanggung jawab mereka ada di sisi Allah. Sungguh, jika kamu mengusir mereka dari majelismu, kamu akan termasuk orang-orang yang melanggar aturan Allah.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah52. Allah membantah orang-orang musyrik yang meminta Rasulullah untuk mengusir para sahabat yang lemah dan miskin, dengan melarangnya melakukan permintaan mereka. Hal ini karena para sahabat itu adalah orang-orang yang senantiasa ikhlas beribadah kepada Allah di pagi dan petang hari tanpa mengharap balasan dari siapapun kecuali Allah; maka mengapa kamu akan mengusir mereka? Kamu tidak bertanggungjawab memikul kesalahan-kesalahan mereka, tidak pula dibebani menanggung rezeki mereka; dan merekapun tidak bertanggung jawab akan hal itu terhadapmu; maka jika kamu mengusir mereka maka kamu termasuk orang-orang yang melanggar hukum Allah dan syariat-Nya. Dan Rasulullah tidak akan menjadi bagian dari orang-orang yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah52. وَلَا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَوٰةِ وَالْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya Yakni yang berdoa kepada Allah siang dan malam serta berzikir kepada-Nya dengan penuh keikhlasan, tidak mengharapkan kecuali keridhaan Allah. مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِم مِّن شَىْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِم مِّن شَىْءٍ Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu Yakni perhitungan hisab terhadap mereka adalah tanggungan mereka, kamu tidak memiliki tanggung jawab atas mereka sedikitpun, dan perhitungan terhadapmu adalah tanggunganmu, mereka tidak memiliki tanggung jawab atas kamu sedikitpun. Maka atas alasan apa kamu akan mengusir mereka? Yakni oleh sebab itu datangilah mereka dan ajak mereka duduk dan jangan usir mereka, untuk menjaga perasaan orang yang tidak serupa dengan mereka dalam hal beragama dan kemuliaan. فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ الظّٰلِمِينَyang menyebabkan kamu berhak mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim Yakni jika kamu mengusir mereka maka kamu termasuk orang-orang yang zalim.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi ArabiaBahkan orang shalih sekalipun bisa setara dengan orang-orang zhalim, yakni ketika ia mengusir orang-orang shalih dari majlisnya atau menyakiti mereka.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah52 Dan janganlah kamu mengusir orang-orang fakir miskin dari majlismu wahai rasul, sedangkan mereka juga menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, mereka hanya mengharap keridhoan Tuhannya dalam beribadah. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu berhak mengusir mereka atas dasar bahwa mereka tidak sederajat dengan orang-orang yang selain mereka dalam agama dan keutamaan, lalu engkau menjadi orang zalim jika mengusir mereka. Ayat ini turun untuk Sa’ad bin Abi Waqosh dan Abdullah bin Mas’ud dan Urbiah, mereka berkata kepada Rasulullah Usirlah mereka, karena kami malu jika kami menjadi pengikutmu seperti mereka itu.” Riwayat ini adalah riwayat Ibnu Hubban dan Hakim yang menerangkan Ibnu Mas’ud bersama para pembesar Qurays, dan riwayat yang sahih adalah riwayat Muslim yang menerangkan bahwa orang enam itu yang meminta untuk mengusir orang-orang fakir miskin dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahJanganlah kamu mengusir} janganlah kamu menjauhkan {orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang} pada permulaan siang dan akhir siang {mereka mengharapkan keridhaanNya} dengan amal itu mereka mengharapkan ridha Allah yang Maha Mulia {Kamu tidak bertanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka} kamu sedikitpun tidak bertanggung jawab atas mereka {dan mereka tidak bertanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu} mereka sedikitpun tidak bertanggung jawab atas dirimu {sehingga kamu mengusir mereka} menjauhkan mereka {jika melakukannya} maka kamu termasuk orang-orang yang zalim📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H52. “ Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhanmu di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki wajahNya.” Janganlah kamu mengusir orang-orang ahli ibadah dan ihklas dari dirimu dan dari teman bergaulmu karena kamu ingin bergaul dengan selain mereka. Janganlah kamu mengusir orang-orang yang selalu berdo’a kepada tuhanmu dengan do’a ibadah melalui dzikir, shalat dan lain-lain serta doa permintaan di awal dan akhir siang dan yang mereka cari adalah Wajahullah. Mereka tidak mempunyai tujuan selain tujuan yang mulia ini, mereka tidak layak untuk diusir dan diacuhkan. Justru mereka layak untu diberi loyalitas, dicintai, dibantu, dan didekati, karena mereka adalah manusia pilihan walaupun mereka adalah orang-orang yang miskin orang-orang yang mulia dalam arti sebenarnya, walaupun di mata manusia mereka di remehkan. “ Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka, dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu.” Maksudnya, masing-masing memiliki hisab dan amalannya yang baik dan yang buruk, “ yang menyebabkan kamu berhak mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zhalim.” Rasululoh telah benar-benar menaati perintah ini, jika orang-orang Mumin duduk bersamanya, maka beliau menyabarkan dirinya terhadap mereka, bergaul baik dengan mereka, berdikap ramah, berprilaku baik, dan mendekatkan dirinya kepada mereka, bahkan mereka adalah mayoritas ahli majelisnya. Penyebab turunnya ayat-ayat ini adalah beberapa kalangan orang-orang Quraisy atau orang-orang Arab yang keras berkata kepada Nabi, “ Jika kamu ingin kami beriman dan mengikutimu, maka usirlah fulan dan fulan orang-orang fakir dari kalangan sahabat karena kami malu jika orang Arab melihat kami duduk dengan orang-orang miskin itu.” Karena buguti nabi ingi mengislamkan mereka , dan agar mereka mengikutinya, maka hatinya mempunyai cenderung kesana, maka Allah memperingatkan dengan ayat-ayat ini dan sejenisnya.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-An’am ayat 52 Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang duduk-duduk bersama orang mukmin yang dianggap rendah dan miskin oleh kaum Quraisy, datanglah beberapa pemuka Quraisy hendak bicara dengan Rasulullah, tetapi mereka enggan duduk bersama mukmin itu, dan mereka mengusulkan supaya orang-orang mukmin itu diusir saja, lalu turunlah ayat ini. Imam Muslim meriwayatkan dari Sa'ad ia berkata, "Tentang aku turun ayat, "Wa laa tathrudilladziina yad'uuna rabbahum bil ghadaati wal 'asyiyy." Sa'ad berkata, "Ayat ini turun tentang enam orang; saya dan Ibnu Mas'ud termasuk di antaranya. Ketika itu kaum musyrik berkata kepada Beliau, "Apakah kamu mendekatkan mereka ini?" Jika memang jiwa mereka tidak diridhai. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengikuti perintah Allah ini, oleh karenanya jika kaum fakir dari kaum mukmin duduk, Beliau menahan diri duduk bersama mereka, berbuat baik dengan mereka dan mendekatkan mereka kepadanya, bahkan mereka adalah orang yang paling banyak berada di majlis Rasulullah shallallahu 'alaihi wa dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 52Ayat ini turun berkaitan dengan peristiwa ketika nabi Muhammad sedang bersama para sahabat dari golongan kurang mampu seperti bilal bin rabah dan kawan-kawan, maka datang para tokoh musyrik yang katanya mau mendengar dakwah nabi dengan syarat beliau mengusir orang-orang miskin tersebut. Allah mengingatkan nabi untuk tidak melakukan itu. Janganlah engkau, wahai nabi, mengusir orang-orang miskin yang menyeru tuhannya, yaitu beribadah dengan sungguh-sungguh, pada pagi dan petang hari. Mereka hanya mengharapkan keridaan-Nya. Sedangkan atas para tokoh musyrik tersebut engkau tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu. Karena itu, wahai nabi, engkau tidak perlu khawatir yang menyebabkan engkau mengusir mereka. Jika itu engkau lakukan, maka engkau termasuk orangorang yang zalim. Pelajaran utama ayat ini adalah dalam menyampaikan dakwah tidak boleh membeda-bedakan dan bersikap diskriminatif terhadap objek dakwah berdasarkan status sosialnya. Orang-orang musyrik menganggap bahwa kemuliaan hidup dinilai dari sisi materi, seperti dalam kasus yang menjadi sebab turunnya ayat 52 surah ini, maka ayat 53 ini menegaskan bahwa demikianlah kami telah menguji sebagian mereka, yaitu orang yang kaya dengan berbagai macam kesuksesannya, dengan sebagian yang lain, yaitu orang yang miskin dengan segala kekurangannya, sehingga mereka, orang yang kaya dan berkuasa itu, berkata dengan penuh kesombongan, orang-orang semacam inikah yang status sosialnya rendah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah, yaitu beriman dan mengikutimu' Allah berfirman untuk meluruskan kekeliruan mereka, tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur kepada-Nya' benar adanya, bahwa Allah menganugerahkan berbagai nikmat kepada siapa yang dikehendakinya. Dengan demikian, kekayaan materi yang dianugerahkan kepada seseorang bukanlah pertanda Allah dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah beberapa penafsiran dari para mufassirin terkait kandungan dan arti surat Al-An’am ayat 52 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa faidah bagi kita semua. Bantulah syi'ar kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan Halaman Cukup Banyak Dilihat Tersedia berbagai materi yang cukup banyak dilihat, seperti surat/ayat An-Naziat, Al-Kahfi 1-10, Al-Qari’ah, Az-Zumar 53, Al-Lahab, An-Nashr. Juga Al-Ashr, Quraisy, Al-Ma’idah 3, Bismillah, Yusuf, An-Nisa 59. An-NaziatAl-Kahfi 1-10Al-Qari’ahAz-Zumar 53Al-LahabAn-NashrAl-AshrQuraisyAl-Ma’idah 3BismillahYusufAn-Nisa 59 Pencarian al maidah ayat 17, al mulk lengkap arab, an nisa ayat 49, surat yusuf ayat 15, an nisa 159 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
103 Dan Kami sangat tahu bahwa orang-orang musyrik itu berkata: "Sesungguhnya yang mengajari Muhammad Al-Qur'an adalah manusia dari anak cucu Adam, dia adalah anak laki-laki Al-Faqih Ibnul Mugirah yang bernama Jabar yang merupakan orang Nasrani Roma dari daerah Sisilia. Dia membuat pedang kemudian masuk Islam.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمٰتِ وَالنُّوْرَ ەۗ ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ Al-ḥamdu lillāhil-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa jaalaẓ-ẓulumāti wan-nūra, ṡummal-lażīna kafarū birabbihim yadilūna. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan kegelapan-kegelapan dan cahaya. Sungguhpun demikian, orang-orang yang kufur mempersamakan tuhan mereka dengan sesuatu yang lain. هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ طِيْنٍ ثُمَّ قَضٰٓى اَجَلًا ۗوَاَجَلٌ مُّسَمًّى عِنْدَهٗ ثُمَّ اَنْتُمْ تَمْتَرُوْنَ Huwal-lażī khalaqakum min ṭīnin ṡumma qaḍā ajalān, wa ajalum musamman indahū ṡumma antum tamtarūna. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menentukan batas waktu hidup masing-masing. Waktu yang ditentukan untuk kebangkitan setelah mati ada pada-Nya. Kemudian, kamu masih meragukannya. وَهُوَ اللّٰهُ فِى السَّمٰوٰتِ وَفِى الْاَرْضِۗ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُوْنَ Wa huwallāhu fis-samāwāti wa fil-arḍi, yalamu sirrakum wa jahrakum wa yalamu mā taksibūna. Dialah Allah yang disembah di langit dan di bumi. Dia mengetahui apa pun yang kamu rahasiakan dan kamu tampakkan serta mengetahui apa pun yang kamu usahakan. وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ Wa mā ta'tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānū anhā muriḍīna. Tidaklah datang kepada mereka satu ayat pun dari ayat-ayat Tuhan mereka, kecuali mereka pasti berpaling darinya. فَقَدْ كَذَّبُوْا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْۗ فَسَوْفَ يَأْتِيْهِمْ اَنْۢبـٰۤؤُا مَا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ Faqad każżabū bil-ḥaqqi lammā jā'ahum fa saufa ya'tīhim ambā'u mā kānū bihī yastahzi'ūna. Sungguh, mereka telah mendustakan kebenaran Al-Qur’an ketika sampai kepada mereka. Maka, kelak akan sampai kepada mereka berita-berita tentang kebenaran sesuatu yang selalu mereka perolok-olokkan. اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَّكُمْ وَاَرْسَلْنَا السَّمَاۤءَ عَلَيْهِمْ مِّدْرَارًا ۖوَّجَعَلْنَا الْاَنْهٰرَ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَنْشَأْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا اٰخَرِيْنَ Alam yarau kam ahlaknā min qablihim min qarnim makkanāhum fil-arḍi mā lam numakkil lakum wa arsalnas-samā'a alaihim midrārān, wa jaalnal-anhāra tajrī min taḥtihim fa ahlaknāhum biżunūbihim wa ansya'nā mim badihim qarnan ākharīna. Tidakkah mereka perhatikan betapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan? Yaitu generasi yang telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yang belum pernah Kami lakukan kepada kamu; dan Kami curahkan air hujan yang lebat, Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka; lalu Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka, selanjutnya Kami munculkan sesudah mereka generasi lain. وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتٰبًا فِيْ قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوْهُ بِاَيْدِيْهِمْ لَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ Wa lau nazzalnā alaika kitāban fī qirṭāsin fa lamasūhu bi'aidīhim laqālal-lażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīnun. Seandainya Kami turunkan kepadamu Nabi Muhammad kitab berupa tulisan pada kertas sehingga mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, pastilah orang-orang kafir itu mengatakan, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.” وَقَالُوْا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ ۗوَلَوْ اَنْزَلْنَا مَلَكًا لَّقُضِيَ الْاَمْرُ ثُمَّ لَا يُنْظَرُوْنَ Wa qālū lau lā unzila alaihi malakun, wa lau anzalnā malakal laquḍiyal-amru ṡumma lā yunẓarūna. Mereka berkata, “Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya Nabi Muhammad?” Andaikata Kami turunkan malaikat, niscaya selesailah urusan mereka dibinasakan karena pengingkaran kemudian mereka tidak lagi ditangguhkan sedikit pun untuk bertobat. وَلَوْ جَعَلْنٰهُ مَلَكًا لَّجَعَلْنٰهُ رَجُلًا وَّلَلَبَسْنَا عَلَيْهِمْ مَّا يَلْبِسُوْنَ Wa lau jaalnāhu malakal lajaalnāhu rajulaw wa lalabasnā alaihim mā yalbisūna. Seandainya Kami jadikan dia rasul itu dari malaikat, tentu Kami jadikan dia berwujud laki-laki, dan pasti Kami buat mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu. وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِيْنَ سَخِرُوْا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ Wa laqadistuhzi'a birusulim min qablika fa ḥāqa bil-lażīna sakhirū minhum mā kānū bihī yastahzi'ūna. Sungguh, rasul-rasul sebelum engkau Nabi Muhammad benar-benar telah diperolok-olokkan, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemooh mereka rasul-rasul apa azab yang selalu mereka perolok-olokkan. قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ Qul sīrū fil-arḍi ṡummanẓurū kaifa kāna āqibatul-mukażżibīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” قُلْ لِّمَنْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قُلْ لِّلّٰهِ ۗ كَتَبَ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ ۗ لَيَجْمَعَنَّكُمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَا رَيْبَ فِيْهِۗ اَلَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Qul limam mā fis-samāwāti wal-arḍi, qul lillāhi, kataba alā nafsihir-raḥmahta, layajmaannakum ilā yaumil-qiyāmati lā raiba fīhi, al-lażīna khasirū anfusahum fahum lā yu'minūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?” Katakanlah, “Milik Allah.” Dia telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya. Sungguh, Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman. ۞ وَلَهٗ مَا سَكَنَ فِى الَّيْلِ وَالنَّهَارِ ۗوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ Wa lahū mā sakana fil-laili wan-nahāri, wa huwas-samīul-alīmu. Milik-Nyalah segala sesuatu yang ada pada malam dan siang hari. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. قُلْ اَغَيْرَ اللّٰهِ اَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا يُطْعَمُ ۗ قُلْ اِنِّيْٓ اُمِرْتُ اَنْ اَكُوْنَ اَوَّلَ مَنْ اَسْلَمَ وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ Qul agairallāhi attakhiżu waliyyan fāṭiris-samāwāti wal-arḍi wa huwa yuṭimu wa lā yuṭamu, qul innī umirtu an akūna awwala man aslama wa lā takūnanna minal-musyrikīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah selain Allah, Pencipta langit dan bumi serta Dia memberi makan dan tidak diberi makan, akan aku jadikan sebagai pelindung?” Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi orang pertama yang berserah diri kepada Allah, dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.” قُلْ اِنِّيْٓ اَخَافُ اِنْ عَصَيْتُ رَبِّيْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ Qul innī akhāfu in aṣaitu rabbī ażāba yaumin aẓīmin. Katakanlah, “Sesungguhnya aku takut azab pada hari yang besar kiamat jika aku durhaka kepada Tuhanku.” مَنْ يُّصْرَفْ عَنْهُ يَوْمَىِٕذٍ فَقَدْ رَحِمَهٗ ۗوَذٰلِكَ الْفَوْزُ الْمُبِيْنُ May yuṣraf anhu yauma'iżin faqad raḥimahū, wa żālikal-fauzul-mubīnu. Siapa yang dijauhkan darinya azab pada hari itu, maka sungguh Dia telah merahmatinya. Itulah keberuntungan yang nyata. وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗٓ اِلَّا هُوَ ۗوَاِنْ يَّمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ Iy yamsaskallāhu biḍurrin falā kāsyifa lahū illā huwa, wa iy yamsaska bikhairin fa huwa alā kulli syai'in qadīrun. Jika Allah menimpakan kemudaratan kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia; dan jika Dia memberikan kebaikan kepadamu, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖۗ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ Wa huwal-qāhiru fauqa ibādihī, wa huwal-ḥakīmul-khabīru. Dialah Penguasa atas hamba-hamba-Nya, dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. قُلْ اَيُّ شَيْءٍ اَكْبَرُ شَهَادَةً ۗ قُلِ اللّٰهُ ۗشَهِيْدٌۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ ۗوَاُوْحِيَ اِلَيَّ هٰذَا الْقُرْاٰنُ لِاُنْذِرَكُمْ بِهٖ وَمَنْۢ بَلَغَ ۗ اَىِٕنَّكُمْ لَتَشْهَدُوْنَ اَنَّ مَعَ اللّٰهِ اٰلِهَةً اُخْرٰىۗ قُلْ لَّآ اَشْهَدُ ۚ قُلْ اِنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ وَّاِنَّنِيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ Qul ayyu syai'in akbaru syahādahtan, qulillāhu syahīdum bainī wa bainakum, wa ūḥiya ilayya hāżal-qur'ānu li'unżirakum bihī wa man balaga, a'innakum latasyhadūna anna maallāhi ālihatan ukhrā, qul lā asyhadu, qul innamā huwa ilāhuw wāḥiduw wa innanī barī'um mimmā tusyrikūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?” Katakanlah, “Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengan itu aku mengingatkan kamu dan orang yang sampai Al-Qur’an kepadanya. Apakah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain selain Allah?” Katakanlah, “Aku tidak bersaksi.” Katakanlah, “Sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku lepas tangan dari apa yang kamu persekutukan.” اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْرِفُوْنَهٗ كَمَا يَعْرِفُوْنَ اَبْنَاۤءَهُمْۘ اَلَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ࣖ Al-lażīna ātaināhumul-kitāba yarifūnahū kamā yarifūna abnā'ahum, al-lażīna khasirū anfusahum fahum lā yu'minūna. Orang-orang yang telah Kami beri Kitab mengenalnya Nabi Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan diri sendiri itu tidak beriman. وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ Wa man aẓlamu mimmaniftarā alallāhi każiban au każżaba bi'āyātihī, innahū lā yufliḥuẓ-ẓālimūna. Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung. وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًا ثُمَّ نَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَيْنَ شُرَكَاۤؤُكُمُ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ Wa yauma naḥsyuruhum jamīan ṡumma naqūlu lil-lażīna asyrakū aina syurakā'ukumul-lażīna kuntum tazumūna. Ingatlah tatkala Kami kumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang mempersekutukan Kami, “Manakah sekutu-sekutumu yang kamu sangkakan?” ثُمَّ لَمْ تَكُنْ فِتْنَتُهُمْ اِلَّآ اَنْ قَالُوْا وَاللّٰهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِيْنَ Ṡumma lam takun fitnatuhum illā an qālū wallāhi rabbinā mā kunnā musyrikīna. Kemudian, mereka tidak punya jawaban atas kebohongan mereka, kecuali terpaksa mengatakan, “Demi Allah, Tuhan kami, kami bukanlah orang-orang musyrik.” اُنْظُرْ كَيْفَ كَذَبُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ Unẓur kaifa każabū alā anfusihim wa ḍalla anhum mā kānū yaftarūna. Perhatikanlah Nabi Muhammad bagaimana mereka berdusta terhadap diri sendiri. Lenyaplah dari mereka apa kebohongan yang selalu mereka ada-adakan. وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُ اِلَيْكَ ۚوَجَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًا ۗوَاِنْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَا ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءُوْكَ يُجَادِلُوْنَكَ يَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ Wa minhum may yastamiu ilaika, wa jaalnā alā qulūbihim akinnatan ay yafqahūhu wa fī āżānihim waqrān, wa iy yarau kulla āyatil lā yu'minū bihā, ḥattā iżā jā'ūka yujādilūnaka yaqūlul-lażīna kafarū in hāżā illā asāṭīrul-awwalīna. Di antara mereka ada yang mendengarkan engkau Nabi Muhammad membaca Al-Qur’an, padahal Kami menjadikan di hati mereka penutup, sehingga mereka tidak memahaminya, dan Kami jadikan pada telinga mereka penyumbat. Jika mereka melihat segala tanda kebenaran, mereka tetap tidak beriman padanya, sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, “Ini Al-Qur’an tiada lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.” وَهُمْ يَنْهَوْنَ عَنْهُ وَيَنْـَٔوْنَ عَنْهُ ۚوَاِنْ يُّهْلِكُوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ Wa hum yanhauna anhu wa yan'auna anhu, wa iy yuhlikūna illā anfusahum wa mā yasyurūna. Mereka melarang orang lain mendengarkannya Al-Qur’an dan mereka pun menjauhkan diri darinya. Mereka tidak membinasakan kecuali diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak menyadari. وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ وُقِفُوْا عَلَى النَّارِ فَقَالُوْا يٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰيٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ Wa lau tarā iż wuqifū alan-nāsi fa qālū yā laitanā nuraddu wa lā nukażżiba bi'āyāti rabbinā wa nakūna minal-mu'minīna. Seandainya engkau Nabi Muhammad melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan ke dunia, tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, dan kami menjadi orang-orang mukmin.” بَلْ بَدَا لَهُمْ مَّا كَانُوْا يُخْفُوْنَ مِنْ قَبْلُ ۗوَلَوْ رُدُّوْا لَعَادُوْا لِمَا نُهُوْا عَنْهُ وَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ Bal badā lahum mā kānū yukhfūna min qablu, wa lau ruddū laādū limā nuhū anhu wa innahum lakāżibūna. Namun, sebenarnya kejahatan yang mereka selalu sembunyikan dahulu telah tampak bagi mereka. Seandainya dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Sesungguhnya mereka benar-benar para pendusta. وَقَالُوْٓا اِنْ هِيَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوْثِيْنَ Wa qālū in hiya illā ḥayātunad-dun-yā wa mā naḥnu bimabūṡīna. Mereka pun akan mengatakan, “Hidup hanyalah di dunia ini dan kita tidak akan dibangkitkan.” وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ وُقِفُوْا عَلٰى رَبِّهِمْ ۗ قَالَ اَلَيْسَ هٰذَا بِالْحَقِّ ۗقَالُوْا بَلٰى وَرَبِّنَا ۗقَالَ فَذُوْقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ ࣖ Wa lau tarā iż wuqifū alā rabbihim, qāla alaisa hāżā bil-ḥaqqi, qālū balā wa rabbinā, qāla fa żūqul-ażāba bimā kuntum takfurūna. Seandainya engkau Nabi Muhammad melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya tentulah engkau melihat peristiwa yang luar biasa. Dia berfirman, “Bukankah kebangkitan ini benar?” Mereka menjawab, “Sungguh benar, demi Tuhan kami.” Dia berfirman, “Rasakanlah azab ini karena kamu selalu kufur kepadanya.” قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِ ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوْا يٰحَسْرَتَنَا عَلٰى مَا فَرَّطْنَا فِيْهَاۙ وَهُمْ يَحْمِلُوْنَ اَوْزَارَهُمْ عَلٰى ظُهُوْرِهِمْۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَزِرُوْنَ Qad khasiral-lażīna każżabū biliqā'illāhi, ḥattā iżā jā'athumus-sāatu bagtatan qālū yā ḥasratanā alā mā farraṭnā fīhā, wa hum yaḥmilūna auzārahum alā ẓuhūrihim, alā sā'a mā yazirūna. Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah. Maka, apabila hari Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami atas kelalaian kami tentangnya hari Kiamat,” sambil memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu. وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Wa mal-ḥayātud-dun-yā illā laibuw wa lahwun, wa lad-dārul-ākhiratu khairul lil-lażīna yattaqūna, afalā taqilūna. Kehidupan dunia hanyalah permainan dan kelengahan, sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti? قَدْ نَعْلَمُ اِنَّهٗ لَيَحْزُنُكَ الَّذِيْ يَقُوْلُوْنَ فَاِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُوْنَكَ وَلٰكِنَّ الظّٰلِمِيْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ يَجْحَدُوْنَ Qad nalamu innahū layaḥzunukal-lażī yaqūlūna fa innahum lā yukażżibūnaka wa lākinnaẓ-ẓālimīna bi'āyātillāhi yajhadūna. Sungguh, Kami mengetahui bahwa sesungguhnya apa yang mereka katakan itu betul-betul membuatmu Nabi Muhammad bersedih. Bersabarlah karena sebenarnya mereka tidak mendustakanmu, tetapi orang-orang zalim itu selalu mengingkari ayat-ayat Allah. وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوْا عَلٰى مَا كُذِّبُوْا وَاُوْذُوْا حَتّٰٓى اَتٰىهُمْ نَصْرُنَا ۚوَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِ اللّٰهِ ۚوَلَقَدْ جَاۤءَكَ مِنْ نَّبَإِ۟ى الْمُرْسَلِيْنَ Wa laqad kużżibat rusulum min qablika fa ṣabarū alā mā kużżibū wa ūżū ḥattā atāhum naṣrunā, wa lā mubaddila likalimātillāhi, wa laqad jā'aka min naba'il-mursalīna. Sungguh rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, lalu mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan yang dilakukan terhadap mereka sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tidak ada yang dapat mengubah kalimāt Allah. Sungguh, telah datang kepadamu sebagian berita rasul-rasul itu. وَاِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكَ اِعْرَاضُهُمْ فَاِنِ اسْتَطَعْتَ اَنْ تَبْتَغِيَ نَفَقًا فِى الْاَرْضِ اَوْ سُلَّمًا فِى السَّمَاۤءِ فَتَأْتِيَهُمْ بِاٰيَةٍ ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدٰى فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ Wa in kāna kabura alaika irāḍuhum fa inistaṭata an tabtagiya nafaqan fil-arḍi au sullaman fis-samā'i fa ta'tiyahum bi'āyahtin, wa lau syā'allāhu lajamaahum alal-hudā falā takūnanna minal-jāhilīna. Jika keberpalingan mereka terasa berat bagimu Nabi Muhammad, andaikan engkau dapat membuat lubang di bumi atau tangga ke langit lalu engkau dapat mendatangkan bukti mukjizat kepada mereka, maka buatlah. Seandainya Allah menghendaki, tentu Dia akan menjadikan mereka semua mengikuti petunjuk. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang bodoh. ۞ اِنَّمَا يَسْتَجِيْبُ الَّذِيْنَ يَسْمَعُوْنَ ۗوَالْمَوْتٰى يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ ثُمَّ اِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ Innamā yastajībul-lażīna yasmaūna, wal-mautā yabaṡuhumullāhu ṡumma ilaihi yurjaūna. Hanya orang-orang yang menyimak ayat-ayat Allah sajalah yang mematuhi seruan-Nya. Adapun orang-orang yang mati kelak akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan. وَقَالُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ اٰيَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖۗ قُلْ اِنَّ اللّٰهَ قَادِرٌ عَلٰٓى اَنْ يُّنَزِّلَ اٰيَةً وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ Wa qālū lau lā nuzzila alaihi āyatum mir rabbihī, qul innallāha qādirun alā ay yunazzila āyataw wa lākinna akṡarahum lā yalamūna. Mereka orang-orang musyrik berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya Nabi Muhammad suatu bukti mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah, “Sesungguhnya Allah Mahakuasa menurunkan suatu bukti mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰۤىِٕرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّآ اُمَمٌ اَمْثَالُكُمْ ۗمَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ Wa mā min dābbatin fil-arḍi wa lā ṭā'iriy yaṭīru bijanāḥaihi illā umamun amṡālukum, mā farraṭnā fil-kitābi min syai'in ṡumma ilā rabbihim yuḥsyarūna. Tidak ada seekor hewan pun yang berada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat juga seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam kitab, kemudian kepada Tuhannya mereka dikumpulkan. وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا صُمٌّ وَّبُكْمٌ فِى الظُّلُمٰتِۗ مَنْ يَّشَاِ اللّٰهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَّشَأْ يَجْعَلْهُ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ Wal-lażīna każżabū bi'āyātinā ṣummuw wa bukmun fiẓ-ẓulumāti, may yasya'illāhu yuḍlilhu wa may yasya' yajalhu alā ṣirāṭim mustaqīmin. Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami seperti orang yang tuli dan bisu, serta berada dalam berbagai kegelapan. Siapa yang dikehendaki Allah dalam kesesatan, niscaya disesatkan-Nya. Siapa yang dikehendaki Allah dalam petunjuk, niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus. قُلْ اَرَءَيْتَكُمْ اِنْ اَتٰىكُمْ عَذَابُ اللّٰهِ اَوْ اَتَتْكُمُ السَّاعَةُ اَغَيْرَ اللّٰهِ تَدْعُوْنَۚ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Qul ara'aitakum in atākum ażābullāhi au atatkumus-sāatu agairallāhi tadūna, in kuntum ṣādiqīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Terangkanlah kepadaku bahwa jika siksaan Allah sampai kepadamu di dunia atau hari Kiamat sampai kepadamu, apakah kamu tetap akan menyeru tuhan selain Allah, jika kamu merasa orang yang benar?” بَلْ اِيَّاهُ تَدْعُوْنَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُوْنَ اِلَيْهِ اِنْ شَاۤءَ وَتَنْسَوْنَ مَا تُشْرِكُوْنَ ࣖ Bal iyyāhu tadūna fa yaksyifu mā tadūna ilaihi in syā'a wa tansauna mā tusyrikūna. Tidak! Hanya kepada-Nya kamu menyeru. Maka, jika Dia menghendaki, Dia hilangkan apa bahaya dan siksa yang karenanya kamu memohon kepada-Nya, dan karena dahsyatnya keadaan kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan dengan Allah. وَلَقَدْ اَرْسَلْنَآ اِلٰٓى اُمَمٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَاَخَذْنٰهُمْ بِالْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُوْنَ Wa laqad arsalnā ilā umamim min qablika fa akhażnāhum bil-ba'sā'i waḍ-ḍarrā'i laallahum yataḍarraūna. Sungguh, Kami telah mengutus para rasul kepada umat-umat sebelum engkau, tetapi mereka membangkang, kemudian Kami siksa mereka dengan menimpakan kemelaratan dan kesengsaraan, agar tunduk merendahkan diri kepada Allah. فَلَوْلَآ اِذْ جَاۤءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوْا وَلٰكِنْ قَسَتْ قُلُوْبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Falau lā iż jā'ahum ba'sunā taḍarraū wa lākin qasat qulūbuhum wa zayyana lahumusy-syaiṭānu mā kānū yamalūna. Akan tetapi, mengapa mereka tidak tunduk merendahkan diri kepada Allah ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan. فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ Falammā nasū mā żukkirū bihī fataḥnā alaihim abwāba kulli syai'in, ḥattā iżā fariḥū bimā ūtū akhażnāhum bagtatan fa iżā hum mublisūna. Maka, ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu kesenangan untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa. فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۗ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ Fa quṭia dābirul-qaumil-lażīna ẓalamū, wal-ḥamdu lillāhi rabbil-ālamīna. Maka, orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. قُلْ اَرَاَيْتُمْ اِنْ اَخَذَ اللّٰهُ سَمْعَكُمْ وَاَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ مَّنْ اِلٰهٌ غَيْرُ اللّٰهِ يَأْتِيْكُمْ بِهٖۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ ثُمَّ هُمْ يَصْدِفُوْنَ Qul ara'aitum in akhażallāhu samakum wa abṣārakum wa khatama alā qulūbikum man ilāhun gairullāhi ya'tīkum bihī, unẓur kaifa nuṣarriful-āyāti ṡumma hum yaṣdifūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami, tetapi mereka tetap berpaling. قُلْ اَرَاَيْتَكُمْ اِنْ اَتٰىكُمْ عَذَابُ اللّٰهِ بَغْتَةً اَوْ جَهْرَةً هَلْ يُهْلَكُ اِلَّا الْقَوْمُ الظّٰلِمُوْنَ Qul ara'aitakum in atākum ażābullāhi bagtatan au jahratan hal yuhlaku illal-qaumuẓ-ẓālimūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika siksaan Allah sampai kepadamu secara tiba-tiba atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan Allah selain orang-orang yang zalim?” وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ فَمَنْ اٰمَنَ وَاَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ Wa mā nursilul-mursalīna illā mubasysyirīna wa munżirīna, faman āmana wa aṣlaḥa falā khaufun alaihim wa lā hum yaḥzanūna. Tidaklah Kami utus para rasul melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Siapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا يَمَسُّهُمُ الْعَذَابُ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ Wal-lażīna każżabū bi'āyātinā yamassuhumul-ażābu bimā kānū yafsuqūna. Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami akan ditimpa azab karena mereka selalu berbuat fasik berbuat dosa. قُلْ لَّآ اَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِيْ خَزَاۤىِٕنُ اللّٰهِ وَلَآ اَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَآ اَقُوْلُ لَكُمْ اِنِّيْ مَلَكٌۚ اِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْاَعْمٰى وَالْبَصِيْرُۗ اَفَلَا تَتَفَكَّرُوْنَ ࣖ Qul lā aqūlu lakum indī khazā'inullāhi wa lā alamul-gaiba wa lā aqūlu lakum innī malakun, in attabiu illā mā yūḥā ilayya, qul hal yastawil-amā wal-baṣīru, afalā tatafakkarūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan rezeki Allah ada padaku, aku sendiri tidak mengetahui yang gaib, dan aku tidak pula mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan-nya?” وَاَنْذِرْ بِهِ الَّذِيْنَ يَخَافُوْنَ اَنْ يُّحْشَرُوْٓا اِلٰى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ وَلِيٌّ وَّلَا شَفِيْعٌ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ Wa anżir bihil-lażīna yakhāfūna ay yuḥsyarū ilā rabbihim laisa lahum min dūnihī waliyyuw wa lā syafīul laallahum yattaqūna. Peringatkanlah dengannya Al-Qur’an orang-orang yang takut akan dikumpulkan menghadap Tuhannya pada hari Kiamat. Tidak ada bagi mereka pelindung dan pemberi syafaat pertolongan selain Allah, agar mereka bertakwa. وَلَا تَطْرُدِ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ ۗمَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ وَّمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِّنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُوْنَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ Wa lā taṭrudil-lażīna yadūna rabbahum bil-gadāti wal-asyiyyi yurīdūna wajhahū, mā alaika min ḥisābihim min syai'iw wa mā min ḥisābika alaihim min syai'in fa taṭrudahum fa takūna minaẓ-ẓālimīna. Janganlah engkau Nabi Muhammad mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari, sedangkan mereka mengharapkan keridaan-Nya. Engkau tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, sehingga engkau tidak berhak mengusir mereka. Jika dilakukan, engkau termasuk orang-orang yang zalim. وَكَذٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِّيَقُوْلُوْٓا اَهٰٓؤُلَاۤءِ مَنَّ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنْۢ بَيْنِنَاۗ اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَعْلَمَ بِالشّٰكِرِيْنَ Wa każālika fatannā baḍahum bibaḍil liyaqūlū ahā'ulā'i mannallāhu alaihim mim baininā, alaisallāhu bi'alama bisy-syākirīna. Demikianlah Kami telah menguji sebagian mereka yang kaya dan berkuasa dengan sebagian yang lain yang miskin dan menderita, sehingga mereka yang kaya dan kufur itu berkata, “Orang-orang semacam inikah yang status sosialnya rendah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?” Allah berfirman, “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur kepada-Nya?” وَاِذَا جَاۤءَكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِنَا فَقُلْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَۙ اَنَّهٗ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوْۤءًاۢ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْۢ بَعْدِهٖ وَاَصْلَحَ فَاَنَّهٗ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Wa iżā jā'akal-lażīna yu'minūna bi'āyātinā fa qul salāmun alaikum kataba rabbukum alā nafsihir-raḥmahta, annahū man amila minkum sū'am bijahālatin ṡumma tāba mim badihī wa aṣlaḥa fa annahū gafūrur raḥīmun. Apabila orang-orang yang beriman pada ayat-ayat Kami datang kepadamu, katakanlah, “Salāmun alaikum semoga keselamatan tercurah kepadamu.” Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, yaitu siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu karena kejahilan kebodohan, kecerobohan, dorongan nafsu, amarah dan sebagainya, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. وَكَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ وَلِتَسْتَبِيْنَ سَبِيْلُ الْمُجْرِمِيْنَ ࣖ Wa każālika nufaṣṣilul-āyāti wa litastabīna sabīlal-mujrimīna. Demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur’an secara terperinci agar terlihat jelas jalan kebenaran dan agar terlihat jelas pula jalan para pendurhaka. قُلْ اِنِّيْ نُهِيْتُ اَنْ اَعْبُدَ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّآ اَتَّبِعُ اَهْوَاۤءَكُمْۙ قَدْ ضَلَلْتُ اِذًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ Qul innī nuhītu an abudal-lażīna tadūna min dūnillāhi, qul lā attabiu ahwā'akum, qad ḍalaltu iżaw wa mā ana minal-muhtadīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah.” Katakanlah, “Aku tidak akan mengikuti keinginanmu. Jika berbuat demikian, sungguh tersesatlah aku, dan aku tidak termasuk orang yang mendapat petunjuk.” قُلْ اِنِّيْ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَكَذَّبْتُمْ بِهٖۗ مَا عِنْدِيْ مَا تَسْتَعْجِلُوْنَ بِهٖۗ اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗيَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَ خَيْرُ الْفٰصِلِيْنَ Qul innī alā bayyinatim mir rabbī wa każżabtum bihī, mā indī mā tastajilūna bihī, inil-ḥukmu illā lillāhi, yaquṣṣul-ḥaqqa wa huwa khairul-fāṣilīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku berada di atas keterangan yang nyata kebenarannya, yaitu Al-Qur’an dari Tuhanku, sedangkan kamu mendustakannya. Bukanlah kewenanganku untuk menurunkan azab yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan kebenaran dan Dia pemberi keputusan yang terbaik.” قُلْ لَّوْ اَنَّ عِنْدِيْ مَا تَسْتَعْجِلُوْنَ بِهٖ لَقُضِيَ الْاَمْرُ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ ۗوَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِالظّٰلِمِيْنَ Qul lau anna indī mā tastajilūna bihī laquḍiyal-amru bainī wa bainakum, wallāhu alamu biẓ-ẓālimīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Seandainya ada padaku kewenangan untuk menurunkan apa azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, tentu selesailah segala perkara antara aku dan kamu.” Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim. ۞ وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ Wa indahū mafātiḥul-gaibi lā yalamuhā illā huwa, wa yalamu mā fil-barri wal-baḥri, wa mā tasquṭu miw waraqatin illā yalamuhā wa lā ḥabbatin fī ẓulumātil-arḍi wa lā raṭbiw wa lā yābisin illā fī kitābim mubīnin. Kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahuinya selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuz. وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ بِالَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيْهِ لِيُقْضٰٓى اَجَلٌ مُّسَمًّىۚ ثُمَّ اِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ Wa huwal-lażī yatawaffākum bil-laili wa yalamu mā jaraḥtum bin-nahāri ṡumma yabaṡukum fīhi liyuqḍā ajalum musammān, ṡumma ilaihi marjiukum ṡumma yunabbi'ukum bimā kuntum tamalūna. Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian, Dia membangunkan kamu padanya siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُوْنَ Wa huwal-qāhiru fauqa ibādihī wa yursilu alaikum ḥafaẓahtan, ḥattā iżā jā'a aḥadakumul-mautu tawaffathu rusulunā wa hum lā yufarriṭūna. Dialah Penguasa mutlak di atas semua hamba-Nya, dan Dia mengutus kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya. ثُمَّ رُدُّوْٓا اِلَى اللّٰهِ مَوْلٰىهُمُ الْحَقِّۗ اَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ اَسْرَعُ الْحٰسِبِيْنَ Ṡumma ruddū ilallāhi maulāhumul-ḥaqqi, alā lahul-ḥukmu wa huwa asraul-ḥāsibīna. Kemudian mereka hamba-hamba Allah dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum pada hari itu hanya milik-Nya, Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat. قُلْ مَنْ يُّنَجِّيْكُمْ مِّنْ ظُلُمٰتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُوْنَهٗ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۚ لَىِٕنْ اَنْجٰىنَا مِنْ هٰذِهٖ لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ Qul may yunajjīkum min ẓulumātil-barri wal-baḥri tadūnahū taḍarruaw wa khufyahtan, la'in anjānā min hāżihī lanakūnanna minasy- syākirīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Siapakah yang dapat menyelamatkanmu dari berbagai kegelapan bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut dengan berkata, Sungguh, jika Dia menyelamatkan kami dari bencana ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.’” قُلِ اللّٰهُ يُنَجِّيْكُمْ مِّنْهَا وَمِنْ كُلِّ كَرْبٍ ثُمَّ اَنْتُمْ تُشْرِكُوْنَ Qulillāhu yunajjīkum minhā wa min kulli karbin ṡumma antum tusyrikūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Allah yang menyelamatkanmu darinya bencana itu dan dari segala macam kesusahan. Kemudian, kamu kembali mempersekutukan-Nya.” قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلٰٓى اَنْ يَّبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّنْ فَوْقِكُمْ اَوْ مِنْ تَحْتِ اَرْجُلِكُمْ اَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَّيُذِيْقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُوْنَ Qul huwal-qādiru alā ay yabaṡa alaikum ażābam min fauqikum au min taḥti arjulikum au yalbisakum syiyaaw wa yużīqa baḍakum ba'sa baḍin, unẓur kaifa nuṣarriful-āyāti laallahum yafqahūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Dialah Yang Mahakuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia memecah belah kamu menjadi golongan-golongan yang saling bertentangan dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda kekuasaan Kami agar mereka memahami-nya. وَكَذَّبَ بِهٖ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّۗ قُلْ لَّسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيْلٍ ۗ Wa każżaba bihī qaumuka wa huwal-ḥaqqu, qul lastu alaikum biwakīlin. Kaummu mendustakannya azab padahal azab itu benar adanya. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku ini bukanlah penanggung jawab kamu.” لِكُلِّ نَبَاٍ مُّسْتَقَرٌّ وَّسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ Likulli naba'im mustaqarruw wa saufa talamūna. Setiap berita yang dibawa oleh rasul ada waktu terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. وَاِذَا رَاَيْتَ الَّذِيْنَ يَخُوْضُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِنَا فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتّٰى يَخُوْضُوْا فِيْ حَدِيْثٍ غَيْرِهٖۗ وَاِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطٰنُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرٰى مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ Wa iżā ra'aital-lażīna yakhūḍūna fī āyātinā fa ariḍ anhum ḥattā yakhūḍū fī ḥadīṡin gairihī, wa immā yunsiyannakasy-syaiṭānu falā taqud badaż-żikrā maal-qaumiẓ-ẓālimīna. Apabila engkau Nabi Muhammad melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain. Jika setan benar-benar menjadikan engkau lupa akan larangan ini, setelah ingat kembali janganlah engkau duduk bersama kaum yang zalim. وَمَا عَلَى الَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ وَّلٰكِنْ ذِكْرٰى لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ Wa mā alal-lażīna yattaqūna min ḥisābihim min syai'iw wa lākin żikrā laallahum yattaqūna. Orang-orang yang bertakwa tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas dosa-dosa mereka, tetapi berkewajiban memberi peringatan agar mereka juga bertakwa. وَذَرِ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا دِيْنَهُمْ لَعِبًا وَّلَهْوًا وَّغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهٖٓ اَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌۢ بِمَا كَسَبَتْۖ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلِيٌّ وَّلَا شَفِيْعٌ ۚوَاِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَّا يُؤْخَذْ مِنْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اُبْسِلُوْا بِمَا كَسَبُوْا لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيْمٍ وَّعَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢبِمَا كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ ࣖ Wa żaril-lażīnattakhażū dīnahum laibaw wa lahwaw wa garrathumul-ḥayātud-dun-yā wa żakkir bihī an tubsala nafsum bimā kasabat, laisa lahā min dūnillāhi waliyyuw wa lā syafīun, wa in tadil kulla adlil lā yu'khaż minhā, ulā'ikal-lażīna ubsilū bimā kasabū lahum syarābum min ḥamīmiw wa ażābun alīmum bimā kānū yakfurūna. Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan kelengahan, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah mereka dengannya Al-Qur’an agar seseorang tidak terjerumus ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak ada baginya pelindung dan pemberi syafaat pertolongan selain Allah. Jika dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apa pun, niscaya tidak akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatan mereka sendiri. Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih karena mereka selalu kufur. قُلْ اَنَدْعُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلٰٓى اَعْقَابِنَا بَعْدَ اِذْ هَدٰىنَا اللّٰهُ كَالَّذِى اسْتَهْوَتْهُ الشَّيٰطِيْنُ فِى الْاَرْضِ حَيْرَانَ لَهٗٓ اَصْحٰبٌ يَّدْعُوْنَهٗٓ اِلَى الْهُدَى ائْتِنَا ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰىۗ وَاُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ Qul anadū min dūnillāhi mā lā yanfaunā wa lā yaḍurrunā wa nuraddu alā aqābinā bada iż hadānallāhu kal-lażīstahwathusy-syayāṭīnu fil-arḍi ḥairāna lahū aṣḥābuy yadūnahū ilal-huda'tinā, qul inna hudallāhi huwal-hudā, wa umirnā linuslima lirabbil-ālamīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah kita akan memohon pada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada kita, dan apakah kita akan dikembalikan ke belakang kufur dan sesat, setelah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan,” sedangkan dia mempunyai kawan-kawan yang selalu mengajaknya ke jalan yang lurus dengan mengatakan, Ikutilah kami.’?” Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya. Kita diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan semesta alam, وَاَنْ اَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّقُوْهُۗ وَهُوَ الَّذِيْٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ Wa aqīmuṣ-ṣalāta wattaqūhu, wa huwal-lażī ilaihi tuḥsyarūna. dan agar melaksanakan salat serta bertakwa kepada-Nya.” Dialah Tuhan yang hanya kepada-Nya kamu semua akan dihimpun. وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۗ وَيَوْمَ يَقُوْلُ كُنْ فَيَكُوْنُۚ قَوْلُهُ الْحَقُّۗ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِۗ عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ Wa huwal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqqi, wa yauma yaqūlu kun fa yakūnu, qauluhul-ḥaqqu, wa lahul-mulku yauma yunfakhu fiṣ-ṣūri, ālimul-gaibi wasy-syahādati wa huwal-ḥakīmul-khabīru. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak benar. Sungguh benar ketetapan-Nya pada hari ketika Dia berkata, “Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Mahabijaksana lagi Mahateliti. ۞ وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ اٰزَرَ اَتَتَّخِذُ اَصْنَامًا اٰلِهَةً ۚاِنِّيْٓ اَرٰىكَ وَقَوْمَكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ Wa iż qāla ibrāhīmu li'abīhi āzara atattakhiżu aṣnāman ālihahtan, innī arāka wa qaumaka fī ḍalālim mubīnin. Ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya, Azar, “Apakah pantas engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” وَكَذٰلِكَ نُرِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ مَلَكُوْتَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلِيَكُوْنَ مِنَ الْمُوْقِنِيْنَ Wa każālika nurī ibrāhīma malakūtas-samāwāti wal-arḍi wa liyakūna minal-mūqinīna. Demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan Kami yang terdapat di langit dan bumi dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin. فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًا ۗقَالَ هٰذَا رَبِّيْۚ فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَآ اُحِبُّ الْاٰفِلِيْنَ Falammā janna alaihil-lailu ra'ā kaukabān, qāla hāżā rabbī, falammā afala qāla lā uḥibbul-āfilīna. Ketika malam telah menjadi gelap, dia Ibrahim melihat sebuah bintang lalu dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Maka, ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam.” فَلَمَّا رَاَ الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هٰذَا رَبِّيْ ۚفَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَىِٕنْ لَّمْ يَهْدِنِيْ رَبِّيْ لَاَكُوْنَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّاۤلِّيْنَ Falammā ra'al-qamara bāzigan qāla hāżā rabbī, falammā afala qāla la'illam yahdinī rabbī la'akūnanna minal-qaumiḍ-ḍāllīna. Kemudian, ketika dia melihat bulan terbit dia berkata kepada kaumnya, “Inilah Tuhanku.” Akan tetapi, ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk kaum yang sesat.” فَلَمَّا رَاَ الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هٰذَا رَبِّيْ هٰذَآ اَكْبَرُۚ فَلَمَّآ اَفَلَتْ قَالَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ Falammā ra'asy-syamsa bāzigatan qāla hāżā rabbī hāżā akbaru, falammā afalat qāla yā qaumi innī barī'um mimmā tusyrikūna. Kemudian, ketika dia melihat matahari terbit dia berkata lagi kepada kaumnya, “Inilah Tuhanku. Ini lebih besar.” Akan tetapi, ketika matahari terbenam dia berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari yang kamu persekutukan.” اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۚ Innī wajjahtu wajhiya lil-lażī faṭaras-samāwāti wal-arḍa ḥanīfaw wa mā ana minal-musyrikīna. Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku hanya kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan mengikuti agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. وَحَاۤجَّهٗ قَوْمُهٗ ۗقَالَ اَتُحَاۤجُّوْۤنِّيْ فِى اللّٰهِ وَقَدْ هَدٰىنِۗ وَلَآ اَخَافُ مَا تُشْرِكُوْنَ بِهٖٓ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ رَبِّيْ شَيْـًٔا ۗوَسِعَ رَبِّيْ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۗ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوْنَ Wa ḥājjahū qaumuhū, qāla atuḥājjūnnī fillāhi wa qad hadāni, wa lā akhāfu mā tusyrikūna bihī illā ay yasyā'a rabbī syai'ān, wasia rabbī kulla syai'in ilmān, afalā tatażakkarūna. Kaumnya membantah. Dia Ibrahim berkata, “Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada yang kamu persekutukan dengan-Nya, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?” وَكَيْفَ اَخَافُ مَآ اَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُوْنَ اَنَّكُمْ اَشْرَكْتُمْ بِاللّٰهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهٖ عَلَيْكُمْ سُلْطٰنًا ۗفَاَيُّ الْفَرِيْقَيْنِ اَحَقُّ بِالْاَمْنِۚ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۘ Wa kaifa akhāfu mā asyraktum wa lā takhāfūna annakum asyraktum billāhi mā lam yunazzil bihī alaikum sulṭānān, fa ayyul-farīqaini aḥaqqu bil-amni, in kuntum talamūna. Bagaimana mungkin aku takut kepada yang kamu sekutukan dengan Allah, padahal kamu tidak takut menyekutukan sesuatu dengan Allah yang Dia sendiri tidak pernah menurunkan kepadamu alasan apa pun. Maka, golongan yang manakah dari keduanya yang lebih berhak mendapat keamanan dari malapetaka jika kamu mengetahui?” اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ࣖ Al-lażīna āmanū wa lam yalbisū īmānahum biẓulmin ulā'ika lahumul-amnu wa hum muhtadūna. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman syirik, merekalah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mendapat petunjuk. وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ اٰتَيْنٰهَآ اِبْرٰهِيْمَ عَلٰى قَوْمِهٖۗ نَرْفَعُ دَرَجٰتٍ مَّنْ نَّشَاۤءُۗ اِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ Wa tilka ḥujjatunā ātaināhā ibrāhīma alā qaumihī, narfau darajātim man nasyā'u, inna rabbaka ḥakīmun alīmun. Itulah keterangan yang Kami anugerahkan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan orang yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَۗ كُلًّا هَدَيْنَا وَنُوْحًا هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهٖ دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ وَاَيُّوْبَ وَيُوْسُفَ وَمُوْسٰى وَهٰرُوْنَ ۗوَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَۙ Wa wahabnā lahū isḥāqa wa yaqūba, kullan hadainā wa nūḥan hadainā min qablu wa min żurriyyatihī dāwūda wa sulaimāna wa ayyūba wa yūsufa wa mūsā wa hārūna wa każālika najzil-muḥsinīna. Kami telah menganugerahkan kepadanya Ishaq dan Yaqub. Tiap-tiap mereka telah Kami beri petunjuk. Sebelumnya Kami telah menganugerahkan petunjuk kepada Nuh. Kami juga menganugerahkan petunjuk kepada sebagian dari keturunannya, yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. وَزَكَرِيَّا وَيَحْيٰى وَعِيْسٰى وَاِلْيَاسَۗ كُلٌّ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَۙ Wa zakariyyā wa yaḥyā wa īsā wa ilyāsa, kullum minaṣ-ṣāliḥīna. Demikian juga kepada Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh. وَاِسْمٰعِيْلَ وَالْيَسَعَ وَيُوْنُسَ وَلُوْطًاۗ وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى الْعٰلَمِيْنَۙ Wa ismāīla wal-yasaa wa yūnusa wa lūṭān, wa kullan faḍḍalnā alal-ālamīna. Begitu juga kepada Ismail, Ilyasa’, Yunus, dan Lut. Tiap-tiap mereka Kami lebihkan daripada umat seluruh alam pada masanya. وَمِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَاِخْوَانِهِمْ ۚوَاجْتَبَيْنٰهُمْ وَهَدَيْنٰهُمْ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ Wa min ābā'ihim wa żurriyyātihim wa ikhwānihim, wajtabaināhum wa hadaināhum ilā ṣirāṭim mustaqīmin. Kami lebihkan pula sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka menjadi nabi dan rasul dan Kami memberi mereka petunjuk menuju jalan yang lurus. ذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَلَوْ اَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Żālika hudallāhi yahdī bihī may yasyā'u min ibādihī, wa lau asyrakū laḥabiṭa anhum mā kānū yamalūna. Demikian itu petunjuk Allah. Dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, pasti sia-sialah amal yang telah mereka kerjakan. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ۚفَاِنْ يَّكْفُرْ بِهَا هٰٓؤُلَاۤءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا بِهَا قَوْمًا لَّيْسُوْا بِهَا بِكٰفِرِيْنَ Ulā'ikal-lażīna ātaināhumul-kitāba wal-ḥukma wan-nubuwwahta, fa iy yakfur bihā hā'ulā'i faqad wakkalnā bihā qaumal laisū bihā bikāfirīna. Mereka itulah orang-orang yang telah Kami anugerahi kitab, hikmah, dan kenabian. Jika orang-orang Quraisy itu mengingkarinya, Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang tidak mengingkarinya. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ فَبِهُدٰىهُمُ اقْتَدِهْۗ قُلْ لَّآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًاۗ اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٰى لِلْعٰلَمِيْنَ ࣖ Ulā'ikal-lażīna hadallāhu fa bihudāūhumuqtadih, qul lā as'alukum alaihi ajrān, in huwa illā żikrā lil-ālamīna. Mereka itulah para nabi yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Maka, ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku tidak meminta imbalan kepadamu atasnya menyampaikan Al-Qur’an.” Al-Qur’an itu hanyalah peringatan untuk umat seluruh alam. وَمَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَدْرِهٖٓ اِذْ قَالُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ عَلٰى بَشَرٍ مِّنْ شَيْءٍۗ قُلْ مَنْ اَنْزَلَ الْكِتٰبَ الَّذِيْ جَاۤءَ بِهٖ مُوْسٰى نُوْرًا وَّهُدًى لِّلنَّاسِ تَجْعَلُوْنَهٗ قَرَاطِيْسَ تُبْدُوْنَهَا وَتُخْفُوْنَ كَثِيْرًاۚ وَعُلِّمْتُمْ مَّا لَمْ تَعْلَمُوْٓا اَنْتُمْ وَلَآ اٰبَاۤؤُكُمْ ۗقُلِ اللّٰهُ ۙثُمَّ ذَرْهُمْ فِيْ خَوْضِهِمْ يَلْعَبُوْنَ Wa mā qadarullāha ḥaqqa qadrihī iż qālū mā anzalallāhu alā basyarim min syai'in, qul man anzalal-kitābal-lażī jā'a bihī mūsā nūraw wa hudal lin-nāsi tajalūnahū qarāṭīsa tubdūnahā wa tukhfūna kaṡīrān, wa ullimtum mā lam talamū antum wa lā ābā'ukum, qulillāhu, ṡumma żarhum fī khauḍihim yalabūna. Mereka Bani Israil tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya ketika mereka berkata, “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” Katakanlah Nabi Muhammad, “Siapakah yang menurunkan kitab suci Taurat yang dibawa Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia? Kamu Bani Israil menjadikannya lembaran-lembaran lepas. Kamu memperlihatkan sebagiannya dan banyak yang kamu sembunyikan, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang tidak diketahui baik olehmu maupun oleh nenek moyangmu.” Katakanlah, “Allah.” Kemudian, biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya. وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ مُّصَدِّقُ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ اُمَّ الْقُرٰى وَمَنْ حَوْلَهَاۗ وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ وَهُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ يُحٰفِظُوْنَ Wa hāżā kitābun anzalnāhu mubārakum muṣaddiqul-lażī baina yadaihi wa litunżira ummal-qurā wa man ḥaulahā, wal-lażīna yu'minūna bil-ākhirati yu'minūna bihī wa hum alā ṣalātihim yuḥāfiẓūna. Ini Al-Qur’an adalah kitab suci yang telah Kami turunkan lagi diberkahi yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada penduduk Ummul Qura Makkah dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang beriman pada kehidupan akhirat tentu beriman padanya Al-Qur’an dan mereka selalu memelihara salatnya. وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ قَالَ اُوْحِيَ اِلَيَّ وَلَمْ يُوْحَ اِلَيْهِ شَيْءٌ وَّمَنْ قَالَ سَاُنْزِلُ مِثْلَ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ ۗوَلَوْ تَرٰٓى اِذِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ غَمَرٰتِ الْمَوْتِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ بَاسِطُوْٓا اَيْدِيْهِمْۚ اَخْرِجُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ اَلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ اٰيٰتِهٖ تَسْتَكْبِرُوْنَ Wa man aẓlamu mimmaniftarā alallāhi każiban au qāla ūḥiya ilayya wa lam yūḥa ilaihi syai'uw wa man qāla sa'unzilu miṡla mā anzalallāhu, wa lau tarā iżiẓ-ẓālimūna fī gamarātil-mauti wal-malā'ikatu bāsiṭū aidīhim, akhirjū anfusakum, al-yauma tujzauna ażābal-hūni bimā kuntum taqūlūna alallāhi gairal-ḥaqqi wa kuntum an āyātihī tastakbirūna. Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,” padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya dan orang yang berkata, “Aku akan mendatangkan seperti yang diturunkan Allah.” Seandainya saja engkau melihat pada waktu orang-orang zalim itu berada dalam kesakitan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya sembari berkata, “Keluarkanlah nyawamu!” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan karena kamu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. وَلَقَدْ جِئْتُمُوْنَا فُرَادٰى كَمَا خَلَقْنٰكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّتَرَكْتُمْ مَّا خَوَّلْنٰكُمْ وَرَاۤءَ ظُهُوْرِكُمْۚ وَمَا نَرٰى مَعَكُمْ شُفَعَاۤءَكُمُ الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ اَنَّهُمْ فِيْكُمْ شُرَكٰۤؤُا ۗ لَقَدْ تَّقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنْكُمْ مَّا كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ ࣖ Wa laqad ji'tumūnā furādā kamā khalaqnākum awwala marratiw wa taraktum mā khawwalnākum warā'a ẓuhūrikum, wa mā narā maakum syufaā'akumul-lażīna zaamtum annahum fīkum syurakā'u, laqat taqaṭṭaa bainakum wa ḍalla ankum mā kuntum tazumūna. Kini kamu benar-benar datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya. Kamu sudah meninggalkan di belakangmu di dunia apa yang telah Kami karuniakan kepadamu. Kami tidak melihat bersamamu para pemberi syafaat pertolongan yang kamu anggap bagi dirimu sebagai sekutu-sekutu-Ku. Sungguh, telah terputus semua pertalian antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka sebagai sekutu Allah. ۞ اِنَّ اللّٰهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوٰىۗ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ۗذٰلِكُمُ اللّٰهُ فَاَنّٰى تُؤْفَكُوْنَ Innallāha fāliqul-ḥabbi wan-nawā, yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa mukhrijul-mayyiti minal-ḥayyi, żālikumullāhu fa annā tu'fakūna. Sesungguhnya Allah yang menumbuhkan butir padi-padian dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah kekuasaan Allah. Maka, bagaimana kamu dapat dipalingkan? فَالِقُ الْاِصْبَاحِۚ وَجَعَلَ الَّيْلَ سَكَنًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ Fāliqul-iṣbāḥi, wa jaalal-laila sakanaw wasy-syamsa wal-qamara ḥusbānān, żālika taqdīrul-azīzil-alīmi. Dia yang menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, serta menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ النُّجُوْمَ لِتَهْتَدُوْا بِهَا فِيْ ظُلُمٰتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ Wa huwal-lażī jaala lakumun-nujūma litahtadū bihā fī ẓulumātil-barri wal-baḥri, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yalamūna. Dialah yang menjadikan bagimu bintang-bintang agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan yang pekat di darat dan di laut. Sungguh, Kami telah memerinci tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang mengetahui. وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَّمُسْتَوْدَعٌ ۗقَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّفْقَهُوْنَ Wa huwal-lażī ansya'akum min nafsiw wāḥidatin fa mustaqarruw wa mustaudaun, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yafqahūna. Dialah yang menciptakanmu dari diri yang satu Adam, maka bagimu ada tempat menetap dan tempat menyimpan. Sungguh, Kami telah memerinci tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang memahami. وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَاَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًاۚ وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَّجَنّٰتٍ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ اُنْظُرُوْٓا اِلٰى ثَمَرِهٖٓ اِذَٓا اَثْمَرَ وَيَنْعِهٖ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكُمْ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ Wa huwal-lażī anzala minas-samā'i mā'ān, fa akhrajnā bihī nabāta kulli syai'in fa akhrajnā minhu khaḍiran nukhriju minhu ḥabbam mutarākibān, wa minan nakhli min ṭalihā qinwānun dāniyatuw wa jannātim min anābiw waz-zaitūna war-rummāna musytabihaw wa gaira mutasyābihin, unẓurū ilā ṡamarihī iżā aṡmara wa yanihī, inna fī żālikum la'āyātil liqaumiy yu'minūna. Dialah yang menurunkan air dari langit lalu dengannya Kami menumbuhkan segala macam tumbuhan. Maka, darinya Kami mengeluarkan tanaman yang menghijau. Darinya Kami mengeluarkan butir yang bertumpuk banyak. Dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjuntai. Kami menumbuhkan kebun-kebun anggur. Kami menumbuhkan pula zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah dan menjadi masak. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman. وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَاۤءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ وَخَرَقُوْا لَهٗ بَنِيْنَ وَبَنٰتٍۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يَصِفُوْنَ ࣖ Wa jaalū lillāhi syurakā'al-jinna wa khalaqahum wa kharaqū lahū banīna wa banātim bigairi ilmin, subḥānahū wa taālā ammā yaṣifūna. Mereka orang-orang musyrik menjadikan jin sekutu-sekutu bagi Allah, padahal Dia yang menciptakannya jin-jin itu. Mereka berbohong terhadap-Nya dengan mengatakan bahwa Allah mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan, tanpa dasar pengetahuan. Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari sifat-sifat yang mereka gambarkan. بَدِيْعُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَنّٰى يَكُوْنُ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَمْ تَكُنْ لَّهٗ صَاحِبَةٌ ۗوَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ Badīus-samāwāti wal-arḍi, annā yakūnu lahū waladuw wa lam takul lahū ṣāḥibahtun, wa khalaqa kulla syai'in, wa huwa bikulli syai'inalīmun. Dia Allah pencipta langit dan bumi. Bagaimana mungkin Dia mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai istri? Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوْهُ ۚوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ Żālikumullāhu rabbukum, lā ilāha illā huwa, khāliqu kulli syai'in fabudūhu, wa huwa alā kulli syai'iw wakīlun. Itulah Allah Tuhanmu. Tidak ada tuhan selain Dia, pencipta segala sesuatu. Maka, sembahlah Dia. Dialah pemelihara segala sesuatu. لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ Lā tudrikuhul-abṣāru wa huwa yudrikul-abṣāra, wa huwal-laṭīful-khabīru. Dia tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat menjangkau segala penglihatan itu. Dialah Yang Mahahalus lagi Mahateliti. قَدْ جَاۤءَكُمْ بَصَاۤىِٕرُ مِنْ رَّبِّكُمْۚ فَمَنْ اَبْصَرَ فَلِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَاۗ وَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ Qad jā'akum baṣā'iru mir rabbikum, faman abṣara fa linafsihī, wa man amiya fa alaihā, wa mā ana alaikum biḥafīẓin. Sungguh, telah datang kepadamu bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Siapa yang melihat bukti-bukti itu, maka manfaatnya bagi dirinya sendiri dan siapa yang buta tidak melihat bukti-bukti itu, maka akibat buruknya bagi dirinya sendiri, sedangkan aku Nabi Muhammad bukanlah pengawas-mu. وَكَذٰلِكَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ وَلِيَقُوْلُوْا دَرَسْتَ وَلِنُبَيِّنَهٗ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ Wa każālika nuṣarriful-āyāti wa liyaqūlū darasta wa linubayyinahū liqaumiy yalamūna. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang ayat-ayat Kami agar orang-orang beriman mengambil pelajaran darinya dan agar mereka orang-orang musyrik mengatakan, “Engkau telah mempelajari ayat-ayat itu dari Ahlulkitab,” dan agar Kami menjelaskannya Al-Qur’an kepada kaum yang mengetahui. اِتَّبِعْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ Ittabi mā ūḥiya ilaika mir rabbika, lā ilāha illā huwa, wa ariḍ anil-musyrikīna. Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu Nabi Muhammad bahwa tidak ada tuhan selain Dia dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَآ اَشْرَكُوْاۗ وَمَا جَعَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًاۚ وَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيْلٍ Wa lau syā'allāhu mā asyrakū, wa mā jaalnā alaihim ḥafīẓān, wa mā anta alaihim biwakīlin. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan-Nya. Kami tidak menjadikan engkau pengawas mereka dan engkau bukan pula penanggung jawab mereka. وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Wa lā tasubbul-lażīna yadūna min dūnillāhi fa yasubbullāha adwam bigairi ilmin, każālika zayyannā likulli ummatin amalahum, ṡumma ilā rabbihim marjiuhum fa yunabbi'uhum bimā kānū yamalūna. Janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْ لَىِٕنْ جَاۤءَتْهُمْ اٰيَةٌ لَّيُؤْمِنُنَّ بِهَاۗ قُلْ اِنَّمَا الْاٰيٰتُ عِنْدَ اللّٰهِ وَمَا يُشْعِرُكُمْ اَنَّهَآ اِذَا جَاۤءَتْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Wa aqsamū billāhi jahda aimānihim la'in jā'athum āyatul layu'minunna bihā, qul innamal-āyātu indallāhi wa mā yusyirukum annahā iżā jā'at lā yu'minūna. Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sebenar-benarnya sumpah bahwa sungguh jika datang suatu bukti mukjizat kepada mereka, pastilah mereka akan beriman kepadanya. Katakanlah, “Sesungguhnya bukti-bukti itu hanya ada pada sisi Allah.” Kamu tidak akan mengira bahwa jika bukti mukjizat itu datang, mereka tidak juga akan beriman. وَنُقَلِّبُ اَفْـِٕدَتَهُمْ وَاَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوْا بِهٖٓ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّنَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ ࣖ ۔ Wa nuqallibu af'idatahum wa abṣārahum kamā lam yu'minū bihī awwala marratiw wa nażaruhum fī ṭugyānihim yamahūna. Kamu pun tidak akan mengira bahwa Kami akan memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya Al-Qur’an serta Kami membiarkan mereka bingung dalam kesesatan. ۞ وَلَوْ اَنَّنَا نَزَّلْنَآ اِلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتٰى وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَّا كَانُوْا لِيُؤْمِنُوْٓا اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُوْنَ Wa lau annanā nazzalnā ilaihimul-malā'ikata wa kallamahumul-mautā wa ḥasyarnā alaihim kulla syai'in qubulam mā kānū liyu'minū illā ay yasyā'allāhu wa lākinna akṡarahum yajhalūna. Seandainya Kami benar-benar menurunkan malaikat kepada mereka sebagai saksi kebenaran Rasul, orang yang telah mati pun Kami hidupkan kembali lalu berbicara dengan mereka, dan Kami kumpulkan di hadapan mereka segala sesuatu yang mereka inginkan, mereka tidak juga akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki. Namun, kebanyakan mereka tidak mengetahui hakikat ini. وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ Wa każālika jaalnā likulli nabiyyin aduwwan syayāṭīnal-insi wal-jinni yūḥī baḍuhum ilā baḍin zukhrufal-qauli gurūrān, wa lau syā'a rabbuka mā faalūhu fa żarhum wa mā yaftarūna. Demikianlah sebagaimana Kami menjadikan bagimu musuh Kami telah menjadikan pula bagi setiap nabi musuh yang terdiri atas setan-setan berupa manusia dan jin. Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Seandainya Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya. Maka, tinggalkan mereka bersama apa yang mereka ada-adakan kebohongan. وَلِتَصْغٰٓى اِلَيْهِ اَفْـِٕدَةُ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوْا مَا هُمْ مُّقْتَرِفُوْنَ Wa litaṣgā ilaihi af'idatul-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati wa liyarḍauhu wa liyaqtarifū mā hum muqtarifūna. Setan-setan itu saling membisikkan perkataan yang indah juga agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman pada akhirat tertarik pada bisikan itu serta menyenanginya, dan agar mereka melakukan apa yang biasa mereka setan-setan itu lakukan. اَفَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْتَغِيْ حَكَمًا وَّهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ اِلَيْكُمُ الْكِتٰبَ مُفَصَّلًا ۗوَالَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْلَمُوْنَ اَنَّهٗ مُنَزَّلٌ مِّنْ رَّبِّكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ Afagairallāhi abtagī ḥakamaw wa huwal-lażī anzala ilaikumul-kitāba mufaṣṣalān, wal-lażīna ātaināhumul-kitāba yalamūna annahū munazzalum mir rabbika bil-ḥaqqi falā takunanna minal-mumtarīna. Maka, apakah pantas aku mencari selain Allah sebagai hakim, padahal Dialah yang menurunkan Kitab Al-Qur’an kepadamu dengan penjelasan secara terperinci? Orang-orang yang telah Kami anugerahi Kitab Suci mengetahui bahwa sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan benar. Maka, janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَّعَدْلًاۗ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ Wa tammat kalimatu rabbika ṣidqaw wa adlān, lā mubaddila likalimātihī, wa huwas-samīul-alīmu. Telah sempurna kalimat Tuhanmu Al-Qur’an dengan mengandung kebenaran dan keadilan. Tidak ada seorang pun yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. وَاِنْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى الْاَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ Wa in tuṭi akṡara man fil-arḍi yuḍillūka an sabīlillāhi, iy yattabiūna illaẓ-ẓanna wa in hum illā yakhruṣ ūna. Jika engkau mengikuti kemauan kebanyakan orang kafir di bumi ini dalam urusan agama, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka hanya mengikuti persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan. اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ مَنْ يَّضِلُّ عَنْ سَبِيْلِهٖۚ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ Inna rabbaka huwa alamu may yaḍillu an sabīlihī, wa huwa alamu bil-muhtadīna. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pula yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. فَكُلُوْا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ اِنْ كُنْتُمْ بِاٰيٰتِهٖ مُؤْمِنِيْنَ Fa kulū mimmā żukirasmullāhi alaihi in kuntum bi'āyātihī mu'minīna. Makanlah sebagian apa daging hewan halal yang ketika disembelih disebut nama Allah jika kamu beriman pada ayat-ayat-Nya. وَمَا لَكُمْ اَلَّا تَأْكُلُوْا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَّا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ اِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ اِلَيْهِ ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا لَّيُضِلُّوْنَ بِاَهْوَاۤىِٕهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗاِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِيْنَ Wa mā lakum allā ta'kulū mimmā żukirasmullāhi alaihi wa qad faṣṣala lakum mā ḥarrama alaikum illā maḍṭurirtum ilaihi, wa inna kaṡīral layuḍillūna bi'ahwā'ihim bigairi ilmin, inna rabbaka huwa alamu bil-mutadīna. Mengapa kamu tidak mau memakan sesuatu daging hewan yang ketika disembelih disebut nama Allah. Padahal, Allah telah menjelaskan secara rinci kepadamu sesuatu yang Dia haramkan kepadamu, kecuali jika kamu dalam keadaan terpaksa. Sesungguhnya banyak yang menyesatkan orang lain dengan mengikuti hawa nafsunya tanpa dasar pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas. وَذَرُوْا ظَاهِرَ الْاِثْمِ وَبَاطِنَهٗ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَكْسِبُوْنَ الْاِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوْا يَقْتَرِفُوْنَ Wa żarū ẓāhiral-iṡmi wa bāṭinahū, innal-lażīna yaksibūnal-iṡma sayujzauna bimā kānū yaqtarifūna. Tinggalkanlah dosa yang terlihat dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan perbuatan dosa kelak akan dibalas dengan siksaan karena apa yang mereka kerjakan. وَلَا تَأْكُلُوْا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ وَاِنَّهٗ لَفِسْقٌۗ وَاِنَّ الشَّيٰطِيْنَ لَيُوْحُوْنَ اِلٰٓى اَوْلِيَاۤىِٕهِمْ لِيُجَادِلُوْكُمْ ۚوَاِنْ اَطَعْتُمُوْهُمْ اِنَّكُمْ لَمُشْرِكُوْنَ ࣖ Wa lā ta'kulū mimmā lam yużkarismullāhi alaihi wa innahū lafisqun, wa innasy-syayāṭīna layūḥūna ilā auliyā'ihim liyujādilūkum, wa in aṭatumūhum innakum lamusyrikūna. Janganlah kamu memakan sesuatu dari daging hewan yang ketika disembelih tidak disebut nama Allah. Perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan benar-benar selalu membisiki kawan-kawannya agar mereka membantahmu. Jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu benar-benar musyrik. اَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَاَحْيَيْنٰهُ وَجَعَلْنَا لَهٗ نُوْرًا يَّمْشِيْ بِهٖ فِى النَّاسِ كَمَنْ مَّثَلُهٗ فِى الظُّلُمٰتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكٰفِرِيْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Awa man kāna maitan fa aḥyaināhu wa jaalnā lahū nūray yamsyī bihī fin-nāsi kamam maṡaluhū fiẓ-ẓulumāti laisa bikhārijim minhā, każālika zuyyina lil-kāfirīna mā kānū yamalūna. Apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, seperti orang yang berada dalam kegelapan sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah, dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir apa yang mereka kerjakan. وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا فِيْ كُلِّ قَرْيَةٍ اَكٰبِرَ مُجْرِمِيْهَا لِيَمْكُرُوْا فِيْهَاۗ وَمَا يَمْكُرُوْنَ اِلَّا بِاَنْفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ Wa każālika jaalnā fī kulli qaryatin akābira mujrimīhā liyamkurū fīhā, wa mā yamkurūna illā bi'anfusihim wa mā yasyurūna. Demikian pula pada setiap negeri Kami jadikan orang-orang jahatnya sebagai pembesar agar melakukan tipu daya di sana. Padahal, mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya. وَاِذَا جَاۤءَتْهُمْ اٰيَةٌ قَالُوْا لَنْ نُّؤْمِنَ حَتّٰى نُؤْتٰى مِثْلَ مَآ اُوْتِيَ رُسُلُ اللّٰهِ ۘ اَللّٰهُ اَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسٰلَتَهٗۗ سَيُصِيْبُ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْا صَغَارٌ عِنْدَ اللّٰهِ وَعَذَابٌ شَدِيْدٌۢ بِمَا كَانُوْا يَمْكُرُوْنَ Wa iżā jā'athum āyatun qālū lan nu'mina ḥattā nu'tā miṡla mā ūtiya rusulullāhi, allāhu alamu ḥaiṡu yajalu risālatahū, sayuṣībul-lażīna ajramū ṣagārun indallāhi wa ażābun syadīdum bimā kānū yamkurūna. Apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, “Kami tidak akan beriman hingga diberikan kepada kami sesuatu seperti apa yang diberikan kepada rasul-rasul Allah.” Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Orang-orang yang berdosa nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan. فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِۚ وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّهٗ يَجْعَلْ صَدْرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَاۤءِۗ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ Fa may yuridillāhu ay yahdiyahū yasyraḥ ṣadrahū lil-islāmi, wa may yurid ay yuḍillahū yajal ṣadrahū ḍayyiqan ḥarajan ka'annamā yaṣṣaadu fis-samā'i, każālika yajalullāhur-rijsa alal-lażīna lā yu'minūna. Maka, siapa yang Allah kehendaki mendapat hidayah, Dia akan melapangkan dadanya untuk menerima Islam. Siapa yang Dia kehendaki menjadi sesat, Dia akan menjadikan dadanya sempit lagi sesak seakan-akan dia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. وَهٰذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيْمًاۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّذَّكَّرُوْنَ Wa hāżā ṣirāṭu rabbika mustaqīmān, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yażżakkarūna. Inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Sungguh, Kami telah menjelaskan secara rinci ayat-ayat Kami kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. ۞ لَهُمْ دَارُ السَّلٰمِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Lahum dārus-salāmi inda rabbihim wa huwa waliyyuhum bimā kānū yamalūna. Bagi mereka disediakan tempat yang damai surga di sisi Tuhannya. Dialah pelindung mereka karena apa amal kebajikan yang mereka kerjakan. وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًاۚ يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِّنَ الْاِنْسِ ۚوَقَالَ اَوْلِيَاۤؤُهُمْ مِّنَ الْاِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَّبَلَغْنَآ اَجَلَنَا الَّذِيْٓ اَجَّلْتَ لَنَا ۗقَالَ النَّارُ مَثْوٰىكُمْ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ Wa yauma yaḥsyuruhum jamīān, yā masyaral-jinni qadistakṡartum minal-insi, wa qāla auliyā'uhum minal-insi rabbanastamtaa baḍunā bibaḍiw wa balagnā ajalanal-lażī ajjalta lanā, qālan-nāru maṡwākum khālidīna fīhā illā mā syā'allāhu, inna rabbaka ḥakīmun alīmun. Ingatlah pada hari ketika Dia mengumpulkan mereka semua dan Allah berfirman, “Wahai golongan jin, kamu telah sering kali menyesatkan manusia.” Kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, “Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan dan kami telah sampai pada waktu yang telah Engkau tentukan buat kami.” Allah berfirman, “Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain.” Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. وَكَذٰلِكَ نُوَلِّيْ بَعْضَ الظّٰلِمِيْنَ بَعْضًاۢ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ࣖ Wa każālika nuwallī baḍaẓ-ẓālimīna baḍam bimā kānū yaksibūna. Demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang zalim berteman dengan sebagian lainnya, sebagai balasan atas apa yang selalu mereka kerjakan. يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَقُصُّوْنَ عَلَيْكُمْ اٰيٰتِيْ وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَاۗ قَالُوْا شَهِدْنَا عَلٰٓى اَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰفِرِيْنَ Yā masyaral-jinni wal-insi alam ya'tikum rusulum minkum yaquṣṣūna alaikum āyātī wa yunżirūnakum liqā'a yaumikum hāżā, qālū syahidnā alā anfusinā wa garrathumul-ḥayātud-un-yā wa syahidū alā anfusihim annahum kānū kāfirīna. Allah berfirman, “Wahai golongan jin dan manusia, tidakkah sudah datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri yang menyampaikan ayat-ayat-Ku kepadamu dan memperingatkanmu tentang pertemuan pada hari ini?” Mereka menjawab, “Ya, kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.” Namun, mereka tertipu oleh kehidupan dunia. Mereka telah menjadi saksi atas diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang kafir. ذٰلِكَ اَنْ لَّمْ يَكُنْ رَّبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرٰى بِظُلْمٍ وَّاَهْلُهَا غٰفِلُوْنَ Żālika allam yakur rabbuka muhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā gāfilūna. Demikian itu pengutusan para rasul karena Tuhanmu tidak akan membinasakan suatu negeri karena kezaliman mereka, sedangkan penduduknya dalam keadaan belum tahu. وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ Wa likullin darajātum mimmā amilū, wa mā rabbuka bigāfilin ammā yamalūna. Masing-masing orang ada tingkatannya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. وَرَبُّكَ الْغَنِيُّ ذُو الرَّحْمَةِ ۗاِنْ يَّشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَسْتَخْلِفْ مِنْۢ بَعْدِكُمْ مَّا يَشَاۤءُ كَمَآ اَنْشَاَكُمْ مِّنْ ذُرِّيَّةِ قَوْمٍ اٰخَرِيْنَ Wa rabbukal-ganiyyu żur-raḥmahti, iy yasya' yużhibkum wa yastakhlif mim badikum mā yasyā'u kamā ansya'akum min żurriyyati qaumin ākharīna. Tuhanmulah Yang Mahakaya lagi penuh rahmat. Jika menghendaki, Dia akan memusnahkanmu. Setelah itu, Dia akan menggantimu dengan yang dikehendaki-Nya, sebagaimana Dia menjadikan kamu dari keturunan kaum lain sebelummu. اِنَّ مَا تُوْعَدُوْنَ لَاٰتٍۙ وَّمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ Innamā tūadūna la'ātin, wa mā antum bimujizīna. Sesungguhnya apa pun yang dijanjikan kepadamu pasti datang dan kamu tidak mampu menolaknya. قُلْ يٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌۚ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ تَكُوْنُ لَهٗ عَاقِبَةُ الدَّارِۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ Qul yā qaumimalū alā makānatikum innī āmilun, fa saufa talamūna, man takūnu lahū āqibatud-dāri, innahū lā yufliḥuẓ-ẓālimūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Wahai kaumku, berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat demikian. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan memperoleh tempat terbaik di akhirat nanti. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung. وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ مِمَّا ذَرَاَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْاَنْعَامِ نَصِيْبًا فَقَالُوْا هٰذَا لِلّٰهِ بِزَعْمِهِمْ وَهٰذَا لِشُرَكَاۤىِٕنَاۚ فَمَا كَانَ لِشُرَكَاۤىِٕهِمْ فَلَا يَصِلُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَمَا كَانَ لِلّٰهِ فَهُوَ يَصِلُ اِلٰى شُرَكَاۤىِٕهِمْۗ سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ Wa jaalū lillāhi mimmā żara'a minal-ḥarṡi wal-anāmi naṣīban fa qālū hāżā lillāhi bizamihim wa hāżā lisyurakā'inā, famā kāna lisyurakā'ihim falā yaṣilu ilallāhi, wa mā kāna lillāhi fa huwa yaṣilu ilā syurakā'ihim, sā'a mā yaḥkumūna. Mereka menyediakan sebagian dari sesuatu yang Allah ciptakan, yaitu hasil tanaman dan hewan ternak, untuk Allah sambil berkata menurut persangkaan mereka, “Ini untuk Allah dan yang ini untuk berhala-berhala kami.” Bagian yang disediakan untuk berhala-berhala mereka tidak akan sampai kepada Allah, sedangkan bagian yang disediakan untuk Allah akan sampai pada berhala-berhala mereka. Sangat buruk ketetapan mereka itu. وَكَذٰلِكَ زَيَّنَ لِكَثِيْرٍ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ قَتْلَ اَوْلَادِهِمْ شُرَكَاۤؤُهُمْ لِيُرْدُوْهُمْ وَلِيَلْبِسُوْا عَلَيْهِمْ دِيْنَهُمْۗ وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ Wa każālika zayyana likaṡīrim minal-musyrikīna qatla aulādihim syurakā'uhum liyurdūhum wa liyalbisū alaihim dīnahum, wa lau syā'allāhu mā faalūhu fa żarhum wa mā yaftarūna. Demikianlah berhala-berhala mereka setan menjadikan terasa indah bagi banyak orang musyrik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan mengacaukan agama mereka sendiri. Seandainya Allah berkehendak, niscaya mereka tidak akan mengerjakannya. Biarkanlah mereka bersama apa kebohongan yang mereka ada-adakan. وَقَالُوْا هٰذِهٖٓ اَنْعَامٌ وَّحَرْثٌ حِجْرٌ لَّا يَطْعَمُهَآ اِلَّا مَنْ نَّشَاۤءُ بِزَعْمِهِمْ وَاَنْعَامٌ حُرِّمَتْ ظُهُوْرُهَا وَاَنْعَامٌ لَّا يَذْكُرُوْنَ اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهَا افْتِرَاۤءً عَلَيْهِۗ سَيَجْزِيْهِمْ بِمَا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ Wa qālū hāżihī anāmuw wa ḥarṡun ḥijrul lā yaṭamuhā illā man nasyā'u bizamihim wa anāmun ḥurrimat ẓuhūruhā wa anāmul lā yażkurūnasmallāhi alaihaftirā'an alaihi, sayajzīhim bimā kānū yaftarūna. Mereka berkata menurut anggapan mereka, “Inilah hewan ternak dan hasil bumi yang dilarang, tidak boleh dimakan, kecuali oleh orang yang kami kehendaki. Ada pula hewan yang diharamkan punggungnya tidak boleh ditunggangi dan ada hewan ternak yang ketika disembelih boleh tidak menyebut nama Allah.” Hal itu sebagai kebohongan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas semua yang mereka ada-adakan. وَقَالُوْا مَا فِيْ بُطُوْنِ هٰذِهِ الْاَنْعَامِ خَالِصَةٌ لِّذُكُوْرِنَا وَمُحَرَّمٌ عَلٰٓى اَزْوَاجِنَاۚ وَاِنْ يَّكُنْ مَّيْتَةً فَهُمْ فِيْهِ شُرَكَاۤءُ ۗسَيَجْزِيْهِمْ وَصْفَهُمْۗ اِنَّهٗ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ Wa qālū mā fī buṭūni hāżihil-anāmi khāliṣatul liżukūrinā wa muḥarramun alā azwājinā, wa iy yakum maitatan fahum fīhi syurakā'u, sayajzīhim waṣfahum, innahū ḥakīmun alīmun. Mereka juga berkata, “Apa yang ada di dalam perut hewan ternak ini khusus untuk kaum laki-laki kami dan haram bagi istri-istri kami.” Jika yang ada di dalam perut itu dilahirkan dalam keadaan mati, semua boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas ketetapan mereka. Sesungguhnya Dia Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ قَتَلُوْٓا اَوْلَادَهُمْ سَفَهًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّحَرَّمُوْا مَا رَزَقَهُمُ اللّٰهُ افْتِرَاۤءً عَلَى اللّٰهِ ۗقَدْ ضَلُّوْا وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ ࣖ Qad khasiral-lażīna qatalū aulādahum safaham bigairi ilmiw wa ḥarramū mā razaqahumullāhuftirā'an alallāhi, qad ḍallū wa mā kānū muhtadīna. Sungguh rugi orang-orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan tanpa pengetahuan dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat-buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk. ۞ وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ جَنّٰتٍ مَّعْرُوْشٰتٍ وَّغَيْرَ مَعْرُوْشٰتٍ وَّالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا اُكُلُهٗ وَالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ كُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖٓ اِذَآ اَثْمَرَ وَاٰتُوْا حَقَّهٗ يَوْمَ حَصَادِهٖۖ وَلَا تُسْرِفُوْا ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَۙ Wa huwal-lażī ansya'a jannātim marūsyātiw wa gaira marūsyātiw wan-nakhla waz-zara mukhtalifan ukuluhū waz-zaitūna war-rummāna mutasyābihaw wa gaira mutasyābihin, kulū min ṡamarihī iżā aṡmara wa ātū ḥaqqahū yauma ḥaṣādihī, wa lā tusrifū, innahū lā yuḥibbul-musrifīna. Dialah yang menumbuhkan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, serta zaitun dan delima yang serupa bentuk dan warnanya dan tidak serupa rasanya. Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya zakatnya pada waktu memetik hasilnya. Akan tetapi, janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. وَمِنَ الْاَنْعَامِ حَمُوْلَةً وَّفَرْشًا ۗ كُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌۙ Wa minal-anāmi ḥamūlataw wa farsyān, kulū mimmā razaqakumullāhu wa lā tattabiū khuṭuwātisy-syaiṭāni, innahū lakum aduwwum mubīnun. Di antara hewan-hewan ternak itu ada yang dijadikan pengangkut beban dan ada pula yang untuk disembelih. Makanlah rezeki yang diberikan Allah kepadamu. Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagimu. ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍۚ مِنَ الضَّأْنِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْمَعْزِ اثْنَيْنِۗ قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ الْاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ الْاُنْثَيَيْنِۗ نَبِّـُٔوْنِيْ بِعِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Ṡamāniya azwājin, minaḍ-ḍa'niṡnaini wa minal-maziṡnaini, qul āżżakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat alaihi arḥāmul-unṡayaini, nabbi'ūnī biilmin in kuntum ṣādiqīna. Ada delapan hewan ternak yang berpasangan empat pasang, yaitu sepasang domba dan sepasang kambing. Katakanlah, “Apakah yang Dia haramkan itu dua yang jantan, dua yang betina, atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Terangkanlah kepadaku berdasarkan pengetahuan jika kamu orang yang benar.” وَمِنَ الْاِبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِۗ قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ الْاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ الْاُنْثَيَيْنِۗ اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ وَصّٰىكُمُ اللّٰهُ بِهٰذَاۚ فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا لِّيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ Wa minal-ibiliṡnaini wa minal-baqariṡnaini, qul āżżakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat alaihi arḥāmul-unṡayaini, am kuntum syuhadā'a iż waṣṣākumullāhu bihāżā, faman aẓlamu mimmaniftarā alallāhi każibal liyuḍillan-nāsa bigairi ilmin, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīna. Dua pasang lagi adalah sepasang unta dan sepasang sapi. Katakanlah, “Apakah yang Dia haramkan dua yang jantan, dua yang betina, atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Apakah kamu menjadi saksi ketika Allah menetapkan ini bagimu? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah untuk menyesatkan orang-orang tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. قُلْ لَّآ اَجِدُ فِيْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلٰى طَاعِمٍ يَّطْعَمُهٗٓ اِلَّآ اَنْ يَّكُوْنَ مَيْتَةً اَوْ دَمًا مَّسْفُوْحًا اَوْ لَحْمَ خِنْزِيْرٍ فَاِنَّهٗ رِجْسٌ اَوْ فِسْقًا اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَاِنَّ رَبَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Qul lā ajidu fīmā ūḥiya ilayya muḥarraman alā ṭāimiy yaṭamuhū illā ay yakūna maitatan au damam masfūḥan au laḥma khinzīrin fa innahū rijsun au fisqan uhilla ligairillāhi bihī, famaniḍṭurra gaira bāgiw wa lā ādin fa inna rabbaka gafūrur raḥīmun. Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati bangkai, darah yang mengalir, daging babi karena ia najis, atau yang disembelih secara fasik, yaitu dengan menyebut nama selain Allah. Akan tetapi, siapa pun yang terpaksa bukan karena menginginkannya dan tidak melebihi batas darurat, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” وَعَلَى الَّذِيْنَ هَادُوْا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِيْ ظُفُرٍۚ وَمِنَ الْبَقَرِ وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُوْمَهُمَآ اِلَّا مَا حَمَلَتْ ظُهُوْرُهُمَآ اَوِ الْحَوَايَآ اَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍۗ ذٰلِكَ جَزَيْنٰهُمْ بِبَغْيِهِمْۚ وَاِنَّا لَصٰدِقُوْنَ Wa alal-lażīna hādū ḥarramnā kulla żī ẓufurin, wa minal-baqari wal-ganami ḥarramnā alaihim syuḥūmahumā illā mā ḥamalat ẓuhūruhumā awil-ḥawāyā au makhtalaṭa biaẓmin, żālika jazaināhum bibagyihim, wa innā laṣādiqūna. Atas orang-orang Yahudi Kami mengharamkan semua hewan yang berkuku. Kami mengharamkan pula atas mereka lemak sapi dan domba, kecuali yang melekat di punggungnya, yang ada dalam isi perutnya, atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami menghukum mereka karena kedurhakaannya. Sesungguhnya Kami Mahabenar. فَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ رَّبُّكُمْ ذُوْ رَحْمَةٍ وَّاسِعَةٍۚ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُهٗ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ Fa in każżabūka faqur rabbukum żū raḥmatiw wāsiahtin, wa lā yuraddu ba'suhū anil-qaumil-mujrimīna. Maka, jika mereka mendustakanmu, katakanlah, “Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas dan siksa-Nya tidak dapat dielakkan dari orang-orang yang berdosa.” سَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا لَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَآ اَشْرَكْنَا وَلَآ اٰبَاۤؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍۗ كَذٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتّٰى ذَاقُوْا بَأْسَنَاۗ قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوْهُ لَنَاۗ اِنْ تَتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَخْرُصُوْنَ Sayaqūlul-lażīna asyrakū lau syā'allāhu mā asyraknā wa lā ābā'unā wa lā ḥarramnā min syai'in, każālika każżabal-lażīna min qablihim ḥattā żāqū ba'sanā, qul hal indakum min ilmin fa tukhrijūhu lanā, in tattabiūna illaẓ-ẓanna wa in antum illā takhruṣūna. Orang-orang musyrik akan berkata, “Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya, begitu pula nenek moyang kami, dan kami tidak akan mengharamkan apa pun.” Seperti itu pula orang-orang sebelum mereka telah mendustakan para rasul sampai mereka merasakan azab Kami. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah kamu mempunyai dalil yang dapat kamu kemukakan kepada kami? Yang kamu ikuti hanya persangkaan belaka dan kamu hanya mengira-ngira.” قُلْ فَلِلّٰهِ الْحُجَّةُ الْبَالِغَةُۚ فَلَوْ شَاۤءَ لَهَدٰىكُمْ اَجْمَعِيْنَ Qul fa lillāhil-ḥujjatul-bāligahtu, fa lau syā'a lahadākum ajmaīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Hanya milik Allahlah dalil yang kuat. Maka, kalau Dia menghendaki, niscaya kamu semua mendapat petunjuk.” قُلْ هَلُمَّ شُهَدَاۤءَكُمُ الَّذِيْنَ يَشْهَدُوْنَ اَنَّ اللّٰهَ حَرَّمَ هٰذَاۚ فَاِنْ شَهِدُوْا فَلَا تَشْهَدْ مَعَهُمْۚ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ وَهُمْ بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ ࣖ Qul halumma syuhadā'akumul-lażīna yasyhadūna annallāha ḥarrama hāżā, fa in syahidū falā tasyhad maahum, wa lā tattabi ahwā'al-lażīna każżabū bi'āyātinā wal-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati wa hum birabbihim yadilūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Bawalah saksi-saksimu yang dapat membuktikan bahwa Allah mengharamkan ini.” Jika mereka memberi kesaksian, engkau jangan ikut pula memberi kesaksian bersama mereka. Jangan engkau ikuti keinginan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat dan mempersekutukan Tuhan. ۞ قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ مِّنْ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِيَّاهُمْ ۚوَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَۚ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ Qul taālau atlu mā ḥarrama rabbukum alaikum allā tusyrikū bihī syai'aw wa bil-wālidaini iḥsānān, wa lā taqtulū aulādakum min imlāqin, naḥnu narzuqukum wa iyyāhum, wa lā taqrabul-fawāḥisya mā ẓahara minhā wa mā baṭana, wa lā taqtulun-nafsal-latī ḥarramallāhu illā bil-ḥaqqi, żālikum waṣṣākum bihī laallakum taqilūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Kemarilah! Aku akan membacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu, yaitu janganlah mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baiklah kepada kedua orang tua, dan janganlah membunuh anak-anakmu karena kemiskinan. Tuhanmu berfirman, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.’ Janganlah pula kamu mendekati perbuatan keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah, kecuali dengan alasan yang benar. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu mengerti. وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗ ۚوَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِۚ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۚ وَاِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوْا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْاۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَۙ Wa lā taqrabū mālal-yatīmi illā bil-latī hiya aḥsanu ḥattā yabluga asyuddahū, wa auful-kaila wal-mīzāna bil-qisṭi, lā nukallifu nafsan illā wusahā, wa iżā qultum fadilū wa lau kāna żā qurbā, wa biahdillāhi aufū, żālikum waṣṣākum bihī laallakum tażakkarūna. Janganlah kamu mendekati menggunakan harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai usia dewasa. Sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, lakukanlah secara adil sekalipun dia kerabat-mu. Penuhilah pula janji Allah. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu mengambil pelajaran.” وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ Wa anna hāżā ṣirāṭī mustaqīman fattabiūhu, wa lā tattabius-subula fa tafarraqa bikum an sabīlihī, żālikum waṣṣākum bihī laallakum tattaqūna. Sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lain sehingga mencerai-beraikanmu dari jalan-Nya. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu bertakwa. ثُمَّ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ تَمَامًا عَلَى الَّذِيْٓ اَحْسَنَ وَتَفْصِيْلًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لَّعَلَّهُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُوْنَ ࣖ Ṡumma ātainā mūsal-kitāba tamāman alal-lażī aḥsana wa tafṣīlal likulli syai'iw wa hudaw wa raḥmatal laallahum biliqā'i rabbihim yu'minūna. Kemudian, Kami telah menganugerahkan kepada Musa Kitab Taurat untuk menyempurnakan nikmat Kami kepada orang yang berbuat kebaikan, menjelaskan secara rinci segala sesuatu, serta memberi petunjuk dan rahmat agar mereka beriman kepada pertemuan dengan Tuhannya. وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۙ Wa hāżā kitābun anzalnāhu mubārakun fattabiūhu wattaqū laallakum turḥamūna. Al-Qur’an ini adalah Kitab yang Kami turunkan lagi diberkahi. Maka, ikutilah dan bertakwalah agar kamu dirahmati. اَنْ تَقُوْلُوْٓا اِنَّمَآ اُنْزِلَ الْكِتٰبُ عَلٰى طَاۤىِٕفَتَيْنِ مِنْ قَبْلِنَاۖ وَاِنْ كُنَّا عَنْ دِرَاسَتِهِمْ لَغٰفِلِيْنَۙ An taqūlū innamā unzilal-kitābu alā ṭā'ifataini min qablinā, wa in kunnā an dirāsatihim lagāfilīna. Kami turunkan Al-Qur’an itu supaya kamu tidak mengatakan, “Kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan sebelum kami Yahudi dan Nasrani dan sesungguhnya kami lengah dari apa yang mereka baca,” اَوْ تَقُوْلُوْا لَوْ اَنَّآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا الْكِتٰبُ لَكُنَّآ اَهْدٰى مِنْهُمْۚ فَقَدْ جَاۤءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ ۚفَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَصَدَفَ عَنْهَا ۗسَنَجْزِى الَّذِيْنَ يَصْدِفُوْنَ عَنْ اٰيٰتِنَا سُوْۤءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوْا يَصْدِفُوْنَ Au taqūlū lau annā unzila alainal-kitābu lakunnā ahdā minhum, faqad jā'akum bayyinatum mir rabbikum wa hudaw wa raḥmahtun, faman aẓlamu mimman każżaba bi'āyātillāhi wa ṣadafa anhā, sanajzil-lażīna yaṣdifūna an āyātinā sū'al-ażābi bimā kānū yaṣdifūna. atau supaya kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya jikalau Kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk daripada mereka.” Sungguh, telah datang kepadamu penjelasan yang nyata, petunjuk, dan rahmat dari Tuhanmu. Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling darinya? Kelak, Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksaan yang buruk karena mereka selalu berpaling. هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ اَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ ۗيَوْمَ يَأْتِيْ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا اِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ اٰمَنَتْ مِنْ قَبْلُ اَوْ كَسَبَتْ فِيْٓ اِيْمَانِهَا خَيْرًاۗ قُلِ انْتَظِرُوْٓا اِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ Hal yanẓurūna illā an ta'tiyahumul-malā'ikatu au ya'tiya rabbuka au ya'tiya baḍu āyāti rabbika, yauma ya'tī baḍu āyāti rabbika lā yanfau nafsan īmānuhā lam takun āmanat min qablu au kasabat fī īmānihā khairān, qulintaẓirū innā muntaẓirūna. Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu atau belum berusaha berbuat kebajikan dalam masa imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Sesungguhnya Kami pun menunggu.” اِنَّ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَكَانُوْا شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِيْ شَيْءٍۗ اِنَّمَآ اَمْرُهُمْ اِلَى اللّٰهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ Innal-lażīna farraqū dīnahum wa kānū syiyaal lasta minhum fī syai'in, innamā amruhum ilallāhi ṡumma yunabbi'uhum bimā kānū yafalūna. Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi terpecah dalam golongan-golongan, sedikit pun engkau Nabi Muhammad tidak bertanggung jawab terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka terserah hanya kepada Allah. Kemudian, Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ Man jā'a bil-ḥasanati fa lahū asyru amṡālihā, wa man jā'a bis-sayyi'ati falā yujzā illā miṡlahā wa hum lā yuẓlamūna. Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya. Mereka sedikit pun tidak dizalimi dirugikan. قُلْ اِنَّنِيْ هَدٰىنِيْ رَبِّيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ ەۚ دِيْنًا قِيَمًا مِّلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًاۚ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ Qul innanī hadānī rabbī ilā ṣirāṭim mustaqīmin, dīnan qiyamam millata ibrāhīma ḥanīfān, wa mā kāna minal-musyrikīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya Tuhanku telah membimbingku ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan dia Ibrahim tidak termasuk orang-orang musyrik.” قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ Qul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-ālamīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚوَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ Lā syarīka lahū, wa biżālika umirtu wa ana awwalul-muslimīna. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah yang diperintahkan kepadaku. Aku adalah orang yang pertama dalam kelompok orang muslim.” قُلْ اَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْغِيْ رَبًّا وَّهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍۗ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ اِلَّا عَلَيْهَاۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۚ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ Qul agairallāhi abgī rabbaw wa huwa rabbu kulli syai'in, wa lā taksibu kullu nafsin illā alaihā, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, ṡumma ilā rabbikum marjiukum fa yunabbi'ukum bimā kuntum fīhi takhtalifūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah aku pantas mencari tuhan selain Allah, padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap orang yang berbuat dosa, dirinya sendirilah yang akan bertanggung jawab. Seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian, kepada Tuhanmulah kamu kembali, lalu Dia akan memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.” وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَكُمْ خَلٰۤىِٕفَ الْاَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْۗ اِنَّ رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ Wa huwal-lażī jaalakum khalā'ifal-arḍi wa rafaa baḍakum fauqa baḍin darajātil liyabluwakum fī mā ātākum, inna rabbaka sarīul-iqābi, wa innahū lagafūrur raḥīmun. Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu beberapa derajat atas sebagian yang lain untuk menguji kamu atas apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat hukuman-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
103 لَا تُدۡرِكُهُ الۡاَبۡصَارُ وَهُوَ يُدۡرِكُ الۡاَبۡصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيۡفُ الۡخَبِيۡرُ. Laa tudrikuhul absaaru wa Huwa yudrikul absaara wa huwal Lateeful Khabeer. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Mahahalus, Mahateliti.إِنَّ ٱلَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِى شَىْءٍ ۚ إِنَّمَآ أَمْرُهُمْ إِلَى ٱللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ Arab-Latin Innallażīna farraqụ dīnahum wa kānụ syiya'al lasta min-hum fī syaī`, innamā amruhum ilallāhi ṡumma yunabbi`uhum bimā kānụ yaf'alụnArtinya Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. Al-An'am 158 ✵ Al-An'am 160 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Menarik Tentang Surat Al-An’am Ayat 159 Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 159 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir menarik dari ayat ini. Didapati berbagai penjabaran dari berbagai ulama tafsir mengenai isi surat Al-An’am ayat 159, sebagiannya sebagaimana termaktub📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaSesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka setelah sebelumnya berkumpul diatas tauhidullah dan mengamalkan syariatNya, lalu mereka berbagi-bagi ke dalam golongan-golongan dan kelompok-kelompok, sesungguhnya engkau wahai rasul berlepas diri dari mereka. Urusan mereka hanyalah tergantung pada Allah , kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka tentang perbuatan-perbuatan yang telah mereka perbuat lalu memberikan balasan orang-orang yang bertaubat diantara mereka dan berbuat baik atas kebaikan mereka dan menghukum orang-orang yang berbuat buruk atas keburukan-keburukan mereka.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram159. Sesungguhnya orang-orang yang membuat agama mereka terpecah belah, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani yang mengambil sebagian agamanya dan mengabaikan sebagian yang lain, dan mereka terpecah belah menjadi kelompok-kelompok yang berselisih paham itu sama sekali bukan golonganmu, wahai Rasul. Kamu sama sekali tidak bertanggung jawab atas kesesatan mereka. Tugasmu hanyalah memberikan peringatan kepada mereka. Maka urusan mereka diserahkan kepada Allah. Kemudian pada hari Kiamat kelak Allah akan memberitahukan kepada mereka perihal apa yang telah mereka perbuat di dunia. Lalu Dia akan memberikan balasan yang setimpal kepada mereka.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah159. Allah mengancam orang-orang yang membuat perpecahan dan perselisihan dalam agama, dan memerintahkan nabi untuk berlepas diri dari mereka dan dari amal perbuatan mereka, serta menekankan bahwa Dia yang akan memberi balasan dan siksaan bagi mereka. Kemudian Allah menyampaikan kepada mereka kemaksiatan kemaksiatan yang telah mereka lakukan. Ibnu 'Asyur berkata ketika terdapat perintah untuk berlepas diri dari mereka, maka ini akan menimbulkan pertanyaan dari seseorang "Apakah Rasulullah harus bertanggung jawab untuk membalas mereka atas amal buruk yang telah mereka lakukan?" Oleh sebab itu ayat ini dilanjutkan dengan firman-Nya at-Tahrir wa at-Tanwir 7/143Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah159. إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya Yakni menjadikan agama mereka terbagi-bagi dengan menerima sebagiannya dan menolak sebagian lainnya. Dan yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi, Nasrani, dan musyrikin; sebagian mereka menyembah berhala dan sebagian lainnya menyembah malaikat, dan termasuk juga dalam ayat ini orang-orang yang membuat bid’ah dan mendatangkan apa yang tidak diperintahkan Allah. شِيَعًا dan mereka menjadi bergolongan Yakni menjadi kelompok-kelompok dan golongan-golongan. Dan ini berlaku bagi setiap kaum yang dulunya bersatu padu dalam urusan agama mereka, kemudian setiap kelompok dari mereka mengikuti pendapat dari pembesar mereka yang menyelisihi dan menjauhi kebenaran. لَّسْتَ مِنْهُمْ فِى شَىْءٍ ۚ tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka Yakni kamu tidak bertanggungjawab atas bid’ah dan perpecahan mereka, karena tugasmu hanyalah menyampaikan. إِنَّمَآ أَمْرُهُمْ إِلَى اللهِSesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah Allah akan membalas mereka dengan apa yang Dia kehendaki. ثُمَّ kemudian Yakni di hari kiamat nanti. يُنَبِّئُهُم Allah akan memberitahukan kepada mereka Yakni mengabarkan kepada mereka. بِمَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ apa yang telah mereka perbuat Yakni perbuatan-perbuatan mereka yang melanggar apa yang disyariatkan Allah dan diwajibkan-Nya atas mereka.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah159 Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan. Mereka mengambil teman sebagian orang dan meninggalkan yang lain, mereka adalah Yahudi dan Nasrani, serta orang-orang musyrik dan orang-orang yang membuat pembaruan dalam hal agama. Mereka menjadi berkelompok-kelompok. Jangan pedulikan mereka, engkau tidak ada tanggung jawab kepada mereka. Sesungguhnya perhitungan dan pembalasan atas perbuatan mereka adalah mutlak dari Allah. kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat di dunia, kemudian Allah memberi balasan atas perbuatan mereka.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahSesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka} menjadikan agama mereka terpecah belah, sehingga mereka mendekati sebagian dan meninggalkan sebagian lainnya {dan mereka menjadi dalam golongan-golongan} dalam golongan-golongan yang berbeda {sedikit pun kamu tidak bertanggung jawab terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanya kepada Allah. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuatMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H159. Allah mengancam orang-orang yang memecah-belah agamanya sehingga mereka telah terpecah belah di dalamnya, masing-masing orang mengambil nama yang tidak berguna baginya dalam agamanya seperti Yahudi, Nasrani, dan Majusi, atau imannya tidak sempurna dengannya seperti dengan cara mengambil sesuatu dari syariat dan menjadikannya sebagai agamanya dan meninggalkan yang semisal dengannya atau yang lebih utama darinya sebagaimana yang dilakukan oleh pemecah-belah umat dari kalangan ahli bid’ah dan kesesatan yang memecah belah belah umat. Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa agama memerintahkan kepada kesatuan dan persatuan, dan melarang perpecahan dan perselisihan dalam agama dan persoalan-persoalan prinsip maupun cabang. Agama memerintahkan untuk melepaskan diri dari orang-orang yang memecah-belah umatnya. Dia berfirman, “Tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka.” Maksudnya, kamu tidak termasuk mereka dan mereka tidak termasuk kamu, karena mereka menyelisihi dan menentangmu. “Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah.” Mereka kembali kepadaNya dan Dia membalas mereka sesuai dengan amal mereka. “Kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.”📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-An’am ayat 159 Dengan berselisih di dalamnya, di mana masing-masing mengambil nama-nama yang sesungguhnya tidak bermanfaat apa-apa bagi agamanya seperti Yahudi, Nasrani dan Majusi, atau tidak menyempurnakan imannya, seperti mengambil sesuatu dari syari’at dan menjadikan agamanya, namun dia tinggalkan yang lain yang semisalnya atau yang lebih tinggi daripadanya dalam syari’at ini sebagaimana keadaan Ahli bid’ah. Ayat ini menunjukkan bahwa agama memerintahkan bersatu padu dan melarang berpecah belah dalam agama, baik dalam masalah ushul dasar agama maupun furu’ cabang. Yakni golongan yang amat fanatik kepada pemimpin-pemimpinnya. Dalam sebuah qira’at dibaca “Faaraquu” yakni meninggalkan agama yang mereka diperintahkan untuk menjalankannya, seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk berlepas diri dari orang-orang yang memecah belah agamanya.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 159Penjelasan tentang nasib orang kafir pada hari kiamat yang terdapat pada ayat di atas dilanjutkan dengan penjelasan tentang ada kelompokkelompok sesat pada ayat ini. Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya'padahal agama pada awalnya hanya satu, yaitu agama tauhid, sebagaimana sabda nabi , kami, para nabi, bagaikan anakanak satu ayah dari ibu yang berbeda, agama kami satu. 'dan mereka menjadi terpecah dalam golongan-golongan dengan mengikuti hawa nafsunya sendiri-sendiri, sesuai dengan kepentingan masing-masing di mana setiap golongan berbangga dengan golongannya sendiri, sedikit pun bukan tanggung jawabmu, wahai nabi Muhammad, atas mereka. Kamu telah melaksanakan tugas kerasulanmu, sementara mereka memilih jalan kekafiran. Hati mereka telah terkunci untuk menerima kebenaran. Sesungguhnya urusan mereka terserah kepada Allah. Allah yang akan memutuskan nasib mereka, maka janganlah kamu bersedih atas kekafiran mereka. Kemudian dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. Tentang dosa-dosa mereka dan balasan terhadap mereka pada hari kiamat nanti. Berkaitan dengan hari pembalasan, Allah menjelaskan tentang anugerah-Nya yang agung terhadap orang mukmin yang berbuat baik. Barang siapa berbuat kebaikan, walaupun sedikit, akan men-dapat balasan sepuluh kali lipat, bahkan bisa lebih dari itu sampai tujuh ratus kali lipat dari amalnya, karena Allah mahakaya. Hal itu jika amal baik tersebut disertai dengan keikhlasan dan sesuai dengan aturan agama islam. Dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya sebagai bentuk keadilan Allah. Mereka sedikit pun tidak dirugikan atau dizalimi. Allah tidak akan berbuat zalim sedikit pun terhadap hambahamba-Nya, seperti mengurangi pahala atau menambahkan dosa yang tidak diperbuat. Dialah yang maha pemurah, maha dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangItulah pelbagai penjabaran dari beragam mufassir mengenai kandungan dan arti surat Al-An’am ayat 159 arab-latin dan artinya, semoga berfaidah bagi ummat. Bantulah kemajuan kami dengan mencantumkan hyperlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Artikel Tersering Dikunjungi Terdapat berbagai topik yang tersering dikunjungi, seperti surat/ayat Al-Fajr, Al-An’am, Al-Baqarah 153, Juz al-Qur’an, Al-Balad, Al-Insyirah 5-6. Juga Al-Maidah, Ali Imran 190-191, Al-Baqarah 185, Ar-Ra’d 11, Al-Adiyat, Luqman 14. Al-FajrAl-An’amAl-Baqarah 153Juz al-Qur’anAl-BaladAl-Insyirah 5-6Al-MaidahAli Imran 190-191Al-Baqarah 185Ar-Ra’d 11Al-AdiyatLuqman 14 Pencarian al baqarah 248, ayat surat al kahfi, quran surat al hujurat ayat 13, surah at taubah ayat 129, quran surah annisa Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawahSuratini ada di urutan ke 3 sebelum surat annisa (wanita) yang memiliki 176 ayat, dan sesudah surat al baqarah yang memiliki 286 ayat (surat terpanjang yang ada di dalam al quran). Kita sudah sampai pada akhir artikel tentang surat ali imran ayat 103 lengkap dengan terjemah Indonesia, latin, dan juga arab. Semoga dapat bermanfaat bagi anda dan 6. QS. Al-An’am Binatang Ternak 165 ayat بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلۡحَمۡدُ لِلّٰهِ الَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَجَعَلَ الظُّلُمٰتِ وَالنُّوۡرَ ؕ ثُمَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا بِرَبِّهِمۡ يَعۡدِلُوۡنَ Alhamdu lillaahil lazii khalaqas samaawaati wal arda wa ja'alaz zulumaati wannuur; summal laziina kafaruu bi Rabbihim ya'diluun 1. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang, namun demikian orang-orang kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu. هُوَ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ مِّنۡ طِيۡنٍ ثُمَّ قَضٰۤى اَجَلًا ؕ وَاَجَلٌ مُّسَمًّى عِنۡدَهٗ ثُمَّ اَنۡـتُمۡ تَمۡتَرُوۡنَ Huwal lazii khalaqakum min tiinin summa qadaaa ajalanw wa ajalum musamman 'indahuu summa antum tamtaruun 2. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal kematianmu, dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya. وَهُوَ اللّٰهُ فِى السَّمٰوٰتِ وَفِى الۡاَرۡضِؕ يَعۡلَمُ سِرَّكُمۡ وَ جَهۡرَكُمۡ وَيَعۡلَمُ مَا تَكۡسِبُوۡنَ Wa Huwal laahu fissamaawaati wa fil ardi ya'lamu sirrakum wa jahrakum wa ya'lamu maa taksibuun 3. Dan Dialah Allah yang disembah, di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan dan mengetahui pula apa yang kamu kerjakan. وَمَا تَاۡتِيۡهِمۡ مِّنۡ اٰيَةٍ مِّنۡ اٰيٰتِ رَبِّهِمۡ اِلَّا كَانُوۡا عَنۡهَا مُعۡرِضِيۡنَ Wa maa taatiihim min Aayatim min Aayaati Rabbihim illaa kaanuu 'anhaa mu'ridiin 4. Dan setiap ayat dari ayat-ayat Tuhan yang sampai kepada mereka orang kafir, semuanya selalu diingkarinya. فَقَدۡ كَذَّبُوۡا بِالۡحَـقِّ لَـمَّا جَآءَهُمۡؕ فَسَوۡفَ يَاۡتِيۡهِمۡ اَنۢۡـبٰٓـؤُا مَا كَانُوۡا بِهٖ يَسۡتَهۡزِءُوۡنَ Faqad kazzabuu bilhaqqi lammaa jaaa'ahum fasawfa yaatiihim ambaaa'u maa kaanuu bihii yastahzi'uun 5. Sungguh, mereka telah mendustakan kebenaran Al-Qur'an ketika sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada mereka kenyataan dari berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan. اَلَمۡ يَرَوۡا كَمۡ اَهۡلَـكۡنَا مِنۡ قَبۡلِهِمۡ مِّنۡ قَرۡنٍ مَّكَّنّٰهُمۡ فِى الۡاَرۡضِ مَا لَمۡ نُمَكِّنۡ لَّـكُمۡ وَاَرۡسَلۡنَا السَّمَآءَ عَلَيۡهِمۡ مِّدۡرَارًا ۖ وَّجَعَلۡنَا الۡاَنۡهٰرَ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهِمۡ فَاَهۡلَكۡنٰهُمۡ بِذُنُوۡبِهِمۡ وَاَنۡشَاۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِهِمۡ قَرۡنًا اٰخَرِيۡنَ Alam yaraw kam ahlaknaa min qablihim min qarnim makkannaahum fil ardi maa lam numakkil lakum wa arsalnas samaaa'a 'alaihim midraaranw wa ja'alnal anhaara tajrii min tahtihim fa ahlak naahum bizunuubihim wa anshaanaa mim ba'dihim qarnan aakhariin 6. Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal generasi itu telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka. وَلَوۡ نَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ كِتٰبًا فِىۡ قِرۡطَاسٍ فَلَمَسُوۡهُ بِاَيۡدِيۡهِمۡ لَقَالَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡۤا اِنۡ هٰذَاۤ اِلَّا سِحۡرٌ مُّبِيۡنٌ Wa law nazzalnaa 'alaika Kitaaban fii qirtaasin falamasuuhu bi aidiihim laqoolal laziina kafaruuu in haazaaa illaa sihrum mubiin 7. Dan sekiranya Kami turunkan kepadamu Muhammad tulisan di atas kertas, sehingga mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, niscaya orang-orang kafir itu akan berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata." وَقَالُوۡا لَوۡلَاۤ اُنۡزِلَ عَلَيۡهِ مَلَكٌ ؕ وَلَوۡ اَنۡزَلۡـنَا مَلَـكًا لَّـقُضِىَ الۡاَمۡرُ ثُمَّ لَا يُنۡظَرُوۡنَ Wa qooluu law laaa unzila alaihi malakunw wa law anzalna malakal laqudiyal amru summa laa yunzaruun 8. Dan mereka berkata, "Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya Muhammad?" Jika Kami turunkan malaikat kepadanya, tentu selesailah urusan itu, tetapi mereka tidak diberi penangguhan sedikit pun. وَلَوۡ جَعَلۡنٰهُ مَلَـكًا لَّـجَـعَلۡنٰهُ رَجُلًا وَّلَـلَبَسۡنَا عَلَيۡهِمۡ مَّا يَلۡبِسُوۡنَ Wa law ja'alnaahu malakal laja'alnaahu rajulanw wa lalabasnaa 'alaihim maa yalbisuun 9. Dan sekiranya rasul itu Kami jadikan dari malaikat, pastilah Kami jadikan dia berwujud laki-laki, dan dengan demikian pasti Kami akan menjadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu. وَلَـقَدِ اسۡتُهۡزِئَ بِرُسُلٍ مِّنۡ قَبۡلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِيۡنَ سَخِرُوۡا مِنۡهُمۡ مَّا كَانُوۡا بِهٖ يَسۡتَهۡزِءُوۡنَ Wa laqadis tuhzi'a bi-Rusulim min qablika fahaaqa billaziina sakhiruu minhum maa kaanuu bihii yastahzi'uun 10. Dan sungguh, beberapa rasul sebelum engkau Muhammad telah diperolok-olokkan, sehingga turunlah azab kepada orang-orang yang mencemoohkan itu sebagai balasan olok-olokan mereka. قُلۡ سِيۡرُوۡا فِى الۡاَرۡضِ ثُمَّ انْظُرُوۡا كَيۡفَ كَانَ عَاقِبَةُ الۡمُكَذِّبِيۡنَ Qul siiruu fil ardi summan zuruu kaifa kaana 'aaqibatul mukazzibiin 11. Katakanlah Muhammad, "Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagai-mana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu." قُلْ لِّمَنۡ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ قُلْ لِّلّٰهِؕ كَتَبَ عَلٰى نَفۡسِهِ الرَّحۡمَةَ ؕ لَيَجۡمَعَنَّكُمۡ اِلٰى يَوۡمِ الۡقِيٰمَةِ لَا رَيۡبَ فِيۡهِ ؕ اَلَّذِيۡنَ خَسِرُوۡۤا اَنۡفُسَهُمۡ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ Qul limam maa fis samaawaati wal ardi qul lillaah; kataba 'alaa nafsihir rahmah; la yajma 'annakum ilaa Yawmil Qiyaamati laa raiba fiih; allaziina khasiruuu anfusahum fahum laa yu'minuun 12. Katakanlah Muhammad, "Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?" Katakanlah, "Milik Allah." Dia telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya. Dia sungguh akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman. وَلَهٗ مَا سَكَنَ فِى الَّيۡلِ وَالنَّهَارِؕ وَهُوَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ Wa lahuu maa sakana fillaili wannahaar; wa Huwas Samii'ul Aliim 13. Dan milik-Nyalah segala apa yang ada pada malam dan siang hari. Dan Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. قُلۡ اَغَيۡرَ اللّٰهِ اَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَهُوَ يُطۡعِمُ وَلَا يُطۡعَمُؕ قُلۡ اِنِّىۡۤ اُمِرۡتُ اَنۡ اَكُوۡنَ اَوَّلَ مَنۡ اَسۡلَمَ وَلَا تَكُوۡنَنَّ مِنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ Qul aghairal laahi attakhizu waliyyan faatiris samaawaati wal ardi wa Huwa yut'imu wa laa yut'am; qul inniii umirtu an akuuna awwala man salama wa laa takuunanna minal mushrikiin 14. Katakanlah Muhammad, "Apakah aku akan menjadikan pelindung selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?" Katakanlah, "Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi orang yang pertama berserah diri kepada Allah, dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik." قُلۡ اِنِّىۡۤ اَخَافُ اِنۡ عَصَيۡتُ رَبِّىۡ عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيۡمٍ Qul inniii akhaafu in 'asaitu Rabbii 'azaaba Yawmin 'Aziim 15. Katakanlah Muhammad, "Aku benar-benar takut akan azab hari yang besar hari Kiamat, jika aku mendurhakai Tuhanku." مَنۡ يُّصۡرَفۡ عَنۡهُ يَوۡمَٮِٕذٍ فَقَدۡ رَحِمَهٗؕ وَ ذٰ لِكَ الۡـفَوۡزُ الۡمُبِيۡنُ Mai yusraf 'anhu Yawma'izin faqad rahimah; wa zaalikal fawzul mubiin 16. Barangsiapa dijauhkan dari azab atas dirinya pada hari itu, maka sungguh, Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah kemenangan yang nyata. وَاِنۡ يَّمۡسَسۡكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗۤ اِلَّا هُوَؕ وَاِنۡ يَّمۡسَسۡكَ بِخَيۡرٍ فَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ Wa iny-yamsaskal laahu bidurrin falaaa kaashifa lahuu illaa Huwa wa iny-yamsaska bikhairin fa Huwa 'alaa kulli shai'in Qadiir 17. Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. وَهُوَ الۡقَاهِرُ فَوۡقَ عِبَادِهٖ ؕ وَهُوَ الۡحَكِيۡمُ الۡخَبِيۡرُ Wa Huwal gaahiru fawqa 'ibaadih; wa Huwal Hakiimul Khabiir 18. Dan Dialah yang berkuasa atas hamba-hamba-Nya. Dan Dia Mahabijaksana, Maha Mengetahui. قُلۡ اَىُّ شَىۡءٍ اَكۡبَرُ شَهَادَةً ؕ قُلِ اللّٰهُ ۙ شَهِيۡدٌ ۢ بَيۡنِىۡ وَبَيۡنَكُمۡ ۚ وَاُوۡحِىَ اِلَىَّ هٰذَا الۡـقُرۡاٰنُ لِاُنۡذِرَكُمۡ بِهٖ وَمَنۡۢ بَلَغَ ؕ اَٮِٕنَّكُمۡ لَـتَشۡهَدُوۡنَ اَنَّ مَعَ اللّٰهِ اٰلِهَةً اُخۡرٰىؕ قُلْ لَّاۤ اَشۡهَدُ ۚ قُلۡ اِنَّمَا هُوَ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ وَّاِنَّنِىۡ بَرِىۡٓءٌ مِّمَّا تُشۡرِكُوۡنَۘ Qul ayyu shai'in akbaru shahaadatan qulil laahu shahiidum bainii wa bainakum; wa uuhiya ilaiya haazal Qur'aanu li unzirakum bihii wa mam balagh; a'innakum latashhaduuna anna ma'al laahi aalihatan ukhraa; qul laaa ashhad; qul innamaa Huwa Ilaahunw Waahidun 19. Katakanlah Muhammad, "Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?" Katakanlah, "Allah, Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai Al-Qur'an kepadanya. Dapatkah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain bersama Allah?" Katakanlah, "Aku tidak dapat bersaksi." Katakanlah, "Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah." اَ لَّذِيۡنَ اٰتَيۡنٰهُمُ الۡـكِتٰبَ يَعۡرِفُوۡنَهٗ كَمَا يَعۡرِفُوۡنَ اَبۡنَآءَهُمُۘ اَ لَّذِيۡنَ خَسِرُوۡۤا اَنۡفُسَهُمۡ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ Allaziina aatainaa humul Kitaaba ya'rifuunahuu kamaa ya'rifuuna abnaaa'ahum; allaziina khasiruuu anfusahum fahum laa yu'minuun 20. Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab kepadanya, mereka mengenalnya Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman kepada Allah.103 Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), dan mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata): 'Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu'.۞ وَلَهُۥ مَا سَكَنَ فِى ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ Arab-Latin Wa lahụ mā sakana fil-laili wan-nahār, wa huwas-samī'ul-'alīmArtinya Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada pada malam dan siang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Al-An'am 12 ✵ Al-An'am 14 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Penting Tentang Surat Al-An’am Ayat 13 Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 13 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam pelajaran penting dari ayat ini. Didapati bermacam penafsiran dari banyak ulama berkaitan isi surat Al-An’am ayat 13, antara lain sebagaimana tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan kepunyaan Allah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, yang diam maupun yang bergerak, yang tersembunyi maupun yang tampak. Semua adalah hamba dan makhlikNya, serta berada di bawah kekuasaan, kendali, dan pengaturanNya. Dan Dia maha mendengar seluruh ucapan para hambaNya lagi maha Mengetahui segala rahasia-rahasia dan perbuatan mereka.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram13. Allah adalah satu-satunya pemilik segala sesuatu, baik yang diam di malam hari maupun di siang hari. Dia lah Yang Maha Mendengar ucapan-ucapan mereka lagi Maha Mengetahui perbuatan-perbuatan mereka, dan akan memberikan balasan yang setimpal kepada mereka.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah13. Allah adalah penguasa langit dan bumi dan segala yang ada di dalamnya. Milik-Nya segala yang diam atau bergerak di malam dan siang hari; segala sesuatu di bawah kehendak dan kuasa-Nya. Tidak ada satu makhlukpun yang keluar dari kekuasaan-Nya; Dia Maha Mendengar perkataan mereka dan Maha Mengetahui gerak-gerik mereka. Tiidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari-Nya. Pada ayat sebelumnya قل لمن ما في السماوات والأرض قل لله... Berhubungan dengan seluruh makhluk dari sisi tempat, sedangkan ayat ini berhubungan dengan seluruh makhluk dari sisi zaman. Dan Allah mendahulukan tempat karena lebih mudah dipahami oleh akal dari pada dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah13. وَلَهُۥ مَا سَكَنَ فِى الَّيْلِ وَالنَّهَارِ ۚ Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ada pada malam dan siang Yakni segala sesuatu adalah milik Allah. Dan sebagian dari segala susuatu tersebut berdiam diri baik di malam hari maupun siang hari, yaitu benda-benda mati. Sabagian lainnya berdiam diri di malam hari, yaitu hewan-hewan kebanyakan, dan sebagain lainnya berdiam diri di siang hari, seperti beberapa burung, serangga, dan hewan buas. Dan pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang tidak dapat bergerak baik di siang hari maupun malam hari.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah13. Kerajaan Allah meliputi segala sesuatu yang diam maupun yang bergerak. Di ayat sebelumnya Allah menerangkan bahwa Dia merajai setiap sesuatu di seluruh tempat di langit dan bumi. Dan disini dijelaskan bahwa Dia merajai segala sesuatu di seluruh zaman. Sesuatu yang diam meliputi benda-benda mati, dan hewan-hewan yang tinggal di malam atau siang hari. Dan Allah itu Maha Mendengar seluruh perkataan, dan Maha Mengetahui setiap sesuatu yang disembunyikan jiwa. Ayat ini turun ketika orang-orang kafir Mekah menawarkan sebagian harta mereka kepada nabi SAW sehingga dia menjadi lelaki terkaya dan tidak melakukan dakwah lagi📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahMilikNyalah segala sesuatu yang ada} sesuatu yang ada {pada malam dan siang hari. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha MengetahuiMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 HKetahuilah bahwa surat ini mengandung penetapan tauhid dengan segala dalil aqli dan naqli bahkan hampir seluruhnya tentang tauhid yang membantah orang-orang musyrik yang mendustakan RasulNya. Dalam ayat-ayat ini Allah menjelaskan sesuatu yang dengannya petunjuk menjadi jelas dan syirik pun terbabat. 13. Allah menyebutkan bahwa “kepunyaan Allah-lah, “ segala yang ada pada malam dan siang hari.” Itu adalah seluruh makhluk, yang terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan, dan benda-benda mati. Semuanya adalah makhluk yang diatur, hamba yang tunduk kepada Tuhannya Yang Mahaagung, Maha Berkuasa dan Maha Memiliki. Apakah sah menurut dalil aqli dan naqli jika para hamba yang tidak memiliki manfaat dan mudarat disembah sementara keikhlasan kepada pencipta, pengatur, pemilik, yang memiliki manfaat dan mudarat ditinggalkan? Ataukah justru akal yang sehat dan fitrah yang lurus mengajak kepada pengikhlasan ibadah, kecintaan, takut, dan harapan kepada Allah Rabbul alamin? “Dia-lah Yang Maha Mendengar” semua suara dengan berbagai Bahasa dan bermacam-macam kepentingan. “Lagi Maha Mengetahui apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi dana pa yang akan terjadi jika ia telah terjadi, maka bagaimanapun keadaannya pasti terjadi, Yang mengetahui lahir dan batin.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-An’am ayat 13 Beberapa ayat di atas dan setelahnya merupakan pengokohan tauhid dengan menyebutkan semua dalil, baik yang 'aqli akal maupun naqli wahyu sekaligus sebagai bantahan terhadap orang-orang musyrik. Yakni Dia Pengaturnya, Penciptanya dan Pemiliknya. Mencakup semua makhluk, baik manusia maupun jin, malaikat, makhluk hidup maupun benda mati. Semuanya adalah makhluk yang diatur, maka pantaskah secara akal makhluk-makhluk itu disembah, sedangkan yang menciptanya lagi yang memilikinya ditinggalkan? Semua suara dengan berbagai bahasa dan bermacam-macam kebutuhan. Terhadap yang telah terjadi dan akan terjadi serta yang tidak terjadi, Dia mengetahui yang nampak maupun yang tersembunyi. Dia Maha Mengetahui segalanya.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 13Allah sebagai pemilik langit dan bumi menegaskan bahwa seluruh makhluk berada dalam pengaturan-Nya. Dan milik-Nyalah, segala apa yang ada pada malam dan siang hari, yang bergerak maupun yang diam, yang terlihat maupun yang tersembunyi karena dia yang menciptakan dan mengatur semuanya. Dan dialah yang maha mendengar ucapan hamba-hamba-Nya, dan maha mengetahui apa yang ada pada seluruh hambanya, baik yang dinyatakan secara terbuka maupun yang tersembunyi di dalam lubuk hati. Katakanlah, wahai rasulullah, kepada orang-orang yang menyekutukan Allah, apakah aku akan menjadikan sesuatu selain Allah sebagai pelindung dan penolong, padahal Allah yang menjadikan langit dan bumi untuk kepentingan manusia; dia yang memberi makan seluruh makhluk hidup dengan menjamin rezeki dan mengaturnya dengan merata, dan tidak diberi makan dengan segala bentuk sesajian karena Allah tidak membutuhkannya' katakanlah kepada mereka, wahai rasulullah, sesungguhnya aku diperintahkan oleh Allah agar aku menjadi orang yang pertama berserah diri kepada-Nya dengan rukuk dan sujud, serta dengan menyerahkan seluruh jiwa raga, hidup, dan mati kepada-Nya. Dan jangan sekali-kali kamu, wahai rasulullah bersama orang-orang beriman yang mengikutimu, termasuk golongan orang-orang musyrik, yang menyekutukan Allah, baik dengan perbuatan maupun ucapan, baik terbuka maupun dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangDemikianlah berbagai penafsiran dari berbagai ulama berkaitan isi dan arti surat Al-An’am ayat 13 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa manfaat untuk kita semua. Support syi'ar kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan Halaman Paling Banyak Dikunjungi Kaji berbagai materi yang paling banyak dikunjungi, seperti surat/ayat Al-Baqarah 153, Juz al-Qur’an, Ar-Ra’d 11, Ali Imran 190-191, Luqman 14, Al-Fajr. Juga Al-Insyirah 5-6, Al-Balad, Al-Maidah, Al-Baqarah 185, Al-An’am, Al-Adiyat. Al-Baqarah 153Juz al-Qur’anAr-Ra’d 11Ali Imran 190-191Luqman 14Al-FajrAl-Insyirah 5-6Al-BaladAl-MaidahAl-Baqarah 185Al-An’amAl-Adiyat Pencarian surat 10, fafirru ilallah artinya, al maidah ayat 2-3, qs al maidah ayat 5, bacaan al kautsar Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawahmaknakata al abshar dalam surah Al An'aam, ayat 103, adalah inti pati yang halus yang dibentuk oleh Allah pada deria mata yang dengannya dapat mengetahui apa yang dilihat. Pengetahuan di sini adalah pengetahuan yang diliputi oleh mata.Pengetahuan tentang gaib secara khusus hanya Allah yang tahu. Sebagaimana dijabarkan dalam Al-Qur'an, salah satunya melalui surat Al An'am ayat Al An'am merupakan surat ke 6 dalam Alquran. Surat ini terdiri dari 165 ayat dan termasuk pada golongan surat hampir seluruh surat ini diturunkan sebelum Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebelum berhijrah ke ayat 59 dari surat Al An'am, membahas mengenai perkara-perkara gaib yang hanya diketahui oleh lebih memahami, yuk, simak bacaan dan arti dari ayat tersebut!Baca Juga Bacaan Surat Ali Imran 103, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin, dan TafsirannyaBacaan Surat Al-An'am Ayat 59 Lengkap dengan ArtinyaFoto Bacaa Surat Al-An&x27;am ayat 59 Lengkap dengan Artinya Orami Photo StocksFoto ayat-ayat dalam Al-Qur'an Orami Photo StockBerikut bacaan surat Al An'am ayat 59 lengkap dengan tulisan arab, latin, dan artinya agar mudah memahami makna yang terkandung di dalam ayat مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍWa 'indahụ mafātiḥul-gaibi lā ya'lamuhā illā huw, wa ya'lamu mā fil-barri wal-baḥr, wa mā tasquṭu miw waraqatin illā ya'lamuhā wa lā ḥabbatin fī ẓulumātil-arḍi wa lā raṭbiw wa lā yābisin illā fī kitābim mubīnArtinyaDan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfudz" QS Al An'am 59Baca Juga Bacaan Surat An Nisa Ayat 1 Beserta Arti dan TafsirTafsir Surat Al An'am Ayat 59Foto Tafsir Surat Al An&x27;am Ayat 59 Foto membaca Al-Qur'an Sumber Orami Photo StockMelansir dari tafsirweb, berdasarkan tafsir dari Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah berikut tafsir Surat Al An'am ayat pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ الْغَيْبِMaksudnya adalah tempat-tempat disimpannya hal-hal lain mengatakan maknanya adalah kunci-kunci perbendaharaan hal-hal ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَTidak ada satupun makhluk Allah, baik penghuni langit maupun bumi yang mengetahui hal-hal yang gaib yang Allah jadikan hanya untuk ini merupakan bantahan atas kebohongan-kebohongan para dukun, peramal bintang, dan lainnya yang mengaku hal-hal yang tidak mereka Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِBaik itu hewan-hewan maupun benda mati dengan ilmu yang tiada sehelai daun pun yang gugur dari pohonnya وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍmelainkan Dia mengetahuinya إِلَّا يَعْلَمُهَاYakni mengetahui waktu dan tempat tidak sebutir biji-pun yang ada dalam kegelapan bumi وَلَا حَبَّةٍفِى ظُلُمٰتِ الْأَرْضِDi tempat gelap di dalam perut bumi hanya Allah yang tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتٰبٍ مُّبِينٍHal tersebut meliputi segala hal yang ada yakni dalam lauhul Juga Tafsir Surat Ali Imran 134, Ini 4 Sifat Orang Bertaqwa Menurut AlquranKandungan Surat Al An'am Ayat 59Foto Kandungan Surat Al An&x27;am Ayat 59 Foto mentadaburi Al-Qur'an Orami Photo StockSurat Al An'am ayat 59 ini menjelaskan mengenai kunci-kunci gaib yang tidak diketahui kecuali oleh Allah Ta' terjadinya hari kiamat, turunnya hujan, janin yang di dalam rahim, rezeki di masa depan dan mengenai kematian adalah perkara gaib yang pengetahuan tersebut hanya milik malaikat dan nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengetahui tentang perkara gaib seperti kapan terjadinya hari ini juga merupakan bantahan terhadap ramalan para dukun dan orang-orang yang mengaku mengetahui perkara itu Islam melarang mendatangi dan membenarkan tukang kebenaran tukang ramal atau pun dukun seperti ini dihukumi kafir atau keluar dari agama tersebut merupakan syirik dan membatalkan tauhid kepada Allah yang disebabkan perbuatan mempercayai selain Allah Ta' mengetahui hal gaib secara khusus hanya Allah yang Juga Perbedaan Musyrik dan Syirik dalam Agama Islam, Disertai Ciri-ciri dan Contoh PerbuatannyaPengetahuan Allah itu luas yang tidak dapat kita yang terjadi Allah pasti mengetahui bahkan sebelum peristiwa tersebut belum terjadi dan akan itu, siapa yang bisa menghitung jenis makhluk yang ada di daratan banyak hewan, serangga, gunung, pohon, sungai dan makhluk yang ada di lautan. Hanya Allah yang mengetahui hal sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan ini sudah dicatat oleh Allah di dalam lauhul ada kejadian yan terjadi begitu saja tanpa seizin Allah Ta' tak lepas dari kehendak Allah yang telah menciptakan alam yang gugur dari pohonnya juga tak lepas dari kehendak pun dengan biji yang sangat kecil yang tidak diketahui oleh mata dan kegelapan bumi, Allah juga apapun mengenai kehidupan ini terjadi semua atas kehendak Zat yang telah menciptakan alam semesta, Allah Ta' penjelasan mengenai surat Al An'am ayat menambah pengetahuan ilmu agama Moms dan Dads, ya!
Makaapabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
Sebagai umat Islam hendaklah mengutamakan persatuan dan menghindari perpecahan. Seperti halnya dalam Alquran surat Ali Imran Ali Imran merupakan surat ke-3 dalam ayat dalam surat Ali Imran berjumlah 200 ini termasuk dalam kategori surat surat Madaniyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam setelah berhijrah ke banyak faedah yang terdapat dalam surat Ali Imran, salah satunya dibahas pada ayat ayat tersebut mengajak agar hendaklah bersatu di atas kebenaran Alquran dan Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa Juga Kandungan Surat Luqman, Salah Satunya tentang Pendidikan!Bacaan Surat Ali Imran Ayat 103 dalam Tulisan Arab, Latin, dan ArtinyaFoto Foto Ilustrasi Membaca Alquran Orami Photo StockSebelum memahami artinya, berikut bacaan surat Ali Imran 103 dalam tulisan Arab dan latinnya agar mudah dibacaوَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَwa’taṣimụ biḥablillāhi jamī’aw wa lā tafarraqụ ważkurụ ni’matallāhi alaikum iż kuntum a’dā`an fa allafa baina qulụbikum fa aṣbaḥtum bini’matihī ikhwānā, wa kuntum alā syafā ḥufratim minan-nāri fa angqażakum min-hā, każālika yubayyinullāhu lakum āyātihī la’allakum tahtadụnArtinya "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu masa Jahiliyah bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." QS. Ali Imran 103Baca Juga Kandungan dan Fadilah Surat Hud, Masya Allah!Tafsir Surat Ali Imran 103Foto Foto Alquran dan Tasbih Orami Photo StockIbnu Jarir Ath Thabari berkata tentang tafsir surat Ali Imran 103 ini"Allah Ta’ala menghendaki dengan ayat ini, dan berpeganglah kamu semuanya kepada agama Allah yang telah Dia perintahkan, dan berpeganglah kamu semuanya kepada janjiNya yang Dia Allah telah mengadakan perjanjian atas kamu di dalam kitabNya, yang berupa persatuan dan kesepakatan di atas kalimat yang haq dan berserah diri terhadap perintah Allah." Tafsir Jami'ul Bayan 4/30Dari penjabaran tersebut, menunjukkan landasan pentingnya mengenai itu, dijelaskan pula pentingnya kesepakatan di atas kebenaran sesuai apa yang terdapat di dalam Alquran dan sunnah nabi, serta berserah diri terhadap perintah yang dikehendaki oleh Allah adalah persatuan berdasarkan akidah dan بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟Artinya "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai."Pada potongan awal dari surat Ali Imran 103 tersebut, ungkapan "kepada tali Allah" artinya berpegang kepada tersebut juga melarang adanya bercerai berai atau berpecah belah yang terjadi dalam umat Juga Kandungan Surat Muhammad dan Keutamaannya, Yuk Pelajari!Faedah Surat Ali Imran Ayat 103Foto Ilustrasi Berdoa kepada Allah Orami Photo StockAlquran merupakan pedoman hidup bagi umat itu, terdapat banyak faedah yang menjadi landasan dalam menjalankan kehidupan di dunia satunya adalah yang terdapat dalam surat Ali Imran ayat surat Ali Imran 103 mengajarkan kepada umat Islam untuk tidak lebih mementingkan golongan tertentu daripada kesatuan hendaknya berlandasan pada Alquran dan tersebut juga memerintahkan larangan berpecah belah, yang dipertegas dalam banyak hadist Rasulullah shallallahu 'alaihi wa satu sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabdaإِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَسْخَطُ لَكُمْ ثَلَاثًا يَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوْهُ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلَا تَفَرَّقُوْا، وَأَنْ تُنَاصِحُوْا مَنْ وَلَّاهُ اللهُ أَمْرَكُمْ، وَيَسْخَطُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ، وَكَثْرَةَ "Sesungguhnya Allah meridhai kalian dalam tiga perkara dan membenci kalian dalam tiga perkara. Dia meridhai kalian jika kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, berpegang teguh pada tali Allah dan tidak bercerai berai dan memberi nasehat kepada ulil amri pemimpin yang mengurus urusan kalian. Dan Allah membenci kalian dalam tiga perkara, yaitu banyak bicara menyampaikan perkataan tanpa mengetahui kebenarannya, menyia-nyiakan harta boros dan banyak bertanya yang tidak penting." HR Muslim dan AhmadBaca Juga Kandungan dan Keutamaan Surat Al Isra, Masya Allah!Namun, saat ini sering kali terjadi perbedaan pendapat yang menjurus pada hal itu terjadi, maka kembalilah pada landasan Alquran dan Fauzan berkata, “Perbedaan memang sudah jadi tabiat. Namun Allah sudah menunjuki dalam Al Qur’an dan As Sunnah bahwa jika terjadi perselisihan dan tidak diketahui manakah yang benar di antara yang ada, maka dikembalikan kepada kedua sumber rujukan tersebut. Jika didapati dalam dua sumber tersebut, itulah yang benar, maka itulah yang diikuti. Jika tidak benar, maka tentu ditinggalkan. Karena tujuan kita adalah mengikuti kebenaran, bukan sekedar mengikuti logika, tradisi atau guru. Sifat seorang muslim bukanlah demikian, namun kebenaran yang selalu ia cari. Di mana saja ia dapati kebenaran tersebut, itulah yang ia ambil.” Syarh Masail Al Jahiliyyah, hal. 26Baca Juga Surah Al Insan, Pengingat Tentang Hakikat Penciptaan ManusiaItulah penjelasan mengenai surat Ali Imran 103 yang bisa menjadi renungan bagi umat Islam untuk menghindari terjadi pertengkaran atau adanya surat Ali Imran 103 ini, kita kembali diingatkan bahwa sesama muslim adalah bersaudara.
Hatinyasurat al an am latin. Dan dialah yang maha halus . Download Al Quran Lengkap Latin Dan Terjemahan Indonesia Apk Inter Reviewed from tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala yang kelihatan; Kumpulan gambar tentang surat al an am ayat 103 latin dan artinya, klik untuk melihat koleksi gambar lain di kibrispdr.org. Mostly by managing
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ Arab-Latin Wa anna hāżā ṣirāṭī mustaqīman fattabi'ụh, wa lā tattabi'us-subula fa tafarraqa bikum 'an sabīlih, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum tattaqụnArtinya Dan bahwa yang Kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. Al-An'am 152 ✵ Al-An'am 154 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Berharga Tentang Surat Al-An’am Ayat 153 Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 153 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa pelajaran berharga dari ayat ini. Ada beberapa penjelasan dari beragam mufassir terkait makna surat Al-An’am ayat 153, di antaranya seperti berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan diantara perintah Allah kepada kalian, bahwa islam adalah jalan Allah yang lurus, maka tempuhlah jalan itu, janganlah kalian menempuh jalan-jalan kesesatan yang akan mencerai-beraikan kalian dan menjauhkan kalian dari jalan Allah yang lurus. Berjalan mengarah ke jalan yang lurus itulah yang diperintahkan Allah kepada kalian, supaya kalian dapat melindungi diri dari siksaanNYa dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram153. Dan Allah mengharamkan kalian mengikuti jalan-jalan kesesatan. Kalian harus mengikuti jalan Allah yang lurus dan tidak bengkok. Karena jalan-jalan kesesatan akan membawa kalian kepada perpecahan dan menjauh dari jalan yang benar. Perintah mengikuti jalan Allah yang lurus itu adalah wasiat dari Allah agar kalian takut kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah153. Dan Allah mewasiatkan syariat Islam. Ia adalah agama yang diridhai oleh Allah, maka peganglah ia sekuat tenaga, dan janganlah mengikuti jalan-jalan yang menyelisihi Islam, karena itu akan menyesatkan kalian dan menjadikan kalian selalu terpecah belah. Itu adalah agama agung yang Allah perintahkan kepada kalian agar kalian dapat menjauhi azab. Dari Hamad, dari 'Asim, dari Abu wa'il ia berkata, Abdullah Bin Mas'ud berkata Suatu hari Rasulullah membuat sebuah garis lurus bagi kami, lalu bersabda, Ini adalah jalan Allah’. Dan 'Ashim meniru beliau dengan membuat garis lurus seraya berkata, Ini adalah jalan Allah’. Kemudian beliau membuat garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda, Ini adalah jalan-jalan yang banyak, pada setiap jalan terdapat setan yang mengajak kepada jalan itu,’ kemudian beliau membaca ayat وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ yakni garis yang pertama; وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ, yakni garis-garis yang lain; فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون diriwayatkan oleh Imam an-Nasa'i dalam tafsirnya 1/ 385 Imam Ahmad dalam musnadnya 1/435,465; Imam Ad-Darimi dalam sunannya 1/67-68, bab dibencinya mendahulukan pendapat akal; Imam Ibnu Hibban dalam shahihnya Al-Ihsan 1/181 Imam Al-Hakim dalam mustadrak 2/318 dari banyak jalur dari hammad bin Zaid. Imam Hakim berkata tentang hadis ini Sanadnya shahih namun Imam Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Dan Syekh al-Albani menghasankan sanadnya dalam kitab dzilal al-Jannah 1/13.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah153. وَأَنَّ هٰذَا صِرٰطِى مُسْتَقِيمًا dan bahwa yang Kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus Yakni jalan yang mengantarkan kepada keridhaan-Ku, yaitu agama Allah. Kemudian Allah memerintahkan mereka untuk mengikuti jalan tersebut dan melarang mereka mengikuti jalan yang lain. السُّبُلَ jalan-jalan yang lain Yakni agama-agama lain dengan jalannya yang bermacam-macam. فَتَفَرَّقَ بِكُمْ karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu Yakni yang membelokkan kalian. عَن سَبِيلِهِۦ ۚ dari jalan-Nya Yakni dari jalan Allah yang lurus yaitu agama Islam. Adapun jalan-jalan yang lain meliputi agama Yahudi, Nasrani, Majusi, dan agama-agama lainnya, serta segala bid’ah dan kesesatan yang berlandaskan hawa nafsu. Ibnu Mas’ud berkata “Rasulullah pernah membuat sebuah garis dengan tangannya, kemudian ia bersabda “ini merupakan jalan Allah yang lurus”, lalu ia membuat garis-garis yang lain di sisi kanan dan sisi kiri garis pertama tersebut, kemudian bersabda “dan tidaklah satu dari garis-garis ini kecuali terdapat setan yang menyeru kepadanya”, lalu ia membaca ayat وأن هذا صراطي مستقيما.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu pernah ditanya, “Apa itu as-shirât al-mustaqîm?” Beliau radhiyallahu anhu menjawab, “Yaitu jalan yang kami ditinggalkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dipangkalnya dan jalan tersebut berujung di surga, disamping kiri dan kanan jalan tersebut terdapat banyak jalan-jalan kecil. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan jalan ini kepada para Shahabatnya dengan menggambarkan garis satu garis lalu Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menggambar dua buah garis dari arah sebelah kanan garis yang pertama dan menggambara dua garis lainnya dari arah sebelah kiri garis yang pertama Kemudian setelah itu, Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam meletakkan tangan Beliau Shallallahu alaihi wa sallam di atas garis hitam yang pertama dan mengatakan, “Ini adalah jalan Allâh Azza wa Jalla .” Lalu Beliau Shallallahu alaihi wa sallam membaca ayat berikut { وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ } "Dan bahwa yang kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah Dia! Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya". [ Al-An’am 153 ] 2 . Sesunguhnya kita semua adalah pekerja keras untuk menghadap kepada Allah, tiada pilihan lain bagi manusia selamanya! adapun wasiat Allah yang menjelaskan tentang shirat al-mustaqim dalam ayat ini adalah sebagai petunjuk bagi semesta alam, agar kerja keras yang mereka lakukan berjalan dalam rangka menggapai ridho Allah, dan bukan menuju aazab-Nya yang amat sangat pedih. 3 . Sungguh menakjubkan penjelasan al-qur'an dan mukjizat maknanya, al-qur'an menyuruh kita untuk bertadabbur dengan menggunakan indra dan perasaan yang zhahir maupun bathin sebelum menyuruh kita untuk berittiba', agar perasaan kita menjadi tenang dan kita memahami bahwa apa yang diperintahkan kepada kita adalah suatu hal yang baik dan penuh dengan rahmat.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah153 Bahwa yang Kami perintahkan ini adalah sepuluh wasiat yaitu agama-Ku yang lurus yang Aku ridhai untuk para hamba-Ku, tidak ada kebengkokan di dalamnya. Maka ikutilah jalan itu, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang bertentangan dengannya, sehingga kalian lebih condong untuk menyeleweng dari jalan yang lurus yaitu agama yang Dia ridhai untuk kalian. Itulah yang diperintahkan oleh Tuhan kalian, agar kalian bertakwa kepada Allah, kemudian senantiasa menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-Nya serta hati-hati dengan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Sesungguhnya inilah jalanKu} jalan dan agamaKu {yang lurus} lurus dan tidak ada belokan di dalamnya {maka ikutilah. Janganlah mengikuti jalan-jalan} jalan-jalan yang terpisah, bukan lurus {sehingga mencerai-beraikan} membelokkan {kalian dari jalanNya} jalan dan agamaNya {Demikian itu Dia memerintahkan kepada kalian agar kalian bertakwa📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H153. Manakala Allah menjelaskan perintah-perintah besar dan syriat yang penting maka Dia memberi isyarat kepadanya dan kepada yang lebih umum darinya. Dia berfirman, “Dan bahwa yang kami perintahkan ini adalah jalanKu yang lurus.” Maksdunya, hukum-hukum ini dan yang sejenis dengannya yang dijelaskan oleh Allah di dalam kitabNya dan Dia menerangkan kepada hamba-hambaNy adalah jalan Allah mengantarkan kepadaNya dan kepada rumah kemulianNya, dan jalan yang seimbang, mudah lagi singkat. “Maka ikutilah ia,”agar kamu beruntung dan menang, dan meraih impian dan kebahagiaan. “Dan jangnalah kamu mengikuti jalan-jaln yang lain,” yaitu jalan-jalan yang menyimpang dari jalan ini. “karena jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya.” Maksdunya, menyesatkan kamu darinya dan memecahkan kamu ke kanan dan ke kiri. Jika kamu telah tersesat dari jalan yang lurus, maka yang ada hanya jalan menuju Neraka Jahim. “Yang demikian itu diperintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” Karena jika kamu menunaikan sesuatu yang telah dijelaskan oleh Allah kepadamu, baik dari sisi ilmu atau dari sisi amal, maka kamu termasuk orang-orang yang bertakwa dan hamba Allah yang beruntung. Kata “jalan” disebutkan dengan kata tunggal dan dinisbatkan kepada Allah karena ia adalah “jalan” yang satu, yang mengatarkan kepadaNya. Dan Allah adalah penolong bagi para peniti untuk menitinya.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-An’am ayat 153 Yakni perintah yang disebutkan dalam ayat 151-152 dan yang semisalnya. Jalan yang menghubungkan kepada Allah dan kepada surga-Nya, jalan yang lurus, mudah dan ringan. Agar kamu memperoleh keberuntungan dan memperoleh apa yang kamu harapkan. Yakni jalan-jalan yang menyelisihinya. Menyimpangkan kamu dari jalan-Nya yang lurus. Jika kamu sudah keluar dari jalan yang lurus, maka di sana tidak ada lagi jalan selain jalan yang mengarah kepada neraka. Kita meminta kepada Allah agar Dia membimbing kita menempuh jalan yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 153Allah menjelaskan bahwa semua perintah dan larangan yang telah disebut dua ayat sebelum ini adalah jalan kebenaran yang harus diikuti. Jika tidak, maka akan menimbulkan petaka dalam kehidupan. Inilah wasiat yang kesepuluh dan sungguh, inilah jalan-ku yang lurus, yaitu agama islam yang diridai Allah dengan semua kelengkapan ajarannya, mulai dari akidah, kekeluargaan, dan kemasyarakatan. Maka ikutilah jalan ini, karena inilah jalan yang benar yang bisa memberikan jaminan kebahagiaan dan ketenteraman hidup di dunia dan di akhirat. Jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lain seperti agama-agama selain islam, kelompok-kelompok yang mengajarkan ajaran yang menyimpang dan sesat yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Setan terus berusaha untuk membelokkan manusia dari jalan lurus ini dengan segala cara. Demikianlah dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa dengan selalu menjaga diri agar jangan sampai celaka, yaitu dengan melaksanakan ajaran islam dengan baik dan benar, baik itu kewajiban atau larangan. Inilah bentuk kasih sayang Allah kepada manusia agar mereka bahagia. Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa islam sebagai jalan kebenaran yang harus diikuti bukanlah sesuatu yang baru, tetapi telah dibawa oleh para nabi terdahulu, antara lain adalah nabi musa. Kemudian kami telah memberikan kepada nabi musa kitab taurat sebagai anugerah dari Allah. Manusia tanpa wahyu pasti akan sesat karena mereka akan memilih jalan sendiri-sendiri atas dasar kepentingan masing-masing. Pemberian kitab suci itu adalah untuk menyempurnakan nikmat kami kepada orang yang berbuat kebaikan karena ketaatannya kepada Allah dalam menyampaikan pesan-pesan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang berbuat baik karena Allah akan diberi tambahan nikmat-Nya untuk menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh kaumnya, baik urusan agama maupun urusan dunia. Dan juga sebagai petunjuk ke jalan yang benar dan sebagai rahmat bagi mereka yang mengamalkannya agar mereka beriman akan adanya pertemuan dengan tuhannya untuk mendapatkan balasan dari semua amal yang dilakukan di dunia. Keimanan terhadap hari akhir menjadikan manusia lebih berhati-hati dalam bertindak dan banyak melakukan amal dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah variasi penjelasan dari para ulama tafsir mengenai makna dan arti surat Al-An’am ayat 153 arab-latin dan artinya, semoga membawa faidah untuk kita semua. Bantu syi'ar kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Link Paling Banyak Dikunjungi Nikmati ratusan halaman yang paling banyak dikunjungi, seperti surat/ayat Bismillah, Quraisy, Al-Lahab, An-Naziat, Al-Kahfi 1-10, An-Nisa 59. Ada juga Al-Ashr, Az-Zumar 53, Al-Ma’idah 3, An-Nashr, Al-Qari’ah, Yusuf. BismillahQuraisyAl-LahabAn-NaziatAl-Kahfi 1-10An-Nisa 59Al-AshrAz-Zumar 53Al-Ma’idah 3An-NashrAl-Qari’ahYusuf Pencarian surat 7 ayat 16, surah al hujurat ayat 12 latin, bil mufsidin artinya, al baqarah 241, surat ali imran ayat Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
PembahasanTafsir Surat Al An'am Ayat 100-103 ini diakhiri dengan penyataan Allah swt bahwasannya Ia Maha Suci dari segala yang mereka tuduhkan. Allah yang menguasai Alam beserta isinya. Ia juga yang mengatur Alam dengan begitu runtutnya. Tidak ada sekutu bagiNya. Allah menjelaskan bahwa orang-orang musyrik menjadikan jin sekutu bagi Allah.
1 اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمٰتِ وَالنُّوْرَ ەۗ ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ al-ḥamdu lillāhillażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa ja'alaẓ-ẓulumāti wan-nụr, ṡummallażīna kafarụ birabbihim ya'dilụn Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang, namun demikian orang-orang kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu. 2 هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ طِيْنٍ ثُمَّ قَضٰٓى اَجَلًا ۗوَاَجَلٌ مُّسَمًّى عِنْدَهٗ ثُمَّ اَنْتُمْ تَمْتَرُوْنَ huwallażī khalaqakum min ṭīnin ṡumma qaḍā ajalā, wa ajalum musamman 'indahụ ṡumma antum tamtarụn Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal kematianmu, dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya. 3 وَهُوَ اللّٰهُ فِى السَّمٰوٰتِ وَفِى الْاَرْضِۗ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُوْنَ wa huwallāhu fis-samāwāti wa fil-arḍ, ya'lamu sirrakum wa jahrakum wa ya'lamu mā taksibụn Dan Dialah Allah yang disembah, di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan dan mengetahui pula apa yang kamu kerjakan. 4 وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ wa mā ta`tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānụ 'an-hā mu'riḍīn Dan setiap ayat dari ayat-ayat Tuhan yang sampai kepada mereka orang kafir, semuanya selalu diingkarinya. 5 فَقَدْ كَذَّبُوْا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْۗ فَسَوْفَ يَأْتِيْهِمْ اَنْۢبـٰۤؤُا مَا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ fa qad każżabụ bil-ḥaqqi lammā jā`ahum, fa saufa ya`tīhim ambā`u mā kānụ bihī yastahzi`ụn Sungguh, mereka telah mendustakan kebenaran Al-Qur'an ketika sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada mereka kenyataan dari berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan. 6 اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَّكُمْ وَاَرْسَلْنَا السَّمَاۤءَ عَلَيْهِمْ مِّدْرَارًا ۖوَّجَعَلْنَا الْاَنْهٰرَ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَنْشَأْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا اٰخَرِيْنَ a lam yarau kam ahlaknā ming qablihim ming qarnim makkannāhum fil-arḍi mā lam numakkil lakum wa arsalnas-samā`a 'alaihim midrāraw wa ja'alnal-an-hāra tajrī min taḥtihim fa ahlaknāhum biżunụbihim wa ansya`nā mim ba'dihim qarnan ākharīn Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal generasi itu telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka. 7 وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتٰبًا فِيْ قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوْهُ بِاَيْدِيْهِمْ لَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ walau nazzalnā 'alaika kitāban fī qirṭāsin fa lamasụhu bi`aidīhim laqālallażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīn Dan sekiranya Kami turunkan kepadamu Muhammad tulisan di atas kertas, sehingga mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, niscaya orang-orang kafir itu akan berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.” 8 وَقَالُوْا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ ۗوَلَوْ اَنْزَلْنَا مَلَكًا لَّقُضِيَ الْاَمْرُ ثُمَّ لَا يُنْظَرُوْنَ wa qālụ lau lā unzila 'alaihi malak, walau anzalnā malakal laquḍiyal-amru ṡumma lā yunẓarụn Dan mereka berkata, “Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya Muhammad?” Jika Kami turunkan malaikat kepadanya, tentu selesailah urusan itu, tetapi mereka tidak diberi penangguhan sedikit pun. 9 وَلَوْ جَعَلْنٰهُ مَلَكًا لَّجَعَلْنٰهُ رَجُلًا وَّلَلَبَسْنَا عَلَيْهِمْ مَّا يَلْبِسُوْنَ walau ja'alnāhu malakal laja'alnāhu rajulaw wa lalabasnā 'alaihim mā yalbisụn Dan sekiranya rasul itu Kami jadikan dari malaikat, pastilah Kami jadikan dia berwujud laki-laki, dan dengan demikian pasti Kami akan menjadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu. 10 وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِيْنَ سَخِرُوْا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ wa laqadistuhzi`a birusulim ming qablika fa ḥāqa billażīna sakhirụ min-hum mā kānụ bihī yastahzi`ụn Dan sungguh, beberapa rasul sebelum engkau Muhammad telah diperolok-olokkan, sehingga turunlah azab kepada orang-orang yang mencemoohkan itu sebagai balasan olok-olokan mereka. 11 قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ qul sīrụ fil-arḍi ṡummanẓurụ kaifa kāna 'āqibatul-mukażżibīn Katakanlah Muhammad, “Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagai-mana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” 12 قُلْ لِّمَنْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قُلْ لِّلّٰهِ ۗ كَتَبَ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ ۗ لَيَجْمَعَنَّكُمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَا رَيْبَ فِيْهِۗ اَلَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ qul limam mā fis-samāwāti wal-arḍ, qul lillāh, kataba 'alā nafsihir-raḥmah, layajma'annakum ilā yaumil-qiyāmati lā raiba fīh, allażīna khasirū anfusahum fa hum lā yu`minụn Katakanlah Muhammad, “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?” Katakanlah, “Milik Allah.” Dia telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya. Dia sungguh akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman. 13 ۞ وَلَهٗ مَا سَكَنَ فِى الَّيْلِ وَالنَّهَارِ ۗوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ wa lahụ mā sakana fil-laili wan-nahār, wa huwas-samī'ul-'alīm Dan milik-Nyalah segala apa yang ada pada malam dan siang hari. Dan Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. 14 قُلْ اَغَيْرَ اللّٰهِ اَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا يُطْعَمُ ۗ قُلْ اِنِّيْٓ اُمِرْتُ اَنْ اَكُوْنَ اَوَّلَ مَنْ اَسْلَمَ وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ qul agairallāhi attakhiżu waliyyan fāṭiris-samāwāti wal-arḍi wa huwa yuṭ'imu wa lā yuṭ'am, qul innī umirtu an akụna awwala man aslama wa lā takụnanna minal-musyrikīn Katakanlah Muhammad, “Apakah aku akan menjadikan pelindung selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?” Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi orang yang pertama berserah diri kepada Allah, dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.” 15 قُلْ اِنِّيْٓ اَخَافُ اِنْ عَصَيْتُ رَبِّيْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ qul innī akhāfu in 'aṣaitu rabbī 'ażāba yaumin 'aẓīm Katakanlah Muhammad, “Aku benar-benar takut akan azab hari yang besar hari Kiamat, jika aku mendurhakai Tuhanku.” 16 مَنْ يُّصْرَفْ عَنْهُ يَوْمَىِٕذٍ فَقَدْ رَحِمَهٗ ۗوَذٰلِكَ الْفَوْزُ الْمُبِيْنُ may yuṣraf 'an-hu yauma`iżin fa qad raḥimah, wa żālikal-fauzul-mubīn Barangsiapa dijauhkan dari azab atas dirinya pada hari itu, maka sungguh, Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah kemenangan yang nyata. 17 وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗٓ اِلَّا هُوَ ۗوَاِنْ يَّمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ wa iy yamsaskallāhu biḍurrin fa lā kāsyifa lahū illā huw, wa iy yamsaska bikhairin fa huwa 'alā kulli syai`ing qadīr Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. 18 وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖۗ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ wa huwal-qāhiru fauqa 'ibādih, wa huwal-ḥakīmul-khabīr Dan Dialah yang berkuasa atas hamba-hamba-Nya. Dan Dia Mahabijaksana, Maha Mengetahui. 19 قُلْ اَيُّ شَيْءٍ اَكْبَرُ شَهَادَةً ۗ قُلِ اللّٰهُ ۗشَهِيْدٌۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ ۗوَاُوْحِيَ اِلَيَّ هٰذَا الْقُرْاٰنُ لِاُنْذِرَكُمْ بِهٖ وَمَنْۢ بَلَغَ ۗ اَىِٕنَّكُمْ لَتَشْهَدُوْنَ اَنَّ مَعَ اللّٰهِ اٰلِهَةً اُخْرٰىۗ قُلْ لَّآ اَشْهَدُ ۚ قُلْ اِنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ وَّاِنَّنِيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ qul ayyu syai`in akbaru syahādah, qulillāh, syahīdum bainī wa bainakum, wa ụḥiya ilayya hāżal-qur`ānu li`unżirakum bihī wa mam balag, a innakum latasy-hadụna anna ma'allāhi ālihatan ukhrā, qul lā asy-had, qul innamā huwa ilāhuw wāḥiduw wa innanī barī`um mimmā tusyrikụn Katakanlah Muhammad, “Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?” Katakanlah, “Allah, Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai Al-Qur'an kepadanya. Dapatkah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain bersama Allah?” Katakanlah, “Aku tidak dapat bersaksi.” Katakanlah, “Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah.” 20 اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْرِفُوْنَهٗ كَمَا يَعْرِفُوْنَ اَبْنَاۤءَهُمْۘ اَلَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ allażīna ātaināhumul-kitāba ya'rifụnahụ kamā ya'rifụna abnā`ahum, allażīna khasirū anfusahum fa hum lā yu`minụn Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab kepadanya, mereka mengenalnya Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman kepada Allah. 21 وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ wa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każiban au każżaba bi`āyātih, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah, atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung. 22 وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًا ثُمَّ نَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَيْنَ شُرَكَاۤؤُكُمُ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ wa yauma naḥsyuruhum jamī'an ṡumma naqụlu lillażīna asyrakū aina syurakā`ukumullażīna kuntum taz'umụn Dan ingatlah, pada hari ketika Kami mengumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang menyekutukan Allah, “Di manakah sembahan-sembahanmu yang dahulu kamu sangka sekutu-sekutu Kami?” 23 ثُمَّ لَمْ تَكُنْ فِتْنَتُهُمْ اِلَّآ اَنْ قَالُوْا وَاللّٰهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِيْنَ ṡumma lam takun fitnatuhum illā ang qālụ wallāhi rabbinā mā kunnā musyrikīn Kemudian tidaklah ada jawaban bohong mereka, kecuali mengatakan, “Demi Allah, ya Tuhan kami, tidaklah kami mempersekutukan Allah.” 24 اُنْظُرْ كَيْفَ كَذَبُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ unẓur kaifa każabụ 'alā anfusihim wa ḍalla 'an-hum mā kānụ yaftarụn Lihatlah, bagaimana mereka berbohong terhadap diri mereka sendiri. Dan sesembahan yang mereka ada-adakan dahulu akan hilang dari mereka. 25 وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُ اِلَيْكَ ۚوَجَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًا ۗوَاِنْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَا ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءُوْكَ يُجَادِلُوْنَكَ يَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ wa min-hum may yastami'u ilaīk, wa ja'alnā 'alā qulụbihim akinnatan ay yafqahụhu wa fī āżānihim waqrā, wa iy yarau kulla āyatil lā yu`minụ bihā, ḥattā iżā jā`ụka yujādilụnaka yaqụlullażīna kafarū in hāżā illā asāṭīrul-awwalīn Dan di antara mereka ada yang mendengarkan bacaanmu Muhammad, dan Kami telah menjadikan hati mereka tertutup sehingga mereka tidak memahaminya, dan telinganya tersumbat. Dan kalaupun mereka melihat segala tanda kebenaran, mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, “Ini Al-Qur'an tidak lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.” 26 وَهُمْ يَنْهَوْنَ عَنْهُ وَيَنْـَٔوْنَ عَنْهُ ۚوَاِنْ يُّهْلِكُوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ wa hum yan-hauna 'an-hu wa yan`auna 'an-h, wa iy yuhlikụna illā anfusahum wa mā yasy'urụn Dan mereka melarang orang lain mendengarkan Al-Qur'an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari. 27 وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ وُقِفُوْا عَلَى النَّارِ فَقَالُوْا يٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰيٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ walau tarā iż wuqifụ 'alan-nāri fa qālụ yā laitanā nuraddu wa lā nukażżiba bi`āyāti rabbinā wa nakụna minal-mu`minīn Dan seandainya engkau Muhammad melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan ke dunia, tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman.” 28 بَلْ بَدَا لَهُمْ مَّا كَانُوْا يُخْفُوْنَ مِنْ قَبْلُ ۗوَلَوْ رُدُّوْا لَعَادُوْا لِمَا نُهُوْا عَنْهُ وَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ bal badā lahum mā kānụ yukhfụna ming qabl, walau ruddụ la'ādụ limā nuhụ 'an-hu wa innahum lakāżibụn Tetapi sebenarnya bagi mereka telah nyata kejahatan yang mereka sembunyikan dahulu. Seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Mereka itu sungguh pendusta. 29 وَقَالُوْٓا اِنْ هِيَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوْثِيْنَ wa qālū in hiya illā ḥayātunad-dun-yā wa mā naḥnu bimab'ụṡīn Dan tentu mereka akan mengatakan pula, “Hidup hanyalah di dunia ini, dan kita tidak akan dibangkitkan.” 30 وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ وُقِفُوْا عَلٰى رَبِّهِمْ ۗ قَالَ اَلَيْسَ هٰذَا بِالْحَقِّ ۗقَالُوْا بَلٰى وَرَبِّنَا ۗقَالَ فَذُوْقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ walau tarā iż wuqifụ 'alā rabbihim, qāla a laisa hāżā bil-ḥaqq, qālụ balā wa rabbinā, qāla fa żụqul-'ażāba bimā kuntum takfurụn Dan seandainya engkau Muhammad melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya tentulah engkau melihat peristiwa yang mengharukan. Dia berfirman, “Bukankah kebangkitan ini benar?” Mereka menjawab, “Sungguh benar, demi Tuhan kami.” Dia berfirman, “Rasakanlah azab ini, karena dahulu kamu mengingkarinya.” 31 قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِ ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوْا يٰحَسْرَتَنَا عَلٰى مَا فَرَّطْنَا فِيْهَاۙ وَهُمْ يَحْمِلُوْنَ اَوْزَارَهُمْ عَلٰى ظُهُوْرِهِمْۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَزِرُوْنَ qad khasirallażīna każżabụ biliqā`illāh, ḥattā iżā jā`at-humus-sā'atu bagtatang qālụ yā ḥasratanā 'alā mā farraṭnā fīhā wa hum yaḥmilụna auzārahum 'alā ẓuhụrihim, alā sā`a mā yazirụn Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah; sehingga apabila Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang Kiamat itu,” sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu. 32 وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ wa mal-ḥayātud-dun-yā illā la'ibuw wa lahw, wa lad-dārul-ākhiratu khairul lillażīna yattaqụn, a fa lā ta'qilụn Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti? 33 قَدْ نَعْلَمُ اِنَّهٗ لَيَحْزُنُكَ الَّذِيْ يَقُوْلُوْنَ فَاِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُوْنَكَ وَلٰكِنَّ الظّٰلِمِيْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ يَجْحَدُوْنَ qad na'lamu innahụ layaḥzunukallażī yaqụlụna fa innahum lā yukażżibụnaka wa lākinnaẓ-ẓālimīna bi`āyātillāhi yaj-ḥadụn Sungguh, Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu Muhammad, janganlah bersedih hati karena sebenarnya mereka bukan mendustakan engkau, tetapi orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. 34 وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوْا عَلٰى مَا كُذِّبُوْا وَاُوْذُوْا حَتّٰٓى اَتٰىهُمْ نَصْرُنَا ۚوَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِ اللّٰهِ ۚوَلَقَدْ جَاۤءَكَ مِنْ نَّبَإِ۟ى الْمُرْسَلِيْنَ wa laqad kużżibat rusulum ming qablika fa ṣabarụ 'alā mā kużżibụ wa ụżụ ḥattā atāhum naṣrunā, wa lā mubaddila likalimātillāh, wa laqad jā`aka min naba`il-mursalīn Dan sesungguhnya rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan yang dilakukan terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Dan tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat ketetapan Allah. Dan sungguh, telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu. 35 وَاِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكَ اِعْرَاضُهُمْ فَاِنِ اسْتَطَعْتَ اَنْ تَبْتَغِيَ نَفَقًا فِى الْاَرْضِ اَوْ سُلَّمًا فِى السَّمَاۤءِ فَتَأْتِيَهُمْ بِاٰيَةٍ ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدٰى فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ wa ing kāna kabura 'alaika i'rāḍuhum fa inistaṭa'ta an tabtagiya nafaqan fil-arḍi au sullaman fis-samā`i fa ta`tiyahum bi`āyah, walau syā`allāhu lajama'ahum 'alal-hudā fa lā takụnanna minal-jāhilīn Dan jika keberpalingan mereka terasa berat bagimu Muhammad, maka sekiranya engkau dapat membuat lubang di bumi atau tangga ke langit lalu engkau dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka, maka buatlah. Dan sekiranya Allah menghendaki, tentu Dia jadikan mereka semua mengikuti petunjuk, sebab itu janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang bodoh. 36 ۞ اِنَّمَا يَسْتَجِيْبُ الَّذِيْنَ يَسْمَعُوْنَ ۗوَالْمَوْتٰى يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ ثُمَّ اِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ innamā yastajībullażīna yasma'ụn, wal-mautā yab'aṡuhumullāhu ṡumma ilaihi yurja'ụn Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi seruan Allah, dan orang-orang yang mati, kelak akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan. 37 وَقَالُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ اٰيَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖۗ قُلْ اِنَّ اللّٰهَ قَادِرٌ عَلٰٓى اَنْ يُّنَزِّلَ اٰيَةً وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ wa qālụ lau lā nuzzila 'alaihi āyatum mir rabbih, qul innallāha qādirun 'alā ay yunazzila āyataw wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụn Dan mereka orang-orang musyrik berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya Muhammad suatu mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah, “Sesungguhnya Allah berkuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” 38 وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰۤىِٕرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّآ اُمَمٌ اَمْثَالُكُمْ ۗمَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ wa mā min dābbatin fil-arḍi wa lā ṭā`iriy yaṭīru bijanāḥaihi illā umamun amṡālukum, mā farraṭnā fil-kitābi min syai`in ṡumma ilā rabbihim yuḥsyarụn Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat juga seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan. 39 وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا صُمٌّ وَّبُكْمٌ فِى الظُّلُمٰتِۗ مَنْ يَّشَاِ اللّٰهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَّشَأْ يَجْعَلْهُ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ wallażīna każżabụ bi`āyātinā ṣummuw wa bukmun fiẓ-ẓulumāt, may yasya`illāhu yuḍlil-hu wa may yasya` yaj'al-hu 'alā ṣirāṭim mustaqīm Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah tuli, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa dikehendaki Allah dalam kesesatan, niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa dikehendaki Allah untuk diberi petunjuk, niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus. 40 قُلْ اَرَءَيْتَكُمْ اِنْ اَتٰىكُمْ عَذَابُ اللّٰهِ اَوْ اَتَتْكُمُ السَّاعَةُ اَغَيْرَ اللّٰهِ تَدْعُوْنَۚ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ qul a ra`aitakum in atākum 'ażābullāhi au atatkumus-sā'atu a gairallāhi tad'ụn, ing kuntum ṣādiqīn Katakanlah Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika siksaan Allah sampai kepadamu, atau hari Kiamat sampai kepadamu, apakah kamu akan menyeru tuhan selain Allah, jika kamu orang yang benar!” 41 بَلْ اِيَّاهُ تَدْعُوْنَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُوْنَ اِلَيْهِ اِنْ شَاۤءَ وَتَنْسَوْنَ مَا تُشْرِكُوْنَ bal iyyāhu tad'ụna fa yaksyifu mā tad'ụna ilaihi in syā`a wa tansauna mā tusyrikụn Tidak, hanya kepada-Nya kamu minta tolong. Jika Dia menghendaki, Dia hilangkan apa bahaya yang kamu mohonkan kepada-Nya, dan kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan dengan Allah. 42 وَلَقَدْ اَرْسَلْنَآ اِلٰٓى اُمَمٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَاَخَذْنٰهُمْ بِالْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُوْنَ wa laqad arsalnā ilā umamim ming qablika fa akhażnāhum bil-ba`sā`i waḍ-ḍarrā`i la'allahum yataḍarra'ụn Dan sungguh, Kami telah mengutus para rasul kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami siksa mereka dengan menimpakan kemelaratan dan kesengsaraan, agar mereka memohon kepada Allah dengan kerendahan hati. 43 فَلَوْلَآ اِذْ جَاۤءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوْا وَلٰكِنْ قَسَتْ قُلُوْبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ falau lā iż jā`ahum ba`sunā taḍarra'ụ wa lāking qasat qulụbuhum wa zayyana lahumusy-syaiṭānu mā kānụ ya'malụn Tetapi mengapa mereka tidak memohon kepada Allah dengan kerendahan hati ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan. 44 فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ fa lammā nasụ mā żukkirụ bihī fataḥnā 'alaihim abwāba kulli syaī`, ḥattā iżā fariḥụ bimā ụtū akhażnāhum bagtatan fa iżā hum mublisụn Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa. 45 فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۗ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ fa quṭi'a dābirul-qaumillażīna ẓalamụ, wal-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. 46 قُلْ اَرَاَيْتُمْ اِنْ اَخَذَ اللّٰهُ سَمْعَكُمْ وَاَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ مَّنْ اِلٰهٌ غَيْرُ اللّٰهِ يَأْتِيْكُمْ بِهٖۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ ثُمَّ هُمْ يَصْدِفُوْنَ qul a ra`aitum in akhażallāhu sam'akum wa abṣārakum wa khatama 'alā qulụbikum man ilāhun gairullāhi ya`tīkum bih, unẓur kaifa nuṣarriful-āyāti ṡumma hum yaṣdifụn Katakanlah Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami, tetapi mereka tetap berpaling. 47 قُلْ اَرَاَيْتَكُمْ اِنْ اَتٰىكُمْ عَذَابُ اللّٰهِ بَغْتَةً اَوْ جَهْرَةً هَلْ يُهْلَكُ اِلَّا الْقَوْمُ الظّٰلِمُوْنَ qul a ra`aitakum in atākum 'ażābullāhi bagtatan au jahratan hal yuhlaku illal-qaumuẓ-ẓālimụn Katakanlah Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika siksaan Allah sampai kepadamu secara tiba-tiba atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan Allah selain orang-orang yang zalim?” 48 وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ فَمَنْ اٰمَنَ وَاَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ wa mā nursilul-mursalīna illā mubasysyirīna wa munżirīn, fa man āmana wa aṣlaḥa fa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn Para rasul yang Kami utus itu adalah untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. 49 وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا يَمَسُّهُمُ الْعَذَابُ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ wallażīna każżabụ bi`āyātinā yamassuhumul-'ażābu bimā kānụ yafsuqụn Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami akan ditimpa azab karena mereka selalu berbuat fasik berbuat dosa. 50 قُلْ لَّآ اَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِيْ خَزَاۤىِٕنُ اللّٰهِ وَلَآ اَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَآ اَقُوْلُ لَكُمْ اِنِّيْ مَلَكٌۚ اِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْاَعْمٰى وَالْبَصِيْرُۗ اَفَلَا تَتَفَكَّرُوْنَ qul lā aqụlu lakum 'indī khazā`inullāhi wa lā a'lamul-gaiba wa lā aqụlu lakum innī malak, in attabi'u illā mā yụḥā ilayy, qul hal yastawil-a'mā wal-baṣīr, a fa lā tatafakkarụn Katakanlah Muhammad, “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak pula mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkannya?” 51 وَاَنْذِرْ بِهِ الَّذِيْنَ يَخَافُوْنَ اَنْ يُّحْشَرُوْٓا اِلٰى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ وَلِيٌّ وَّلَا شَفِيْعٌ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ wa anżir bihillażīna yakhāfụna ay yuḥsyarū ilā rabbihim laisa lahum min dụnihī waliyyuw wa lā syafī'ul la'allahum yattaqụn Peringatkanlah dengannya Al-Qur'an itu kepada orang yang takut akan dikumpulkan menghadap Tuhannya pada hari Kiamat, tidak ada bagi mereka pelindung dan pemberi syafaat pertolongan selain Allah, agar mereka bertakwa. 52 وَلَا تَطْرُدِ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ ۗمَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ وَّمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِّنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُوْنَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ wa lā taṭrudillażīna yad'ụna rabbahum bil-gadāti wal-'asyiyyi yurīdụna waj-hah, mā 'alaika min ḥisābihim min syai`iw wa mā min ḥisābika 'alaihim min syai`in fa taṭrudahum fa takụna minaẓ-ẓālimīn Janganlah engkau mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari, mereka mengharapkan keridaan-Nya. Engkau tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan engkau berhak mengusir mereka, sehingga engkau termasuk orang-orang yang zalim. 53 وَكَذٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِّيَقُوْلُوْٓا اَهٰٓؤُلَاۤءِ مَنَّ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنْۢ بَيْنِنَاۗ اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَعْلَمَ بِالشّٰكِرِيْنَ wa każālika fatannā ba'ḍahum biba'ḍil liyaqụlū a hā`ulā`i mannallāhu 'alaihim mim baininā, a laisallāhu bi`a'lama bisy-syākirīn Demikianlah Kami telah menguji sebagian mereka orang yang kaya dengan sebagian yang lain orang yang miskin, agar mereka orang yang kaya itu berkata, “Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?” Allah berfirman, “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur kepada-Nya?” 54 وَاِذَا جَاۤءَكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِنَا فَقُلْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَۙ اَنَّهٗ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوْۤءًاۢ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْۢ بَعْدِهٖ وَاَصْلَحَ فَاَنَّهٗ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ wa iżā jā`akallażīna yu`minụna bi`āyātinā fa qul salāmun 'alaikum kataba rabbukum 'alā nafsihir-raḥmata annahụ man 'amila mingkum sū`am bijahālatin ṡumma tāba mim ba'dihī wa aṣlaḥa fa annahụ gafụrur raḥīm Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, “Salamun alaikum selamat sejahtera untuk kamu.” Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, yaitu barang-siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. 55 وَكَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ وَلِتَسْتَبِيْنَ سَبِيْلُ الْمُجْرِمِيْنَ wa każālika nufaṣṣilul-āyāti wa litastabīna sabīlul-mujrimīn Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur'an, agar terlihat jelas jalan orang-orang yang saleh dan agar terlihat jelas pula jalan orang-orang yang berdosa. 56 قُلْ اِنِّيْ نُهِيْتُ اَنْ اَعْبُدَ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّآ اَتَّبِعُ اَهْوَاۤءَكُمْۙ قَدْ ضَلَلْتُ اِذًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ qul innī nuhītu an a'budallażīna tad'ụna min dụnillāh, qul lā attabi'u ahwā`akum qad ḍalaltu iżaw wa mā ana minal-muhtadīn Katakanlah Muhammad, “Aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah.” Katakanlah, “Aku tidak akan mengikuti keinginanmu. Jika berbuat demikian, sungguh tersesatlah aku, dan aku tidak termasuk orang yang mendapat petunjuk.” 57 قُلْ اِنِّيْ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَكَذَّبْتُمْ بِهٖۗ مَا عِنْدِيْ مَا تَسْتَعْجِلُوْنَ بِهٖۗ اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗيَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَ خَيْرُ الْفَاصِلِيْنَ qul innī 'alā bayyinatim mir rabbī wa każżabtum bih, mā 'indī mā tasta'jilụna bih, inil-ḥukmu illā lillāh, yaquṣṣul-ḥaqqa wa huwa khairul-fāṣilīn Katakanlah Muhammad, “Aku berada di atas keterangan yang nyata Al-Qur'an dari Tuhanku sedang kamu mendustakannya. Bukanlah kewenanganku untuk menurunkan azab yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan kebenaran dan Dia pemberi keputusan yang terbaik.” 58 قُلْ لَّوْ اَنَّ عِنْدِيْ مَا تَسْتَعْجِلُوْنَ بِهٖ لَقُضِيَ الْاَمْرُ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ ۗوَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِالظّٰلِمِيْنَ qul lau anna 'indī mā tasta'jilụna bihī laquḍiyal-amru bainī wa bainakum, wallāhu a'lamu biẓ-ẓālimīn Katakanlah Muhammad, “Seandainya ada padaku apa azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, tentu selesailah segala perkara antara aku dan kamu.” Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim. 59 ۞ وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ wa 'indahụ mafātiḥul-gaibi lā ya'lamuhā illā huw, wa ya'lamu mā fil-barri wal-baḥr, wa mā tasquṭu miw waraqatin illā ya'lamuhā wa lā ḥabbatin fī ẓulumātil-arḍi wa lā raṭbiw wa lā yābisin illā fī kitābim mubīn Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuzh. 60 وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ بِالَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيْهِ لِيُقْضٰٓى اَجَلٌ مُّسَمًّىۚ ثُمَّ اِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ wa huwallażī yatawaffākum bil-laili wa ya'lamu mā jaraḥtum bin-nahāri ṡumma yab'aṡukum fīhi liyuqḍā ajalum musammā, ṡumma ilaihi marji'ukum ṡumma yunabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn Dan Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. 61 وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُوْنَ wa huwal-qāhiru fauqa 'ibādihī wa yursilu 'alaikum ḥafaẓah, ḥattā iżā jā`a aḥadakumul-mautu tawaffat-hu rusulunā wa hum lā yufarriṭụn Dan Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya. 62 ثُمَّ رُدُّوْٓا اِلَى اللّٰهِ مَوْلٰىهُمُ الْحَقِّۗ اَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ اَسْرَعُ الْحَاسِبِيْنَ ṡumma ruddū ilallāhi maulāhumul-ḥaqq, alā lahul-ḥukmu wa huwa asra'ul-ḥāsibīn Kemudian mereka hamba-hamba Allah dikembalikan kepada Allah, penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum pada hari itu ada pada-Nya. Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat. 63 قُلْ مَنْ يُّنَجِّيْكُمْ مِّنْ ظُلُمٰتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُوْنَهٗ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۚ لَىِٕنْ اَنْجٰىنَا مِنْ هٰذِهٖ لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ qul may yunajjīkum min ẓulumātil-barri wal-baḥri tad'ụnahụ taḍarru'aw wa khufyah, la`in anjānā min hāżihī lanakụnanna minasy-syākirīn Katakanlah Muhammad, “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut?” Dengan mengatakan, “Sekiranya Dia menyelamatkan kami dari bencana ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.” 64 قُلِ اللّٰهُ يُنَجِّيْكُمْ مِّنْهَا وَمِنْ كُلِّ كَرْبٍ ثُمَّ اَنْتُمْ تُشْرِكُوْنَ qulillāhu yunajjīkum min-hā wa ming kulli karbin ṡumma antum tusyrikụn Katakanlah Muhammad, “Allah yang menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, namun kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya.” 65 قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلٰٓى اَنْ يَّبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّنْ فَوْقِكُمْ اَوْ مِنْ تَحْتِ اَرْجُلِكُمْ اَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَّيُذِيْقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُوْنَ qul huwal-qādiru 'alā ay yab'aṡa 'alaikum 'ażābam min fauqikum au min taḥti arjulikum au yalbisakum syiya'aw wa yużīqa ba'ḍakum ba`sa ba'ḍ, unẓur kaifa nuṣarriful-āyāti la'allahum yafqahụn Katakanlah Muhammad, “Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan yang saling bertentangan dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda kekuasaan Kami agar mereka memahaminya. 66 وَكَذَّبَ بِهٖ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّۗ قُلْ لَّسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيْلٍ ۗ wa każżaba bihī qaumuka wa huwal-ḥaqq, qul lastu 'alaikum biwakīl Dan kaummu mendustakannya azab padahal azab itu benar adanya. Katakanlah Muhammad, “Aku ini bukanlah penanggung jawab kamu.” 67 لِكُلِّ نَبَاٍ مُّسْتَقَرٌّ وَّسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ likulli naba`im mustaqarruw wa saufa ta'lamụn Setiap berita yang dibawa oleh rasul ada waktu terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. 68 وَاِذَا رَاَيْتَ الَّذِيْنَ يَخُوْضُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِنَا فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتّٰى يَخُوْضُوْا فِيْ حَدِيْثٍ غَيْرِهٖۗ وَاِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطٰنُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرٰى مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ wa iżā ra`aitallażīna yakhụḍụna fī āyātinā fa a'riḍ 'an-hum ḥattā yakhụḍụ fī ḥadīṡin gairih, wa immā yunsiyannakasy-syaiṭānu fa lā taq'ud ba'daż-żikrā ma'al-qaumiẓ-ẓālimīn Apabila engkau Muhammad melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain. Dan jika setan benar-benar menjadikan engkau lupa akan larangan ini, setelah ingat kembali janganlah engkau duduk bersama orang-orang yang zalim. 69 وَمَا عَلَى الَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ وَّلٰكِنْ ذِكْرٰى لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ wa mā 'alallażīna yattaqụna min ḥisābihim min syai`iw wa lākin żikrā la'allahum yattaqụn Orang-orang yang bertakwa tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas dosa-dosa mereka; tetapi berkewajiban mengingatkan agar mereka juga bertakwa. 70 وَذَرِ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا دِيْنَهُمْ لَعِبًا وَّلَهْوًا وَّغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهٖٓ اَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌۢ بِمَا كَسَبَتْۖ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلِيٌّ وَّلَا شَفِيْعٌ ۚوَاِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَّا يُؤْخَذْ مِنْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اُبْسِلُوْا بِمَا كَسَبُوْا لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيْمٍ وَّعَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢبِمَا كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ wa żarillażīnattakhażụ dīnahum la'ibaw wa lahwaw wa garrat-humul-ḥayātud-dun-yā wa żakkir bihī an tubsala nafsum bimā kasabat laisa lahā min dụnillāhi waliyyuw wa lā syafī', wa in ta'dil kulla 'adlil lā yu`khaż min-hā, ulā`ikallażīna ubsilụ bimā kasabụ lahum syarābum min ḥamīmiw wa 'ażābun alīmum bimā kānụ yakfurụn Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah mereka dengan Al-Qur'an agar setiap orang tidak terjerumus ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak ada baginya pelindung dan pemberi syafaat pertolongan selain Allah. Dan jika dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apa pun, niscaya tidak akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatan mereka sendiri. Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih karena kekafiran mereka dahulu. 71 قُلْ اَنَدْعُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلٰٓى اَعْقَابِنَا بَعْدَ اِذْ هَدٰىنَا اللّٰهُ كَالَّذِى اسْتَهْوَتْهُ الشَّيٰطِيْنُ فِى الْاَرْضِ حَيْرَانَ لَهٗٓ اَصْحٰبٌ يَّدْعُوْنَهٗٓ اِلَى الْهُدَى ائْتِنَا ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰىۗ وَاُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ qul a nad'ụ min dụnillāhi mā lā yanfa'unā wa lā yaḍurrunā wa nuraddu 'alā a'qābinā ba'da iż hadānallāhu kallażistahwat-husy-syayāṭīnu fil-arḍi ḥairāna lahū aṣ-ḥābuy yad'ụnahū ilal-huda`tinā, qul inna hudallāhi huwal-hudā, wa umirnā linuslima lirabbil-'ālamīn Katakanlah Muhammad, “Apakah kita akan memohon kepada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada kita, dan apakah kita akan dikembalikan ke belakang, setelah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan.” Kawan-kawannya mengajaknya ke jalan yang lurus dengan mengatakan, “Ikutilah kami.” Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya; dan kita diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan seluruh alam, 72 وَاَنْ اَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّقُوْهُۗ وَهُوَ الَّذِيْٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ wa an aqīmuṣ-ṣalāta wattaqụh, wa huwallażī ilaihi tuḥsyarụn dan agar melaksanakan salat serta bertakwa kepada-Nya.” Dan Dialah Tuhan yang kepada-Nya kamu semua akan dihimpun. 73 وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۗ وَيَوْمَ يَقُوْلُ كُنْ فَيَكُوْنُۚ قَوْلُهُ الْحَقُّۗ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِۗ عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ wa huwallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq, wa yauma yaqụlu kun fa yakụn, qauluhul-ḥaqq, wa lahul-mulku yauma yunfakhu fiṣ-ṣụr, 'ālimul-gaibi wasy-syahādati wa huwal-ḥakīmul-khabīr Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak benar, ketika Dia berkata, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Mahabijaksana, Mahateliti. 74 ۞ وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ اٰزَرَ اَتَتَّخِذُ اَصْنَامًا اٰلِهَةً ۚاِنِّيْٓ اَرٰىكَ وَقَوْمَكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ wa iż qāla ibrāhīmu li`abīhi āzara a tattakhiżu aṣnāman ālihah, innī arāka wa qaumaka fī ḍalālim mubīn Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, ”Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” 75 وَكَذٰلِكَ نُرِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ مَلَكُوْتَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلِيَكُوْنَ مِنَ الْمُوْقِنِيْنَ wa każālika nurī ibrāhīma malakụtas-samāwāti wal-arḍi wa liyakụna minal-mụqinīn Dan demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan Kami yang terdapat di langit dan di bumi, dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin. 76 فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًا ۗقَالَ هٰذَا رَبِّيْۚ فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَآ اُحِبُّ الْاٰفِلِيْنَ fa lammā janna 'alaihil-lailu ra`ā kaukabā, qāla hāżā rabbī, fa lammā afala qāla lā uḥibbul-āfilīn Ketika malam telah menjadi gelap, dia Ibrahim melihat sebuah bintang lalu dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam.” 77 فَلَمَّا رَاَ الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هٰذَا رَبِّيْ ۚفَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَىِٕنْ لَّمْ يَهْدِنِيْ رَبِّيْ لَاَكُوْنَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّاۤلِّيْنَ fa lammā ra`al-qamara bāzigang qāla hāżā rabbī, fa lammā afala qāla la`il lam yahdinī rabbī la`akụnanna minal-qaumiḍ-ḍāllīn Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” 78 فَلَمَّا رَاَ الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هٰذَا رَبِّيْ هٰذَآ اَكْبَرُۚ فَلَمَّآ اَفَلَتْ قَالَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ fa lammā ra`asy-syamsa bāzigatang qāla hāżā rabbī hāżā akbar, fa lammā afalat qāla yā qaumi innī barī`um mimmā tusyrikụn Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku, ini lebih besar.” Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” 79 اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۚ innī wajjahtu waj-hiya lillażī faṭaras-samāwāti wal-arḍa ḥanīfaw wa mā ana minal-musyrikīn Aku hadapkan wajahku kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan mengikuti agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. 80 وَحَاۤجَّهٗ قَوْمُهٗ ۗقَالَ اَتُحَاۤجُّوْۤنِّيْ فِى اللّٰهِ وَقَدْ هَدٰىنِۗ وَلَآ اَخَافُ مَا تُشْرِكُوْنَ بِهٖٓ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ رَبِّيْ شَيْـًٔا ۗوَسِعَ رَبِّيْ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۗ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوْنَ wa ḥājjahụ qaumuh, qāla a tuḥājjūnnī fillāhi wa qad hadān, wa lā akhāfu mā tusyrikụna bihī illā ay yasyā`a rabbī syai`ā, wasi'a rabbī kulla syai`in 'ilmā, a fa lā tatażakkarụn Dan kaumnya membantahnya. Dia Ibrahim berkata, “Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada malapetaka dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran? 81 وَكَيْفَ اَخَافُ مَآ اَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُوْنَ اَنَّكُمْ اَشْرَكْتُمْ بِاللّٰهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهٖ عَلَيْكُمْ سُلْطٰنًا ۗفَاَيُّ الْفَرِيْقَيْنِ اَحَقُّ بِالْاَمْنِۚ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۘ wa kaifa akhāfu mā asyraktum wa lā takhāfụna annakum asyraktum billāhi mā lam yunazzil bihī 'alaikum sulṭānā, fa ayyul-farīqaini aḥaqqu bil-amn, ing kuntum ta'lamụn Bagaimana aku takut kepada apa yang kamu persekutukan dengan Allah, padahal kamu tidak takut dengan apa yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Manakah dari kedua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan dari malapetaka, jika kamu mengetahui?” 82 اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ allażīna āmanụ wa lam yalbisū īmānahum biẓulmin ulā`ika lahumul-amnu wa hum muhtadụn Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. 83 وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ اٰتَيْنٰهَآ اِبْرٰهِيْمَ عَلٰى قَوْمِهٖۗ نَرْفَعُ دَرَجٰتٍ مَّنْ نَّشَاۤءُۗ اِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ wa tilka ḥujjatunā ātaināhā ibrāhīma 'alā qaumih, narfa'u darajātim man nasyā`, inna rabbaka ḥakīmun 'alīm Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui. 84 وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَۗ كُلًّا هَدَيْنَا وَنُوْحًا هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهٖ دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ وَاَيُّوْبَ وَيُوْسُفَ وَمُوْسٰى وَهٰرُوْنَ ۗوَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَۙ wa wahabnā lahū is-ḥāqa wa ya'qụb, kullan hadainā wa nụḥan hadainā ming qablu wa min żurriyyatihī dāwụda wa sulaimāna wa ayyụba wa yụsufa wa mụsā wa hārụn, wa każālika najzil-muḥsinīn Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan sebelum itu Kami telah memberi petunjuk kepada Nuh, dan kepada sebagian dari keturunannya Ibrahim yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, 85 وَزَكَرِيَّا وَيَحْيٰى وَعِيْسٰى وَاِلْيَاسَۗ كُلٌّ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَۙ wa zakariyyā wa yaḥyā wa 'īsā wa ilyās, kullum minaṣ-ṣāliḥīn dan Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh, 86 وَاِسْمٰعِيْلَ وَالْيَسَعَ وَيُوْنُسَ وَلُوْطًاۗ وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى الْعٰلَمِيْنَۙ wa ismā'īla walyasa'a wa yụnusa wa lụṭā, wa kullan faḍḍalnā 'alal-'ālamīn dan Ismail, Alyasa, Yunus, dan Lut. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat lain pada masanya, 87 وَمِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَاِخْوَانِهِمْ ۚوَاجْتَبَيْنٰهُمْ وَهَدَيْنٰهُمْ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ wa min ābā`ihim wa żurriyyātihim wa ikhwānihim, wajtabaināhum wa hadaināhum ilā ṣirāṭim mustaqīm dan Kami lebihkan pula derajat sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka menjadi nabi dan rasul dan mereka Kami beri petunjuk ke jalan yang lurus. 88 ذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَلَوْ اَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ żālika hudallāhi yahdī bihī may yasyā`u min 'ibādih, walau asyrakụ laḥabiṭa 'an-hum mā kānụ ya'malụn Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan. 89 اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ۚفَاِنْ يَّكْفُرْ بِهَا هٰٓؤُلَاۤءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا بِهَا قَوْمًا لَّيْسُوْا بِهَا بِكٰفِرِيْنَ ulā`ikallażīna ātaināhumul-kitāba wal-ḥukma wan-nubuwwah, fa iy yakfur bihā hā`ulā`i fa qad wakkalnā bihā qaumal laisụ bihā bikāfirīn Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kitab, hikmah dan kenabian. Jika orang-orang Quraisy itu mengingkarinya, maka Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang tidak mengingkarinya. 90 اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ فَبِهُدٰىهُمُ اقْتَدِهْۗ قُلْ لَّآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًاۗ اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٰى لِلْعٰلَمِيْنَ ulā`ikallażīna hadallāhu fa bihudāhumuqtadih, qul lā as`alukum 'alaihi ajrā, in huwa illā żikrā lil-'ālamīn Mereka itulah para nabi yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah Muhammad, “Aku tidak meminta imbalan kepadamu dalam menyampaikan Al-Qur'an.” Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat seluruh alam. 91 وَمَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَدْرِهٖٓ اِذْ قَالُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ عَلٰى بَشَرٍ مِّنْ شَيْءٍۗ قُلْ مَنْ اَنْزَلَ الْكِتٰبَ الَّذِيْ جَاۤءَ بِهٖ مُوْسٰى نُوْرًا وَّهُدًى لِّلنَّاسِ تَجْعَلُوْنَهٗ قَرَاطِيْسَ تُبْدُوْنَهَا وَتُخْفُوْنَ كَثِيْرًاۚ وَعُلِّمْتُمْ مَّا لَمْ تَعْلَمُوْٓا اَنْتُمْ وَلَآ اٰبَاۤؤُكُمْ ۗقُلِ اللّٰهُ ۙثُمَّ ذَرْهُمْ فِيْ خَوْضِهِمْ يَلْعَبُوْنَ wa mā qadarullāha ḥaqqa qadrihī iż qālụ mā anzalallāhu 'alā basyarim min syaī`, qul man anzalal-kitāballażī jā`a bihī mụsā nụraw wa hudal lin-nāsi taj'alụnahụ qarāṭīsa tubdụnahā wa tukhfụna kaṡīrā, wa 'ullimtum mā lam ta'lamū antum wa lā ābā`ukum, qulillāhu ṡumma żar-hum fī khauḍihim yal'abụn Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya ketika mereka berkata, “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” Katakanlah Muhammad, “Siapakah yang menurunkan Kitab Taurat yang dibawa Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan Kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu memperlihatkan sebagiannya dan banyak yang kamu sembunyikan, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang tidak diketahui, baik olehmu maupun oleh nenek moyangmu.” Katakanlah, “Allah-lah yang menurunkannya,” kemudian setelah itu, biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya. 92 وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ مُّصَدِّقُ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ اُمَّ الْقُرٰى وَمَنْ حَوْلَهَاۗ وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ وَهُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ يُحٰفِظُوْنَ wa hāżā kitābun anzalnāhu mubārakum muṣaddiqullażī baina yadaihi wa litunżira ummal-qurā wa man ḥaulahā, wallażīna yu`minụna bil-ākhirati yu`minụna bihī wa hum 'alā ṣalātihim yuḥāfiẓụn Dan ini Al-Qur'an, Kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah; membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada penduduk Ummul Qura Mekah dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang beriman kepada kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya Al-Qur'an, dan mereka selalu memelihara salatnya. 93 وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ قَالَ اُوْحِيَ اِلَيَّ وَلَمْ يُوْحَ اِلَيْهِ شَيْءٌ وَّمَنْ قَالَ سَاُنْزِلُ مِثْلَ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ ۗوَلَوْ تَرٰٓى اِذِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ غَمَرٰتِ الْمَوْتِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ بَاسِطُوْٓا اَيْدِيْهِمْۚ اَخْرِجُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ اَلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ اٰيٰتِهٖ تَسْتَكْبِرُوْنَ wa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każiban au qāla ụḥiya ilayya wa lam yụḥa ilaihi syai`uw wa mang qāla sa`unzilu miṡla mā anzalallāh, walau tarā iżiẓ-ẓālimụna fī gamarātil-mauti wal-malā`ikatu bāsiṭū aidīhim, akhrijū anfusakum, al-yauma tujzauna 'ażābal-hụni bimā kuntum taqụlụna 'alallāhi gairal-ḥaqqi wa kuntum 'an āyātihī tastakbirụn Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,” padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata, “Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.” Alangkah ngerinya sekiranya engkau melihat pada waktu orang-orang zalim berada dalam kesakitan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, sambil berkata, “Keluarkanlah nyawamu.” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan, karena kamu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. 94 وَلَقَدْ جِئْتُمُوْنَا فُرَادٰى كَمَا خَلَقْنٰكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّتَرَكْتُمْ مَّا خَوَّلْنٰكُمْ وَرَاۤءَ ظُهُوْرِكُمْۚ وَمَا نَرٰى مَعَكُمْ شُفَعَاۤءَكُمُ الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ اَنَّهُمْ فِيْكُمْ شُرَكٰۤؤُا ۗ لَقَدْ تَّقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنْكُمْ مَّا كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ wa laqad ji`tumụnā furādā kamā khalaqnākum awwala marratiw wa taraktum mā khawwalnākum warā`a ẓuhụrikum, wa mā narā ma'akum syufa'ā`akumullażīna za'amtum annahum fīkum syurakā`, laqat taqaṭṭa'a bainakum wa ḍalla 'angkum mā kuntum taz'umụn Dan kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya, dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di belakangmu di dunia. Kami tidak melihat pemberi syafaat pertolongan besertamu yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu bagi Allah. Sungguh, telah terputuslah semua pertalian antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka sebagai sekutu Allah. 95 ۞ اِنَّ اللّٰهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوٰىۗ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ۗذٰلِكُمُ اللّٰهُ فَاَنّٰى تُؤْفَكُوْنَ innallāha fāliqul-ḥabbi wan-nawā, yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa mukhrijul-mayyiti minal-ḥayy, żālikumullāhu fa annā tu`fakụn Sungguh, Allah yang menumbuhkan butir padi-padian dan biji kurma. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah kekuasaan Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? 96 فَالِقُ الْاِصْبَاحِۚ وَجَعَلَ الَّيْلَ سَكَنًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ fāliqul-iṣbāḥ, wa ja'alal-laila sakanaw wasy-syamsa wal-qamara ḥusbānā, żālika taqdīrul-'azīzil-'alīm Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui. 97 وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ النُّجُوْمَ لِتَهْتَدُوْا بِهَا فِيْ ظُلُمٰتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ wa huwallażī ja'ala lakumun-nujụma litahtadụ bihā fī ẓulumātil-barri wal-baḥr, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy ya'lamụn Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang yang mengetahui. 98 وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَّمُسْتَوْدَعٌ ۗقَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّفْقَهُوْنَ wa huwallażī ansya`akum min nafsiw wāḥidatin fa mustaqarruw wa mustauda', qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yafqahụn Dan Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu Adam, maka bagimu ada tempat menetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui. 99 وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَاَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًاۚ وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَّجَنّٰتٍ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ اُنْظُرُوْٓا اِلٰى ثَمَرِهٖٓ اِذَٓا اَثْمَرَ وَيَنْعِهٖ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكُمْ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ wa huwallażī anzala minas-samā`i mā`ā, fa akhrajnā bihī nabāta kulli syai`in fa akhrajnā min-hu khaḍiran nukhriju min-hu ḥabbam mutarākibā, wa minan-nakhli min ṭal'ihā qinwānun dāniyatuw wa jannātim min a'nābiw waz-zaitụna war-rummāna musytabihaw wa gaira mutasyābih, unẓurū ilā ṡamarihī iżā aṡmara wa yan'ih, inna fī żālikum la`āyātil liqaumiy yu`minụn Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan Kami keluarkan pula zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman. 100 وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَاۤءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ وَخَرَقُوْا لَهٗ بَنِيْنَ وَبَنٰتٍۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يَصِفُوْنَ wa ja'alụ lillāhi syurakā`al-jinna wa khalaqahum wa kharaqụ lahụ banīna wa banātim bigairi 'ilm, sub-ḥānahụ wa ta'ālā 'ammā yaṣifụn Dan mereka orang-orang musyrik menjadikan jin sekutu-sekutu Allah, padahal Dia yang menciptakannya jin-jin itu, dan mereka berbohong dengan mengatakan, “Allah mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan,” tanpa dasar pengetahuan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari sifat-sifat yang mereka gambarkan. 101 بَدِيْعُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَنّٰى يَكُوْنُ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَمْ تَكُنْ لَّهٗ صَاحِبَةٌ ۗوَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ badī'us-samāwāti wal-arḍ, annā yakụnu lahụ waladuw wa lam takul lahụ ṣāḥibah, wa khalaqa kulla syaī`, wa huwa bikulli syai`in 'alīm Dia Allah pencipta langit dan bumi. Bagaimana mungkin Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. 102 ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوْهُ ۚوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ żālikumullāhu rabbukum, lā ilāha illā huw, khāliqu kulli syai`in fa'budụh, wa huwa 'alā kulli syai`iw wakīl Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada tuhan selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; Dialah pemelihara segala sesuatu. 103 لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ lā tudrikuhul-abṣāru wa huwa yudrikul-abṣār, wa huwal-laṭīful-khabīr Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Mahahalus, Mahateliti. 104 قَدْ جَاۤءَكُمْ بَصَاۤىِٕرُ مِنْ رَّبِّكُمْۚ فَمَنْ اَبْصَرَ فَلِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَاۗ وَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ qad jā`akum baṣā`iru mir rabbikum, fa man abṣara fa linafsih, wa man 'amiya fa 'alaihā, wa mā ana 'alaikum biḥafīẓ Sungguh, bukti-bukti yang nyata telah datang dari Tuhanmu. Barangsiapa melihat kebenaran itu, maka manfaatnya bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta tidak melihat kebenaran itu, maka dialah yang rugi. Dan aku Muhammad bukanlah penjaga-mu. 105 وَكَذٰلِكَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ وَلِيَقُوْلُوْا دَرَسْتَ وَلِنُبَيِّنَهٗ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ wa każālika nuṣarriful-āyāti wa liyaqụlụ darasta wa linubayyinahụ liqaumiy ya'lamụn Dan demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang ayat-ayat Kami agar orang-orang musyrik mengatakan, “Engkau telah mempelajari ayat-ayat itu dari Ahli Kitab,” dan agar Kami menjelaskan Al-Qur'an itu kepada orang-orang yang mengetahui. 106 اِتَّبِعْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ ittabi' mā ụḥiya ilaika mir rabbik, lā ilāha illā huw, wa a'riḍ 'anil-musyrikīn Ikutilah apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepadamu Muhammad; tidak ada tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. 107 وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَآ اَشْرَكُوْاۗ وَمَا جَعَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًاۚ وَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيْلٍ walau syā`allāhu mā asyrakụ, wa mā ja'alnāka 'alaihim ḥafīẓā, wa mā anta 'alaihim biwakīl Dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan-Nya. Dan Kami tidak menjadikan engkau penjaga mereka; dan engkau bukan pula pemelihara mereka. 108 وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ wa lā tasubbullażīna yad'ụna min dụnillāhi fa yasubbullāha 'adwam bigairi 'ilm, każālika zayyannā likulli ummatin 'amalahum ṡumma ilā rabbihim marji'uhum fa yunabbi`uhum bimā kānụ ya'malụn Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. 109 وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْ لَىِٕنْ جَاۤءَتْهُمْ اٰيَةٌ لَّيُؤْمِنُنَّ بِهَاۗ قُلْ اِنَّمَا الْاٰيٰتُ عِنْدَ اللّٰهِ وَمَا يُشْعِرُكُمْ اَنَّهَآ اِذَا جَاۤءَتْ لَا يُؤْمِنُوْنَ wa aqsamụ billāhi jahda aimānihim la`in jā`at-hum āyatul layu`minunna bihā, qul innamal-āyātu 'indallāhi wa mā yusy'irukum annahā iżā jā`at lā yu`minụn Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa jika datang suatu mukjizat kepada mereka, pastilah mereka akan beriman kepadanya. Katakanlah, “Mukjizat-mukjizat itu hanya ada pada sisi Allah.” Dan tahukah kamu, bahwa apabila mukjizat ayat-ayat datang, mereka tidak juga akan beriman. 110 وَنُقَلِّبُ اَفْـِٕدَتَهُمْ وَاَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوْا بِهٖٓ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّنَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ ۔ wa nuqallibu af`idatahum wa abṣārahum kamā lam yu`minụ bihī awwala marratiw wa nażaruhum fī ṭugyānihim ya'mahụn Dan begitu pula Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya Al-Qur'an, dan Kami biarkan mereka bingung dalam kesesatan. 111 ۞ وَلَوْ اَنَّنَا نَزَّلْنَآ اِلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتٰى وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَّا كَانُوْا لِيُؤْمِنُوْٓا اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُوْنَ walau annanā nazzalnā ilaihimul-malā`ikata wa kallamahumul-mautā wa ḥasyarnā 'alaihim kulla syai`ing qubulam mā kānụ liyu`minū illā ay yasyā`allāhu wa lākinna akṡarahum yaj-halụn Dan sekalipun Kami benar-benar menurunkan malaikat kepada mereka, dan orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan pula di hadapan mereka segala sesuatu yang mereka inginkan, mereka tidak juga akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki. Tapi kebanyakan mereka tidak mengetahui arti kebenaran. 112 وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ wa każālika ja'alnā likulli nabiyyin 'aduwwan syayāṭīnal-insi wal-jinni yụḥī ba'ḍuhum ilā ba'ḍin zukhrufal-qauli gurụrā, walau syā`a rabbuka mā fa'alụhu fa żar-hum wa mā yaftarụn Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa kebohongan yang mereka ada-adakan. 113 وَلِتَصْغٰٓى اِلَيْهِ اَفْـِٕدَةُ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوْا مَا هُمْ مُّقْتَرِفُوْنَ wa litaṣgā ilaihi af`idatullażīna lā yu`minụna bil-ākhirati wa liyarḍauhu wa liyaqtarifụ mā hum muqtarifụn Dan agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, tertarik kepada bisikan itu, dan menyenanginya, dan agar mereka melakukan apa yang biasa mereka lakukan. 114 اَفَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْتَغِيْ حَكَمًا وَّهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ اِلَيْكُمُ الْكِتٰبَ مُفَصَّلًا ۗوَالَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْلَمُوْنَ اَنَّهٗ مُنَزَّلٌ مِّنْ رَّبِّكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ a fagairallāhi abtagī ḥakamaw wa huwallażī anzala ilaikumul-kitāba mufaṣṣalā, wallażīna ātaināhumul-kitāba ya'lamụna annahụ munazzalum mir rabbika bil-ḥaqqi fa lā takụnanna minal-mumtarīn Pantaskah aku mencari hakim selain Allah, padahal Dialah yang menurunkan Kitab Al-Qur'an kepadamu secara rinci? Orang-orang yang telah Kami beri kitab mengetahui benar bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan benar. Maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu. 115 وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَّعَدْلًاۗ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ wa tammat kalimatu rabbika ṣidqaw wa 'adlā, lā mubaddila likalimātih, wa huwas-samī'ul-'alīm Dan telah sempurna firman Tuhanmu Al-Qur'an dengan benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. 116 وَاِنْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى الْاَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ wa in tuṭi' akṡara man fil-arḍi yuḍillụka 'an sabīlillāh, iy yattabi'ụna illaẓ-ẓanna wa in hum illā yakhruṣụn Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan. 117 اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ مَنْ يَّضِلُّ عَنْ سَبِيْلِهٖۚ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ inna rabbaka huwa a'lamu may yaḍillu 'an sabīlih, wa huwa a'lamu bil-muhtadīn Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. 118 فَكُلُوْا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ اِنْ كُنْتُمْ بِاٰيٰتِهٖ مُؤْمِنِيْنَ fa kulụ mimmā żukirasmullāhi 'alaihi ing kuntum bi`āyātihī mu`minīn Maka makanlah dari apa daging hewan yang ketika disembelih disebut nama Allah, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya. 119 وَمَا لَكُمْ اَلَّا تَأْكُلُوْا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَّا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ اِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ اِلَيْهِ ۗوَاِنَّ كَثِيرًا لَّيُضِلُّوْنَ بِاَهْوَاۤىِٕهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗاِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِيْنَ wa mā lakum allā ta`kulụ mimmā żukirasmullāhi 'alaihi wa qad faṣṣala lakum mā ḥarrama 'alaikum illā maḍṭurirtum ilaīh, wa inna kaṡīral layuḍillụna bi`ahwā`ihim bigairi 'ilm, inna rabbaka huwa a'lamu bil-mu'tadīn Dan mengapa kamu tidak mau memakan dari apa daging hewan yang ketika disembelih disebut nama Allah, padahal Allah telah menjelaskan kepadamu apa yang diharamkan-Nya kepadamu, kecuali jika kamu dalam keadaan terpaksa. Dan sungguh, banyak yang menyesatkan orang dengan keinginannya tanpa dasar pengetahuan. Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas. 120 وَذَرُوْا ظَاهِرَ الْاِثْمِ وَبَاطِنَهٗ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَكْسِبُوْنَ الْاِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوْا يَقْتَرِفُوْنَ wa żarụ ẓāhiral-iṡmi wa bāṭinah, innallażīna yaksibụnal-iṡma sayujzauna bimā kānụ yaqtarifụn Dan tinggalkanlah dosa yang terlihat ataupun yang tersembunyi. Sungguh, orang-orang yang mengerjakan perbuatan dosa kelak akan diberi balasan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. 121 وَلَا تَأْكُلُوْا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ وَاِنَّهٗ لَفِسْقٌۗ وَاِنَّ الشَّيٰطِيْنَ لَيُوْحُوْنَ اِلٰٓى اَوْلِيَاۤىِٕهِمْ لِيُجَادِلُوْكُمْ ۚوَاِنْ اَطَعْتُمُوْهُمْ اِنَّكُمْ لَمُشْرِكُوْنَ wa lā ta`kulụ mimmā lam yużkarismullāhi 'alaihi wa innahụ lafisq, wa innasy-syayāṭīna layụḥụna ilā auliyā`ihim liyujādilụkum, wa in aṭa'tumụhum innakum lamusyrikụn Dan janganlah kamu memakan dari apa daging hewan yang ketika disembelih tidak disebut nama Allah, perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu. Dan jika kamu menuruti mereka, tentu kamu telah menjadi orang musyrik. 122 اَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَاَحْيَيْنٰهُ وَجَعَلْنَا لَهٗ نُوْرًا يَّمْشِيْ بِهٖ فِى النَّاسِ كَمَنْ مَّثَلُهٗ فِى الظُّلُمٰتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكٰفِرِيْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ a wa mang kāna maitan fa aḥyaināhu wa ja'alnā lahụ nụray yamsyī bihī fin-nāsi kamam maṡaluhụ fiẓ-ẓulumāti laisa bikhārijim min-hā, każālika zuyyina lil-kāfirīna mā kānụ ya'malụn Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan. 123 وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا فِيْ كُلِّ قَرْيَةٍ اَكٰبِرَ مُجْرِمِيْهَا لِيَمْكُرُوْا فِيْهَاۗ وَمَا يَمْكُرُوْنَ اِلَّا بِاَنْفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ wa każālika ja'alnā fī kulli qaryatin akābira mujrimīhā liyamkurụ fīhā, wa mā yamkurụna illā bi`anfusihim wa mā yasy'urụn Dan demikianlah pada setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat agar melakukan tipu daya di negeri itu. Tapi mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya. 124 وَاِذَا جَاۤءَتْهُمْ اٰيَةٌ قَالُوْا لَنْ نُّؤْمِنَ حَتّٰى نُؤْتٰى مِثْلَ مَآ اُوْتِيَ رُسُلُ اللّٰهِ ۘ اَللّٰهُ اَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسٰلَتَهٗۗ سَيُصِيْبُ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْا صَغَارٌ عِنْدَ اللّٰهِ وَعَذَابٌ شَدِيْدٌۢ بِمَا كَانُوْا يَمْكُرُوْنَ wa iżā jā`at-hum āyatung qālụ lan nu`mina ḥattā nu`tā miṡla mā ụtiya rusulullāh, allāhu a'lamu ḥaiṡu yaj'alu risālatah, sayuṣībullażīna ajramụ ṣagārun 'indallāhi wa 'ażābun syadīdum bimā kānụ yamkurụn Dan apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, “Kami tidak akan percaya beriman sebelum diberikan kepada kami seperti apa yang diberikan kepada rasul-rasul Allah.” Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan. 125 فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِۚ وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّهٗ يَجْعَلْ صَدْرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَاۤءِۗ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ fa may yuridillāhu ay yahdiyahụ yasyraḥ ṣadrahụ lil-islām, wa may yurid ay yuḍillahụ yaj'al ṣadrahụ ḍayyiqan ḥarajang ka`annamā yaṣṣa''adu fis-samā`, każālika yaj'alullāhur-rijsa 'alallażīna lā yu`minụn Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah petunjuk, Dia akan membukakan dadanya untuk menerima Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. 126 وَهٰذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيْمًاۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّذَّكَّرُوْنَ wa hāżā ṣirāṭu rabbika mustaqīmā, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yażżakkarụn Dan inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Kami telah menjelaskan ayat-ayat Kami kepada orang-orang yang menerima peringatan. 127 ۞ لَهُمْ دَارُ السَّلٰمِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ lahum dārus-salāmi 'inda rabbihim wa huwa waliyyuhum bimā kānụ ya'malụn Bagi mereka disediakan tempat yang damai surga di sisi Tuhannya. Dan Dialah pelindung mereka karena amal kebajikan yang mereka kerjakan. 128 وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًاۚ يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِّنَ الْاِنْسِ ۚوَقَالَ اَوْلِيَاۤؤُهُمْ مِّنَ الْاِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَّبَلَغْنَآ اَجَلَنَا الَّذِيْٓ اَجَّلْتَ لَنَا ۗقَالَ النَّارُ مَثْوٰىكُمْ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ wa yauma yaḥsyuruhum jamī'ā, yā ma'syaral-jinni qadistakṡartum minal-ins, wa qāla auliyā`uhum minal-insi rabbanastamta'a ba'ḍunā biba'ḍiw wa balagnā ajalanallażī ajjalta lanā, qālan-nāru maṡwākum khālidīna fīhā illā mā syā`allāh, inna rabbaka ḥakīmun 'alīm Dan ingatlah pada hari ketika Dia mengumpulkan mereka semua dan Allah berfirman, “Wahai golongan jin! Kamu telah banyak menyesatkan manusia.” Dan kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, “Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan dan sekarang waktu yang telah Engkau tentukan buat kami telah datang.” Allah berfirman, “Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain.” Sungguh, Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui. 129 وَكَذٰلِكَ نُوَلِّيْ بَعْضَ الظّٰلِمِيْنَ بَعْضًاۢ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ wa każālika nuwallī ba'ḍaẓ-ẓālimīna ba'ḍam bimā kānụ yaksibụn Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang zalim berteman dengan sesamanya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. 130 يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَقُصُّوْنَ عَلَيْكُمْ اٰيٰتِيْ وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَاۗ قَالُوْا شَهِدْنَا عَلٰٓى اَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰفِرِيْنَ yā ma'syaral-jinni wal-insi a lam ya`tikum rusulum mingkum yaquṣṣụna 'alaikum āyātī wa yunżirụnakum liqā`a yaumikum hāżā, qālụ syahidnā 'alā anfusinā wa garrat-humul-ḥayātud-dun-yā wa syahidụ 'alā anfusihim annahum kānụ kāfirīn Wahai golongan jin dan manusia! Bukankah sudah datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri, mereka menyampaikan ayat-ayat-Ku kepadamu dan memperingatkanmu tentang pertemuan pada hari ini? Mereka menjawab, “Ya, kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.” Tetapi mereka tertipu oleh kehidupan dunia dan mereka telah menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang kafir. 131 ذٰلِكَ اَنْ لَّمْ يَكُنْ رَّبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرٰى بِظُلْمٍ وَّاَهْلُهَا غٰفِلُوْنَ żālika al lam yakur rabbuka muhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā gāfilụn Demikianlah para rasul diutus karena Tuhanmu tidak akan membinasakan suatu negeri secara zalim, sedang penduduknya dalam keadaan lengah belum tahu. 132 وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ wa likullin darajātum mimmā 'amilụ, wa mā rabbuka bigāfilin 'ammā ya'malụn Dan masing-masing orang ada tingkatannya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. 133 وَرَبُّكَ الْغَنِيُّ ذُو الرَّحْمَةِ ۗاِنْ يَّشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَسْتَخْلِفْ مِنْۢ بَعْدِكُمْ مَّا يَشَاۤءُ كَمَآ اَنْشَاَكُمْ مِّنْ ذُرِّيَّةِ قَوْمٍ اٰخَرِيْنَ wa rabbukal-ganiyyu żur-raḥmah, iy yasya` yuż-hibkum wa yastakhlif mim ba'dikum mā yasyā`u kamā ansya`akum min żurriyyati qaumin ākharīn Dan Tuhanmu Mahakaya, penuh rahmat. Jika Dia menghendaki, Dia akan memusnahkan kamu dan setelah kamu musnah akan Dia ganti dengan yang Dia kehendaki, sebagaimana Dia menjadikan kamu dari keturunan golongan lain. 134 اِنَّ مَا تُوْعَدُوْنَ لَاٰتٍۙ وَّمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ inna mā tụ'adụna la`ātiw wa mā antum bimu'jizīn Sesungguhnya apa pun yang dijanjikan kepadamu pasti datang dan kamu tidak mampu menolaknya. 135 قُلْ يٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌۚ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ تَكُوْنُ لَهٗ عَاقِبَةُ الدَّارِۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ qul yā qaumi'malụ 'alā makānatikum innī 'āmil, fa saufa ta'lamụna man takụnu lahụ 'āqibatud-dār, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn Katakanlah Muhammad, “Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat demikian. Kelak kamu akan mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat terbaik di akhirat nanti. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan beruntung. 136 وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ مِمَّا ذَرَاَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْاَنْعَامِ نَصِيْبًا فَقَالُوْا هٰذَا لِلّٰهِ بِزَعْمِهِمْ وَهٰذَا لِشُرَكَاۤىِٕنَاۚ فَمَا كَانَ لِشُرَكَاۤىِٕهِمْ فَلَا يَصِلُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَمَا كَانَ لِلّٰهِ فَهُوَ يَصِلُ اِلٰى شُرَكَاۤىِٕهِمْۗ سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ wa ja'alụ lillāhi mimmā żara`a minal-ḥarṡi wal-an'āmi naṣīban fa qālụ hāżā lillāhi biza'mihim wa hāżā lisyurakā`inā, fa mā kāna lisyurakā`ihim fa lā yaṣilu ilallāh, wa mā kāna lillāhi fa huwa yaṣilu ilā syurakā`ihim, sā`a mā yaḥkumụn Dan mereka menyediakan sebagian hasil tanaman dan hewan bagian untuk Allah sambil berkata menurut persangkaan mereka, “Ini untuk Allah dan yang ini untuk berhala-berhala kami.” Bagian yang untuk berhala-berhala mereka tidak akan sampai kepada Allah, dan bagian yang untuk Allah akan sampai kepada berhala-berhala mereka. Sangat buruk ketetapan mereka itu. 137 وَكَذٰلِكَ زَيَّنَ لِكَثِيْرٍ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ قَتْلَ اَوْلَادِهِمْ شُرَكَاۤؤُهُمْ لِيُرْدُوْهُمْ وَلِيَلْبِسُوْا عَلَيْهِمْ دِيْنَهُمْۗ وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ wa każālika zayyana likaṡīrim minal-musyrikīna qatla aulādihim syurakā`uhum liyurdụhum wa liyalbisụ 'alaihim dīnahum, walau syā`allāhu mā fa'alụhu fa żar-hum wa mā yaftarụn Dan demikianlah berhala-berhala mereka setan menjadikan terasa indah bagi banyak orang-orang musyrik membunuh anak-anak mereka, untuk membinasakan mereka dan mengacaukan agama mereka sendiri. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak akan mengerjakannya. Biarkanlah mereka bersama apa kebohongan yang mereka ada-adakan. 138 وَقَالُوْا هٰذِهٖٓ اَنْعَامٌ وَّحَرْثٌ حِجْرٌ لَّا يَطْعَمُهَآ اِلَّا مَنْ نَّشَاۤءُ بِزَعْمِهِمْ وَاَنْعَامٌ حُرِّمَتْ ظُهُوْرُهَا وَاَنْعَامٌ لَّا يَذْكُرُوْنَ اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهَا افْتِرَاۤءً عَلَيْهِۗ سَيَجْزِيْهِمْ بِمَا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ wa qālụ hāżihī an'āmuw wa ḥarṡun ḥijrul lā yaṭ'amuhā illā man nasyā`u biza'mihim wa an'āmun ḥurrimat ẓuhụruhā wa an'āmul lā yażkurụnasmallāhi 'alaihaftirā`an 'alaīh, sayajzīhim bimā kānụ yaftarụn Dan mereka berkata menurut anggapan mereka, “Inilah hewan ternak dan hasil bumi yang dilarang, tidak boleh dimakan, kecuali oleh orang yang kami kehendaki.” Dan ada pula hewan yang diharamkan tidak boleh ditunggangi, dan ada hewan ternak yang ketika disembelih boleh tidak menyebut nama Allah, itu sebagai kebohongan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas semua yang mereka ada-adakan. 139 وَقَالُوْا مَا فِيْ بُطُوْنِ هٰذِهِ الْاَنْعَامِ خَالِصَةٌ لِّذُكُوْرِنَا وَمُحَرَّمٌ عَلٰٓى اَزْوَاجِنَاۚ وَاِنْ يَّكُنْ مَّيْتَةً فَهُمْ فِيْهِ شُرَكَاۤءُ ۗسَيَجْزِيْهِمْ وَصْفَهُمْۗ اِنَّهٗ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ wa qālụ mā fī buṭụni hāżihil-an'āmi khāliṣatul liżukụrinā wa muḥarramun 'alā azwājinā, wa iy yakum maitatan fa hum fīhi syurakā`, sayajzīhim waṣfahum, innahụ ḥakīmun 'alīm Dan mereka berkata pula, “Apa yang ada di dalam perut hewan ternak ini khusus untuk kaum laki-laki kami, haram bagi istri-istri kami.” Dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati, maka semua boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas atas ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Mahabijaksana, Maha Mengetahui. 140 قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ قَتَلُوْٓا اَوْلَادَهُمْ سَفَهًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّحَرَّمُوْا مَا رَزَقَهُمُ اللّٰهُ افْتِرَاۤءً عَلَى اللّٰهِ ۗقَدْ ضَلُّوْا وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ qad khasirallażīna qatalū aulādahum safaham bigairi 'ilmiw wa ḥarramụ mā razaqahumullāhuftirā`an 'alallāh, qad ḍallụ wa mā kānụ muhtadīn Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anaknya karena kebodohan tanpa pengetahuan, dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat-buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk. 141 ۞ وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ جَنّٰتٍ مَّعْرُوْشٰتٍ وَّغَيْرَ مَعْرُوْشٰتٍ وَّالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا اُكُلُهٗ وَالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ كُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖٓ اِذَآ اَثْمَرَ وَاٰتُوْا حَقَّهٗ يَوْمَ حَصَادِهٖۖ وَلَا تُسْرِفُوْا ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَۙ wa huwallażī ansya`a jannātim ma'rụsyātiw wa gaira ma'rụsyātiw wan-nakhla waz-zar'a mukhtalifan ukuluhụ waz-zaitụna war-rummāna mutasyābihaw wa gaira mutasyābih, kulụ min ṡamarihī iżā aṡmara wa ātụ ḥaqqahụ yauma ḥaṣādihī wa lā tusrifụ, innahụ lā yuḥibbul-musrifīn Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa bentuk dan warnanya dan tidak serupa rasanya. Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya zakatnya pada waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan, 142 وَمِنَ الْاَنْعَامِ حَمُوْلَةً وَّفَرْشًا ۗ كُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌۙ wa minal-an'āmi ḥamụlataw wa farsyā, kulụ mimmā razaqakumullāhu wa lā tattabi'ụ khuṭuwātisy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīn dan di antara hewan-hewan ternak itu ada yang dijadikan pengangkut beban dan ada pula yang untuk disembelih. Makanlah rezeki yang diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu, 143 ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍۚ مِنَ الضَّأْنِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْمَعْزِ اثْنَيْنِۗ قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ الْاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ الْاُنْثَيَيْنِۗ نَبِّئُوْنِيْ بِعِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ṡamāniyata azwāj, minaḍ-ḍa`niṡnaini wa minal-ma'ziṡnaīn, qul āż-żakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat 'alaihi ar-ḥāmul-unṡayaīn, nabbi`ụnī bi'ilmin ing kuntum ṣādiqīn ada delapan hewan ternak yang berpasangan empat pasang; sepasang domba dan sepasang kambing. Katakanlah, “Apakah yang diharamkan Allah dua yang jantan atau dua yang betina atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Terangkanlah kepadaku berdasar pengetahuan jika kamu orang yang benar.” 144 وَمِنَ الْاِبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِۗ قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ الْاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ الْاُنْثَيَيْنِۗ اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ وَصّٰىكُمُ اللّٰهُ بِهٰذَاۚ فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا لِّيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ wa minal-ibiliṡnaini wa minal-baqariṡnaīn, qul āż-żakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat 'alaihi ar-ḥāmul-unṡayaīn, am kuntum syuhadā`a iż waṣṣākumullāhu bihāżā, fa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każibal liyuḍillan-nāsa bigairi 'ilm, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn Dan dari unta sepasang dan dari sapi sepasang. Katakanlah, “Apakah yang diharamkan dua yang jantan atau dua yang betina, atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Apakah kamu menjadi saksi ketika Allah menetapkan ini bagimu? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah untuk menyesatkan orang-orang tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. 145 قُلْ لَّآ اَجِدُ فِيْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلٰى طَاعِمٍ يَّطْعَمُهٗٓ اِلَّآ اَنْ يَّكُوْنَ مَيْتَةً اَوْ دَمًا مَّسْفُوْحًا اَوْ لَحْمَ خِنْزِيْرٍ فَاِنَّهٗ رِجْسٌ اَوْ فِسْقًا اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَاِنَّ رَبَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ qul lā ajidu fī mā ụḥiya ilayya muḥarraman 'alā ṭā'imiy yaṭ'amuhū illā ay yakụna maitatan au damam masfụḥan au laḥma khinzīrin fa innahụ rijsun au fisqan uhilla ligairillāhi bih, fa maniḍṭurra gaira bāgiw wa lā 'ādin fa inna rabbaka gafụrur raḥīm Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati bangkai, darah yang mengalir, daging babi – karena semua itu kotor – atau hewan yang disembelih bukan atas nama Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa bukan karena menginginkan dan tidak melebihi batas darurat maka sungguh, Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang. 146 وَعَلَى الَّذِيْنَ هَادُوْا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِيْ ظُفُرٍۚ وَمِنَ الْبَقَرِ وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُوْمَهُمَآ اِلَّا مَا حَمَلَتْ ظُهُوْرُهُمَآ اَوِ الْحَوَايَآ اَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍۗ ذٰلِكَ جَزَيْنٰهُمْ بِبَغْيِهِمْۚ وَاِنَّا لَصٰدِقُوْنَ wa 'alallażīna hādụ ḥarramnā kulla żī ẓufur, wa minal-baqari wal-ganami ḥarramnā 'alaihim syuḥụmahumā illā mā ḥamalat ẓuhụruhumā awil-ḥawāyā au makhtalaṭa bi'aẓm, żālika jazaināhum bibagyihim, wa innā laṣādiqụn Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan semua hewan yang berkuku, dan Kami haramkan kepada mereka lemak sapi dan domba, kecuali yang melekat di punggungnya, atau yang dalam isi perutnya, atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami menghukum mereka karena kedurhakaannya. Dan sungguh, Kami Mahabenar. 147 فَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ رَّبُّكُمْ ذُوْ رَحْمَةٍ وَّاسِعَةٍۚ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُهٗ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ fa ing każżabụka fa qur rabbukum żụ raḥmatiw wāsi'ah, wa lā yuraddu ba`suhụ 'anil-qaumil-mujrimīn Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah, “Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas, dan siksa-Nya kepada orang-orang yang berdosa tidak dapat dielakkan.” 148 سَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا لَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَآ اَشْرَكْنَا وَلَآ اٰبَاۤؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍۗ كَذٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتّٰى ذَاقُوْا بَأْسَنَاۗ قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوْهُ لَنَاۗ اِنْ تَتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَخْرُصُوْنَ sayaqụlullażīna asyrakụ lau syā`allāhu mā asyraknā wa lā ābā`unā wa lā ḥarramnā min syaī`, każālika każżaballażīna ming qablihim ḥattā żāqụ ba`sanā, qul hal 'indakum min 'ilmin fa tukhrijụhu lanā, in tattabi'ụna illaẓ-ẓanna wa in antum illā takhruṣụn Orang-orang musyrik akan berkata, “Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya, begitu pula nenek moyang kami, dan kami tidak akan mengharamkan apa pun.” Demikian pula orang-orang sebelum mereka yang telah mendustakan para rasul sampai mereka merasakan azab Kami. Katakanlah Muhammad, “Apakah kamu mempunyai pengetahuan yang dapat kamu kemukakan kepada kami? Yang kamu ikuti hanya persangkaan belaka, dan kamu hanya mengira.” 149 قُلْ فَلِلّٰهِ الْحُجَّةُ الْبَالِغَةُۚ فَلَوْ شَاۤءَ لَهَدٰىكُمْ اَجْمَعِيْنَ qul falillāhil-ḥujjatul-bāligah, falau syā`a lahadākum ajma'īn Katakanlah Muhammad, “Alasan yang kuat hanya pada Allah. Maka kalau Dia menghendaki, niscaya kamu semua mendapat petunjuk.” 150 قُلْ هَلُمَّ شُهَدَاۤءَكُمُ الَّذِيْنَ يَشْهَدُوْنَ اَنَّ اللّٰهَ حَرَّمَ هٰذَاۚ فَاِنْ شَهِدُوْا فَلَا تَشْهَدْ مَعَهُمْۚ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ وَهُمْ بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ qul halumma syuhadā`akumullażīna yasy-hadụna annallāha ḥarrama hāżā, fa in syahidụ fa lā tasy-had ma'ahum, wa lā tattabi' ahwā`allażīna każżabụ bi`āyātinā wallażīna lā yu`minụna bil-ākhirati wa hum birabbihim ya'dilụn Katakanlah Muhammad, “Bawalah saksi-saksimu yang dapat membuktikan bahwa Allah mengharamkan ini.” Jika mereka memberikan kesaksian, engkau jangan ikut pula memberikan kesaksian bersama mereka. Jangan engkau ikuti keinginan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, dan mereka mempersekutukan Tuhan. 151 ۞ قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ مِّنْ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِيَّاهُمْ ۚوَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَۚ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ qul ta'ālau atlu mā ḥarrama rabbukum 'alaikum allā tusyrikụ bihī syai`aw wa bil-wālidaini iḥsānā, wa lā taqtulū aulādakum min imlāq, naḥnu narzuqukum wa iyyāhum, wa lā taqrabul-fawāḥisya mā ẓahara min-hā wa mā baṭan, wa lā taqtulun-nafsallatī ḥarramallāhu illā bil-ḥaqq, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum ta'qilụn Katakanlah Muhammad, “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti. 152 وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗ ۚوَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِۚ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۚ وَاِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوْا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْاۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَۙ wa lā taqrabụ mālal-yatīmi illā billatī hiya aḥsanu ḥattā yabluga asyuddah, wa auful-kaila wal-mīzāna bil-qisṭ, lā nukallifu nafsan illā wus'ahā, wa iżā qultum fa'dilụ walau kāna żā qurbā, wa bi'ahdillāhi aufụ, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum tażakkarụn Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai usia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabatmu dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat.” 153 وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ wa anna hāżā ṣirāṭī mustaqīman fattabi'ụh, wa lā tattabi'us-subula fa tafarraqa bikum 'an sabīlih, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum tattaqụn Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lain yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa. 154 ثُمَّ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ تَمَامًا عَلَى الَّذِيْٓ اَحْسَنَ وَتَفْصِيْلًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لَّعَلَّهُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُوْنَ ṡumma ātainā mụsal-kitāba tamāman 'alallażī aḥsana wa tafṣīlal likulli syai`iw wa hudaw wa raḥmatal la'allahum biliqā`i rabbihim yu`minụn Kemudian Kami telah memberikan kepada Musa Kitab Taurat untuk menyempurnakan nikmat Kami kepada orang yang berbuat kebaikan, untuk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman akan adanya pertemuan dengan Tuhannya. 155 وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۙ wa hāżā kitābun anzalnāhu mubārakun fattabi'ụhu wattaqụ la'allakum tur-ḥamụn Dan ini adalah Kitab Al-Qur'an yang Kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat, 156 اَنْ تَقُوْلُوْٓا اِنَّمَآ اُنْزِلَ الْكِتٰبُ عَلٰى طَاۤىِٕفَتَيْنِ مِنْ قَبْلِنَاۖ وَاِنْ كُنَّا عَنْ دِرَاسَتِهِمْ لَغٰفِلِيْنَۙ an taqụlū innamā unzilal-kitābu 'alā ṭā`ifataini ming qablinā wa ing kunnā 'an dirāsatihim lagāfilīn Kami turunkan Al-Qur'an itu agar kamu tidak mengatakan, “Kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan sebelum kami Yahudi dan Nasrani dan sungguh, kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca,” 157 اَوْ تَقُوْلُوْا لَوْ اَنَّآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا الْكِتٰبُ لَكُنَّآ اَهْدٰى مِنْهُمْۚ فَقَدْ جَاۤءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ ۚفَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَصَدَفَ عَنْهَا ۗسَنَجْزِى الَّذِيْنَ يَصْدِفُوْنَ عَنْ اٰيٰتِنَا سُوْۤءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوْا يَصْدِفُوْنَ au taqụlụ lau annā unzila 'alainal-kitābu lakunnā ahdā min-hum, fa qad jā`akum bayyinatum mir rabbikum wa hudaw wa raḥmah, fa man aẓlamu mim mang każżaba bi`āyātillāhi wa ṣadafa 'an-hā, sanajzillażīna yaṣdifụna 'an āyātinā sū`al-'ażābi bimā kānụ yaṣdifụn atau agar kamu tidak mengatakan, “Jikalau Kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk daripada mereka.” Sungguh, telah datang kepadamu penjelasan yang nyata, petunjuk dan rahmat dari Tuhanmu. Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak, Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan azab yang keras, karena mereka selalu berpaling. 158 هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ اَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ ۗيَوْمَ يَأْتِيْ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا اِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ اٰمَنَتْ مِنْ قَبْلُ اَوْ كَسَبَتْ فِيْٓ اِيْمَانِهَا خَيْرًاۗ قُلِ انْتَظِرُوْٓا اِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ hal yanẓurụna illā an ta`tiyahumul-malā`ikatu au ya`tiya rabbuka au ya`tiya ba'ḍu āyāti rabbik, yauma ya`tī ba'ḍu āyāti rabbika lā yanfa'u nafsan īmānuhā lam takun āmanat ming qablu au kasabat fī īmānihā khairā, qulintaẓirū innā muntaẓirụn Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, atau kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau belum berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Kami pun menunggu.” 159 اِنَّ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَكَانُوْا شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِيْ شَيْءٍۗ اِنَّمَآ اَمْرُهُمْ اِلَى اللّٰهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ innallażīna farraqụ dīnahum wa kānụ syiya'al lasta min-hum fī syaī`, innamā amruhum ilallāhi ṡumma yunabbi`uhum bimā kānụ yaf'alụn Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi terpecah dalam golongan-golongan, sedikit pun bukan tanggung jawabmu Muhammad atas mereka. Sesungguhnya urusan mereka terserah kepada Allah. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. 160 مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ man jā`a bil-ḥasanati fa lahụ 'asyru amṡālihā, wa man jā`a bis-sayyi`ati fa lā yujzā illā miṡlahā wa hum lā yuẓlamụn Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan dizalimi. 161 قُلْ اِنَّنِيْ هَدٰىنِيْ رَبِّيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ ەۚ دِيْنًا قِيَمًا مِّلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًاۚ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ qul innanī hadānī rabbī ilā ṣirāṭim mustaqīm, dīnang qiyamam millata ibrāhīma ḥanīfā, wa mā kāna minal-musyrikīn Katakanlah Muhammad, “Sesungguhnya Tuhanku telah memberiku petunjuk ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus. Dia Ibrahim tidak termasuk orang-orang musyrik.” 162 قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ qul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-'ālamīn Katakanlah Muhammad, “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, 163 لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚوَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ lā syarīka lah, wa biżālika umirtu wa ana awwalul-muslimīn tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri muslim.” 164 قُلْ اَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْغِيْ رَبًّا وَّهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍۗ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ اِلَّا عَلَيْهَاۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۚ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ qul a gairallāhi abgī rabbaw wa huwa rabbu kulli syaī`, wa lā taksibu kullu nafsin illā 'alaihā, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, ṡumma ilā rabbikum marji'ukum fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn Katakanlah Muhammad, “Apakah patut aku mencari tuhan selain Allah, padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap perbuatan dosa seseorang, dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.” 165 وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَكُمْ خَلٰۤىِٕفَ الْاَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْۗ اِنَّ رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ wa huwallażī ja'alakum khalā`ifal-arḍi wa rafa'a ba'ḍakum fauqa ba'ḍin darajātil liyabluwakum fī mā ātākum, inna rabbaka sarī'ul-'iqābi wa innahụ lagafụrur raḥīm Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia mengangkat derajat sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas karunia yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. BerikutnyaSurat Al A'raf
QS6:103 Quran Surat Al An'am Ayat 103 terjemah bahasa indonesia oleh kementrian agama republik indonesia (Kemenag) atau departemen agama (Depag) Muhammad Quraish Shihab, tafsir jalalain (Jalal ad-Din al-Mahalli dan Jalal ad-Din as-Suyuti. disertai juga dengan terjemahan bahasa malaysia oleh Abdullah Muhammad Basmeih. Al An'am dalam bahasa arab ditulis سورة الأنعام yang berarti